14. Setia Kawan

310 70 4
                                    

"Mau dengar sesuatu?"

Sam dan Vicky yang tengah larut dengan menu makan siang merekapun sontak menoleh kepada yang bersuara barusan dan secara kompak menaikkan dagu mereka bersamaan. Jayden, si pemilik pertanyaan, nampak mengangkat kedua tangannya lalu mengusap dua permukaan telapak tangannya satu sama lain sebelum mengatakan sesuatu.

"Bener mau denger ya?" Tanyanya lagi.

"Mau dengar mau enggak pun, pasti ujung-ujungnya gue denger," jawab Sam si paling tahu tentang pria di sampingnya itu.

"Oke, gue kasih tahu suatu fakta sama kalian,"

Drt!

"Eh?" Vicky yang merasakan getaran pada ponsel disaku celananyapun sontak merogoh saku dari celana denim yang ia kenakan, lalu membaca pesan yang masuk di dalam sana.

Sontak pula Sam yang melihat gadis dihadapannya itu tengah asik membaca sesuatu pada layar ponsel ditangannya, merotasi bola mata malas dan melirik kepada Jayden yang gagal melanjutkan cerita. "Kebanyakan tarik-ulur sih lo," ucapnya dengan suara pelan kepada pria berpakaian necis satu itu.

"Kak Sam!"

Suara panggilan yang datangnya berasal dari Vicky itupun berhasil membuat Sam nan hendak menyuapkan nasi kedalam mulut, refleks mengurungkan niatnya dan beralih menatap kepada gadis di depannya ini. Vicky tengah mengarahkan layar ponselnya kepada Sam, meminta pria itu membaca pesan yang tertera disana.

Maka kini Sam pun membaca rentetan kata nan berada di depan matanya itu, diikuti Jayden yang juga penasaran sekalipun ia tidak diajak.

Fr : Liza
To : Vicky

Vic, aku mengundurkan diri dari sampul majalah kampus jadinya. Aku gak tahu teman-teman lain gimana, tapi aku tetap akan mengundurkan diri krn aku tahu penyebab kamu gak dipilih kmrn.

Fr : Liza
To : Vicky

Ternyata ketua panitia dari perwakilan mahasiswa yang terlibat dalam proses pemilihan itu adalah Kak Bunga. Kamu tahu dia gak? Kalau gak tahu, dia itu mahasiswi berprestasi yang suka sama Kak Sam. Tapi karena dia tahu kamu pacarnya Kak Sam, jadinya dia gak lolosin kamu. Jahat kan?

"NAH INI YANG MAU GUE BILANG!" Jayden menyentil layar ponsel Vicky sekali, lalu telapak tangannya mendarat menepuk bahu kiri Sam yang tidak salah apa-apa.

"Soal Bunga Becca?" Tanya Sam yang ternyata masih hafal nama oknum yang dimaksud.

"Kalau itu mah Bunga Bangkai lebih cocoknya. Ortunya salah ngasih nama tuh kemarin!" Ujar Jayden tidak terima.

Percakapan yang barusan terjalin antara dua pria dihadapannya ini sungguh terasa membingungkan bagi Vicky. Sebenarnya ia bisa mengacuhkan nama-nama asing nan terucap dari mulut Sam maupun Jayden--seperti biasanya. Namun berhubung kali ini sosok yang dimaksud memiliki kaitan dengan dirinya, maka timbul sedikit rasa penasaran dari gadis bersurai panjang tersebut.

Ia ingin tahu tentang masa lalu Sam dan mahasiswi bernama Bunga itu.

"Sebenernya gak perlu terlalu dipikirin sih, soalnya kalau bahas fans pacar lo ini Vic, gak bakalan ada habisnya. Bukannya mau nyombongin temen sendiri, tapi kebetulan fans-fans dia aneh semua," Jayden menunjuk ke arah Sam, sementara yang ditunjuk kembali melanjutkan aktivitas makan malamnya tanpa peduli apapun. "Syukur dia orangnya ga pedulian. Kalau gue diposisi dia, pasti gue stress disukain sama cewek-cewek brutal begitu."

"Ya makanya bukan lo yang Tuhan kirimin nasib kayak begini." Tak mau kalah, Sam masih bisa-bisanya membalas dengan kondisi mulut penuh akan makanan.

"Ya ya ya, terserah lo lah." Jayden mengibas-kibaskan tangannya di udara sebelum menghadapkan tubuh kepada Vicky. Ia bahkan meletakkan lengannya diatas meja, tersenyum bak bersiap tuk bertanya sesuatu kepada gadis itu. "Tapi Vicky pernah denger tentang Bunga kan?" Tanya Jayden yang dijawab dengan gelengan kepala Vicky.

MR. PRANKSTERWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu