8. Kesadaran

352 71 14
                                    

"Kak Jayden itu anak orang kaya ya?"

Sam nan tengah memotongkan daging untuk Vicky sontak melirik ke arah gadis itu dan di dapatinya arah pandangan Vicky yang nampak tengah mengitari seluruh sisi ruangan ini. Bahkan hingga sudut terjauh yang bisa ia lihat. Walhasil Sam pun jadi ikut melakukan hal serupa dan mengangguk mengiyakan.

"Kalau gue bilang enggak, kayaknya juga lo gak bakal percaya kan?" Jawab Sam.

"Iya sih, hehehe." Vicky terkekeh pelan dan kembali menyuapkan satu daging ke mulutnya, lalu kedua matanya terbelak begitu tekstur lembut serta rasa manis pada daging di tersebut melebur di dalam mulut. Sam sudah tak heran lagi melihat reaksi seperti itu, sebab sedari tadi Vicky pasti memberikan reaksi yang sama ketika menyuapkan sepotong daging kedalam mulutnya.

 Sam sudah tak heran lagi melihat reaksi seperti itu, sebab sedari tadi Vicky pasti memberikan reaksi yang sama ketika menyuapkan sepotong daging kedalam mulutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku gak nyangka loh kalau kak Jayden bisa masak?" Ucap Vicky sembari terus mengunyah.

"Kira-kira seperti itulah perasaan yang gue alami ketika tahu lo bisa masak sup kepiting." Balas Sam langsung, dan Vicky terkekeh mendengarnya.

"Hm, terus..."

"Bisa makan dulu sampai selesai gak sih baru bicara?" Sela Sam ketika Vicky kembali hampir menanyakan sesuatu lagi kepadanya. Namun gadis bersurai panjang itu nampak mengerutkan dagu lalu menepuk lengan Sam sekilas, "Janji ini pertanyaan terakhir." Katanya.

"Ya udah, apa?" Akhirnya pria itu mengalah.

"Hm, kak Jayden memangnya punya kakak perempuan ya?" Tanya Vicky hati-hati. Tapi tak tahu dimana titik kesalahan dari pertanyaannya barusan, sebab tiba-tiba kunyahan pada mulut Sam sontak terhenti dan pria itu membalas tatapan Vicky dengan sorot yang terasa ambigu.

"Iya," jawab pria itu langsung, "tapi meninggal tahun lalu." Sambungnya.

Flashback.

Sam tak pernah bisa lupa suasana pada sore hari itu. Mulai dari aroma tanah basah, bunga tabur, hingga aroma kopi pada tubuh Jayden yang sangat lekat akan pria itu.

Ya, disinilah ia sekarang. Disebuah pemakaman keluarga yang hanya didatangi oleh kerabat dekat keluarga itu saja. Tak ada yang ia lakukan sejak prosesi pemakaman selesai satu jam lalu. Ia hanya mengusap pundak sang sahabat semampu yang ia bisa, bertujuan memberi kekuatan pada Jayden nan sangat terpukul akan kejadian ini.

"Seharusnya gue gak pernah menormalisasi semua yang kakak gue lakukan saat itu, Sam." Jayden meremas figura bermuatkan gambar sang kakak yang tengah tersenyum manis menatap kamera. Ia menciumi pinggiran figura berwarna emas tersebut, menundukkan kepala dengan semua rasa bersalah yang bertumpu diatas pundaknya.

"Ini bukan salah lo, Jayden." Balas Sam menguatkan.

Jika dipikir-pikir, Sam juga sebenarnya sedikit merinding ketika mendapat kabar dari Jayden bahwa sang kakak tengah berada di ruang ICU. Awalnya Sam kira, kakak dari sahabatnya itu hanya sakit biasa seperti yang sering terjadi sebelumnya. Namun kali ini ternyata bukan sembarang sakit lagi. Jenaya--kakaknya Jayden--dikabarkan kritis.

MR. PRANKSTERWhere stories live. Discover now