25. Buku Baru

291 63 4
                                    

"Pura-pura pacaran?" Vicky mengulang kalimat Jayden barusan.

Ting!

Kali ini tidak ada balasan dari pria berahang tajam itu, sebab Jayden sudah melengos pergi meninggalkan Vicky di dalam kotak alumunium tersebut begitu pintu terbuka. Sadar bahwa mereka telah tiba di lantai tujuan, maka gadis bersurai panjang itupun langsung berlari kecil demi menjangkau keberadaan Jayden yang sudah beberapa langkah di depannya.

Namun sayang, kaki panjang Jayden terlebih dahulu membawa pria itu ke depan pintu kamar Sam, dan Vicky tak sempat menahannya lagi.

Tok! Tok! Tok!

Ia mengetuk pintu kamar itu berulang kali, menunggu si empunya ruang membukakan pintu untuknya. Lewat ekor mata pria itu, ia bisa melihat Vicky tengah berjalan menghampirinya untuk menahan upayanya bertemu dengan Sam. Jika sudah begini, ingin rasanya ia mendobrak pintu dan bertemu Sam lebih cepat daripada harus berhadapan dengan kekasih pria itu.

Ralat, kekasih bohongan.

"Kak Jayden, kok Kakak langsung pergi?" Tanya Vicky, dan pria itu tak menjawab. Alih-alih membuka mulut, sepertinya ia lebih sudi mengerahkan tenaga tuk mengetuk pintu lebih kuat lagi.

Maka kini, terdengar suara pintu terbuka dari dalam sana, dan Vicky nampak mengigit bibir bawahnya cemas sekarang. Pasalnya dihadapannya kini, Sam terlihat sangat lugu tanpa memikirkan apapun yang akan terjadi kepadanya sebentar lagi, sementara Jayden justru seperti pemburu nan siap melontarkan pelurunya pada sasaran terempuk.

"K-kak Sam?" Bisiknya lagi setengah suara.

Sam sempat melihatnya sekilas, lalu beralih menatap Jayden dengan tatapan polos tanpa tersirat apapun di dalam biji matanya. "Kenapa?" Itu pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Sam. Ia bahkan tidak tahu kenapa langsung melontarkan kata itu tepat setelah melihat bagaimana Vicky dan Jayden secara tiba-tiba muncul di depan pintu apartemennya.

"Gue mau minta penjelasan sama lo." Begitulah jawaban Jayden.

"Tentang?" Tanya Sam balik.

Maka kini pria berahang tajam itupun menolehkan wajahnya kesamping, menatap manik mata Vicky untuk pertama kalinya sejak interaksi canggung mereka di dalam lift. Vicky mengerjapkan mata berkali-kali, masih dengan raut kecemasan yang ia punya. Namun Jayden hanya menggeserkan dagunya sekilas ke arah pintu apartemen Vicky, sebelum berkata, "Lo masuk gih, gak usah ikut campur," ucap pria itu sebelum melengos masuk ke dalam apartemen Sam, menubruk bahu di empunya ruang nan masih menghalangi langkahnya tadi.

Setelah itu, Sam hanya menatap Vicky dengan tatapan bertanya-tanya. Namun belum juga Vicky memberi penjelasan, pria itu ikut melakukan hal yang sama seperti yang barusan Jayden lakukan kepadanya--memberi kode agar Vicky masuk ke apartemennya--sebelum ia menutup pintu kamar dan setelah itu Vicky tak tahu lagi perang seperti apa nan akan tercipta di dalam.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sam menutup pintu dan dilihatnya Jayden tengah berdiri di dekat jendela nan memampang pemandangan diluar sana. Dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada, tatapan pria itu menyimpan beragam makna yang tak dapat Sam terjemahkan. Namun berhubung mereka sudah berteman lama, satu hal yang Sam tahu, bahwa ia mungkin melakukan kesalahan yang Jayden tak suka.

Tapi apa itu?

"Mau gue buatin kopi?" Tanya Sam sembari menggaruk kepala belakangnya dan berjalan menuju dapur.

"Gak usah," jawab Jayden langsung.

Maka spontan saja langkah kaki Sam berhenti dan iapun berbalik arah untuk menghampiri Jayden di dekat jendela ruangan. Didudukannya tubuhnya pada sandaran sofa yang membelakangi mereka, menunggu Jayden membuka suara.

MR. PRANKSTERWhere stories live. Discover now