4. Jatuh ke dalam Lubang

447 77 12
                                    

"Kenapa lo panggil Sam itu Sammy? Nama dia kan bukan Sammy?" Tanya Aysha kepada dua pria disamping kanan dan di depannya ini.

Mendengar itu, mau Sam dan Jayden sama-sama hanya saling bertukar pandang lalu kembali fokus menikmati cake coklat yang ada pada masing-masing mereka. Sam si pemilik nama hanya menggendikkan kedua bahunya, menggerakkan dagu kepada Jayden, seolah memberi arahan supaya Aysha menanyakan hal tersebut kepada Jayden saja, si pembuat ulah.

"Itu panggilan sayang gue buat Sam, soalnya nama dia singkat banget, gak enak gue nyebutnya," Jayden menelan isi di dalam mulutnya lalu kembali bersuara, "Kenapa sih nama lo singkat banget?" Tanya Jayden pada Sam.

"Tanya nyokap gue lah, dia yang kasih nama."

"Ye, kalau itu juga gue tahu."

Sam tersenyum miring melihat raut wajah malas dari Jayden. Begitupun Aysha, wanita bersurai panjang itu nampak menoleh kepada Jay, dan pria itu segera memasang senyumnya ketika manik mata mereka bertemu. Tentu saja ia tersenyum, sebab pria mana yang tak mau dilihat wajah cemberutnya oleh sosok wanita yang ia sukai bukan?

"Astaga Vicky!"

Ditengah-tengah tatapan nan tengah bertaut antara dua insan itu, suara keterkejutan dari Sam sontak membuat Jayden maupun Aysha langsung menoleh ke oknum yang namanya dipanggil Sam barusan. Ya, adik tingkat mereka yang sedari tadi diam seribu bahasa itu ternyata tengah menikmati kue coklatnya sampai seluruh mulutnya belepotan terkena lelehan coklat di dalam kue tersebut.

Langsung saja Sam mengambil beberapa lembar tissue diatas meja dan menarik dagu Vicky supaya wajah gadis itu menghadap kepadanya. Dengan raut wajah mengerut seperi tengah mendumel di dalam hati, Sam membersihkan noda pada wajah cantik Vicky sampai bersih sempurna. Ia benar-benar membersihkan semuanya dengan baik, terkhusus pada bagian bibir gadis tersebut yang paling belepotan.

"Vicky... Vicky, bajunya udah cantik kayak anak kuliahan, tapi makannya kok masih belepotan?" Tanya Jayden tenang, sementara Aysha hanya tersenyum dan menunduk.

Seolah tak sadar bahwa tindakannya tadi cukup menggemparkan orang-orang disekitarnya--terkhusus Sam--Vicky hanya terdiam lugu sembari mengambil potongan kue lain untuk dia makan. Lagi-lagi Sam hanya bisa menghela nafas berat, namun begitu Vicky menoleh kepadanya seolah meminta izin apakah ia bisa memakan kue tersebut, Sam hanya memberikan senyuman penuh paksaan lalu mengangguk dengan mata terpejam.

"Daripada lo diem karena gak punya temen ngobrol, gak apa-apa deh lo makan semuanya." Pria itu merapihkan sedikit surai panjang Vicky yang sedikit berantakan, lalu kembali menghadap kedepan. Dimana sekarang, tatapan mata Jayden serta Aysha tengah mengarah kepadanya penuh makna.

Bagi Jayden, perhatian Sam kepada Vicky mungkin murni sebagai kakak dan adik semata. Lagipula jika bersama Johny pun, Sam pasti akan melakukan hal yang sama. Hanya saja, gadis nan duduk disamping Jayden itu pasti menangkap makna yang berbeda. Persetanlah, Sam tak berniat mengklarifikasi semuanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

09.00 p.m.

Sudah jam 9 malam dan acara dansanya benar-benar baru dimulai. Jayden dan Aysha nampak tengah berdansa mesra di lantai dansa sana. Walau Sam bisa merasakan kekakuan diantara mereka, namun Jayden seperti tengah berusaha menyamankan suasana dengan mengajak Aysha bicara, sehingga gadis nan tengah melingkarkan tangannya pada tengkuk pria itu sesekali tersenyum tipis mendengar gurauan Jayden.

Ya, Sam paham betul bahwa Jayden memang suka membuat lelucon.

Lain halmya dengan Sam dan Vicky. Kedua insan tersebut belum sama sekali menginjak lantai dansa hingga detik ini. Sam tahu bahwa Vicky tak bisa berdansa, dan ia tak mau mempermalukan gadis itu disana nanti. Walhasil sedari tadi mereka hanya duduk dengan posisi berjauhan--namun masih di sofa yang sama--sembari menatapi para pasangan dansa yang tengah menikmati alunan musik.

MR. PRANKSTERNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ