17

30.3K 3.8K 2K
                                    

🦋🦋🦋

Happy Reading

🦋🦋🦋

••••••••••

"Kalau memang kamu benar-benar mencintai anak saya, kenapa membiarkannya sampai terluka seperti ini?" Tatapan sinis yang Raka arahkan pada Arsen dibalas dengan tatapan tegasnya.

"Saya sudah beberapa kali melarangnya, tapi tetap tidak bisa meruntuhkan tekadnya itu." Jawab Arsen tenang.

Emillie mengangguk seraya menatap Nura,
"Ya. Sebagai orang tuanya, Tante juga sangat tau bagaimana watak anak Tante satu ini." Emillie mengusap surai Nura lembut, lalu mendongak menatap Arsen dengan tersenyum.
"Hal yang sudah dia putuskan tidak akan bisa dihentikan oleh siapapun."

Arsen mengangguk menyetujui,
"Ya, dia memang seperti itu."

"Sebagai seorang ayah, saya meminta jaminan jikalau kamu meninggalkan anak saya suatu saat nanti."

Wajah tegasnya terlihat sangat berwibawa, menatap Raka tanpa keraguan sedikitpun.
"Saya menjamin dengan kedua tangan saya untuk tidak akan meninggalkan putri--err--" ucapan Arsen terhenti, bingung menyebut Raka dengan sebutan apa.

"Panggil saja ayah. Dan juga, jangan terlalu formal."

Semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut termasuk Arsen. Segampang ini menerima restu dari Raka? Arsen tak menduganya sama sekali, bahkan dia sudah akan mengatakan memberikan seluruh hartanya pada Nura sebagai jaminan jikalau Raka tidak puas dengan perkataannya, tidak peduli terhadap Ale yang mungkin akan menggantungnya di atas api unggun yang menyala.

"Terimakasih."

Emillie dan Nura ikut tersenyum,
"Panggil bunda aja kalo gitu, anggap ibu sendiri. Jangan sungkan-sungkan ya, nak Arsen."

Dan selanjutnya mereka berbincang mengenai apapun yang bisa di perbincangkan. Mulai dari pendidikan, karir, sampai rencana masa depan, mereka memperbincangkan semuanya sampai hari semakin larut. Emillie dan Raka pulang atas permintaan Nura dan Arsen, Arsen lah yang akan menjaga Nura hingga diperbolehkan pulang. Soal kerjaan, itu bisa dipikirkan nanti.

"Tunggu sebentar, aku akan mandi."

"Mandi di sini? Mas Duke pulang aja, gih. Istirahat, bersih-bersih, makan, baru ke sini lagi."

Mencubit pipi tembam Nura pelan,
"Aku sudah berjanji untuk tidak meninggalkan mu." Ucapnya dan kemudian bangkit berdiri menuju kamar mandi yang tersedia.

Nura pun hanya bisa tersenyum menatap punggung Arsen yang mulai menjauh. Arsen begitu baik padanya, dia jadi berpikir, bisakah dirinya membalas kebaikan Arsen? Bisakah dia membahagiakan pria itu?

"Gue terlalu cinta sampai gak tau diri ternyata." Monolognya. Jika dipikir kembali, pernahkah dia menuruti apa perkataan pria itu padanya? Sepertinya dia lebih banyak membantah daripada melakukannya.

Menatap pintu saat mendengar pintunya terbuka, menampilkan Ale dengan dua pengawalnya, namun hanya pria itu yang masuk sedangkan kedua pengawalnya berjaga di depan pintu. Pria tua itu tampak tampan dan gagah dengan setelan santainya. Bahkan Nura sampai di buat speechless melihat kegagahan kakek kekasihnya itu.

 Bahkan Nura sampai di buat speechless melihat kegagahan kakek kekasihnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyonya D'Valter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang