2

48.1K 9.6K 4.2K
                                    

🦋🦋🦋

Happy Reading

🦋🦋🦋

•••••••••••••

Tiga hari berlalu, namun kedua mata itu masih saja enggan terbuka. Semua orang harap-harap cemas karena jika saja hari ini perempuan itu belum juga membuka matanya, maka bisa jadi akan memakan waktu yang cukup lama untuk menunggu sampai perempuan itu bangun dari tidur panjangnya.

"Adek, buka mata kamu..." Pinta seorang pria dengan jas dokter yang melekat indah di tubuh kekarnya. Beberapa suster yang ikut mengecek secara rutin melihat itu hanya bisa terdiam dengan menahan senyumnya. Seorang dokter yang dikenal dengan kepribadian keras dan cuek, kini terlihat begitu sedih dan lesu. Tatapan lembutnya yang tertuju pada sosok di atas brankar membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.

Menegakkan kembali punggungnya, Nichole menoleh pada salah satu suster yang bertugas mengecek keadaan sang adik.
"Bagaimana?"

Suster itu mengangguk dengan senyuman tipis,
"Semuanya normal, dokter. Keadaan pasien berangsur-angsur semakin membaik. Sepertinya pasien akan siuman beberapa saat lagi."

Nichole menampilkan senyuman tipisnya dan menatap Nura yang masih saja menutup matanya.
"Kuharap juga begitu." Lirihnya.

Tapi senyuman itu luntur begitu tatapannya tertuju pada kedua kaki yang terbungkus oleh selimut rumah sakit. Menghela nafas berat dengan dada yang sesak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Nura saat mengetahui kondisi kakinya.

Saat mengalami kecelakaan, kedua kaki Nura terapit oleh puing-puing bus hingga mengalami keretakan tulang yang cukup serius. Bahkan dokter tidak bisa memastikan apakah Nura bisa berjalan normal kembali ataukah lumpuh selamanya. Kini, mereka hanya bisa mengandalkan keajaiban dan berusaha dengan terapi secara teratur. Selamat dari kecelakaan seperti itu saja sudah benar-benar keajaiban menurut mereka, dan sekarang mereka tengah menunggu keajaiban lainnya.

Ceklek..

Semua orang yang berada di ruangan menoleh ke arah pintu dan mendapati seorang perempuan cantik dengan paper bag di tangannya.

"Adek udah sadar?" Tanya Zoya dengan langkah cepat menuju brankar.

Nichole menggeleng pelan,
"Semoga saja hari ini dia membuka matanya."

"Nura pasti buka mata." Sahut Zoya cepat karena dia tau bagaimana kuatnya adiknya itu.

Nichole mengode pada para suster untuk meninggalkannya dan suster itu mengangguk lalu melenggang keluar untuk memberi privasi pada dokter mereka itu.

"Bunda sama ayah mana?"

Zoya meletakkan paper bag di tangannya di atas meja dekat brankar.
"Bandara, ayah berangkat dinas hari ini. Waktu cutinya udah abis. Abang udah makan belum?"

"Belum."

"Oh,"

Nichole menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Zoya.
"Cuma itu? Nggak nawarin makan?"

"Gak. Basa-basi doang. Kalo laper beli makan sendiri sana,"

"Woah.." Nichole menampilkan ekspresi tak percayanya. Dia baru ingat jika kedua adiknya adalah jelmaan saiton, apalagi Nura yang lulus tanpa seleksi ke neraka jahanam.

Nyonya D'Valter Where stories live. Discover now