"Seokjin ayo bangun!" Hoseok berteriak sedikit lebih keras.
Tiga puluh menit sudah usaha Hoseok membangunkan yang termuda sampai hampir hilang kesabaran manusia si paling cerah ini.
"Biar aku saja kak," Jungkook masuk ke dalam kamar, langsung meraih tubuh mungil Seokjin dan mengendongnya ke kamar mandi.
Jungkook pikir, drama seperti tidak akan selesai jika tidak dia selesaikan segera.
"Tidak mau! Aku ngga mau mandi! Dingin!" terdengar suara teriakan dari si bayi.
Umurnya 14 tahun namun masih diperlakukan seperti bayi oleh kakak-kakaknya.
Sementara Jimin memangku sebelah wajahnya dengan muram di ruang makan. Semua akan berkumpul setiap paginya di ruang makan sebelum pada akhirnya satu persatu dari mereka berangkat ke sekolah, kampus atau ke kantor.
"Gue pengen pagi yang damai tapi kenapa rumah ini selalu meriah setiap harinya," ujarnya jengah,
Taehyung menepuk bahunya untuk mengajaknya berangkat ke kampus. Dia malas sekali kalau sudah urusan sarapan. Taehyung bisa memakan sesuatu yang lain nanti di cafetarian kampusnya. Lagian beberapa temannya sudah menantinya latihan basket pagi ini.
"Ayo,"
"Gue mau sarapan dulu kali Tae," tolak Jimin, dia harus menunggu yang lain padahal sarapan sudah tersedia di atas meja.
YOU ARE READING
A grande família Bangtan
FanfictionSeokjin hanya ingin hidup dengan normal, namun Tuhan sepertinya sulit mengabulkan permintaannya yang satu ini. Terlalu kaya dan terlalu beruntung memiliki keluarga besar yang tidak biasa. Bahasa: Lokal Special thanks buat temen aku Nay dari Brazil...