22. Ingatan

515 57 47
                                    

Yang berat saat meninggalkan Oslo adalah bukan karena kota itu membuat Seokjin nyaman atau memiliki banyak ingatan indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang berat saat meninggalkan Oslo adalah bukan karena kota itu membuat Seokjin nyaman atau memiliki banyak ingatan indah. Bagi Seokjin dibandingkan itu semua, meninggalkan Bian adalah hal yang sangat berat untuknya. Selain karena kelucuan dan kegemasan setiap waktu yang mereka habiskan berdua, Seokjin merasa sudah jatuh hati pada bayi laki-laki itu. Ada sisi di mana Seokjin merasa Bian adalah replika dari ayahnya, Daniel. Laki-laki lucu dengan banyak joke yang membuat Seokjin seperti menemukan sosok teman yang menyenangkan selama di Oslo.

Namun, hidup harus berlanjut. Jadi, Seokjin membiarkan chapter baru menyambutnya.

Sekarang dia di Paris.

Seokjin berencana akan tinggal di Bonneval-sur-arc beberapa waktu dan mampir menemui seseorang di Paris terlebih dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seokjin berencana akan tinggal di Bonneval-sur-arc beberapa waktu dan mampir menemui seseorang di Paris terlebih dulu.

"Belum puas keliling dunia tuan Kim?"

Seseorang melontarkan sarkarsme kepada Seokjin saat dirinya tengah sarapan di salah satu hotel yang dipilihanya sebagai tempat transit setelah perjalanannya selama 19 jam mengunakan pesawat.

Senyum Seokjin mengembang begitu melihat sosok dengan setelan berjas rapih sudah berdiri di belakangnya.

"Ku rasa ini baru seperempat perjalananku, jadi belum sepenuhnya berkeliling dunia," kata Seokjin dengan wajah berbinar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ku rasa ini baru seperempat perjalananku, jadi belum sepenuhnya berkeliling dunia," kata Seokjin dengan wajah berbinar.

"Habiskan saja uang pamanmu ini," kata Sangyeop, berjalan memutar untuk duduk di hadapan Seokjin.

A grande família BangtanWhere stories live. Discover now