20. Numb

550 60 39
                                    

Mengalami transisi menjadi remaja menuju dewasa bukanlah mudah untuk Seokjin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mengalami transisi menjadi remaja menuju dewasa bukanlah mudah untuk Seokjin. Meski dia memiliki semua di hidupnya namun kehilangan kedua orang tuanya sejak dia lahir sangat mempengaruhinya. Sosok orang tua tidak akan bisa digantikan oleh siapapun dan bagaimanapun. Seokjin sering kala kebingungan dengan identitasnya dan mencari ke mana tempatnya bergantung. Apalagi, dia juga tumbuh dan berkembang dengan sosok-sosok muda yang emosi dan kestabilan jiwanya masih belum matang.

Paman-paman Seokjin sudah menawarkan untuk merawatnya sejak muda, tapi langkah mereka terhambat justru karena keputusan putra tertua mereka yang menginginkan Seokjin untuk tetap tinggal di rumah peninggalan keluarga Kim. Putra pertama keluarga Bangtan.

Karena situasi diperusahaan keluarga mereka yang cukup runyam sejak pemimpin utama atau ayah Seokjin meninggal, semua berfokus pada perusahaan yang bergerak di bidang IT itu. Pun, Min Yoongi ikut turun tangan saat ini, di damping dengan salah satu adik sepupunya, Park Jimin.

Seokjin bayi di titipkan secara bergantian dan di asuh oleh bibi Han sampai sebesar sekarang. Setelah Seokjin cukup besar dan mandiri, akhirnya dia kembali ke rumah ayah dan ibunya dulu. Bersamaan dengan itu, keenam putra-putra keluarga Bangtan mengikutinya.

Seokjin tidak pernah memaksakan dirinya di perlakukan istimewa, Seokjin hanya ingin hidup dengan normal dan tumbuh menjadi laki-laki biasa. Seokjin selalu berharap bisa berteman dengan banyak teman dan menikmati masa remajanya tanpa harus merasa kekurangan apapun.

Namun, semua tidak semudah yang dia kira karena bentuk kasih sayang dari kakak-kakaknya kadang membatasi apa yang dia inginkan. Bahkan saat masa-masa Seokjin terpuruk, dia tidak memiliki tempat lain untuk berlari.

Bahkan satu-satunya tempat yang dia ingin pergi adalah sosok yang kakak-kakaknya begitu membencinya dan jika Seokjin berlari ke tempat itu Seokjin merasa dia seperti melakukan kesalahan dua kali. Dan itu adalah kakeknya.

"Jangan terluka dan sakit," itu pesan kakeknya sebelum kembali ke Jerman.

Seokjin hanya mengangguk sedih, dia ingin mengikuti kakeknya ke Negara itu, tapi dia tahu, Seokjin tidak bisa meninggalkan Korea.

"Kakek, aku mencintaimu," kata Seokjin seraya memeluk kakeknya dengan erat.

Sang kakek terkikik geli,

"Aku rasanya tidak ingin berpisah saja," kata sang kakek,

Seokjin memajukan bibir tebalnya, dia juga inginnya begitu. Tapi kakek Kim harus segera kembali ke Jerman karena pekerjaan.

"Kakek, apa kakek juga menyayangi cucu-cucu yang lain?" Seokjin bertanya karena penasaran.

Sang kakek hanya tersenyum,

"Ayolah, kenapa kakek hanya mau membuka hati untukku? Kakak-kakakku juga membutuhkanmu," ujar Seokjin,

Bukankah ini yang menjadi masalahnya? Karena kasih sayang kakeknya yang tidak sama kepada semua cucu-cucunya. Dan semua itu menghalangi keutuhan keluarga mereka.

A grande família BangtanWhere stories live. Discover now