01. Ospek

3.6K 128 75
                                    

Di sebuah lapangan indoor kampus, para mahasiswa baru di kelompokan menjadi beberapa group dengan masing-masing group di tangani tiga kakak pembina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di sebuah lapangan indoor kampus, para mahasiswa baru di kelompokan menjadi beberapa group dengan masing-masing group di tangani tiga kakak pembina. Mereka baru saja menyelesaikan upacara penyambutkan maba yang di adakan di lapangan utama kampus.

"Coba kalian tunjukan perlengkapan yang harus kalian bawa hari ini," seru Mingyu dengan keras.

Semua Maba bersiap dan mengambil beberapa barang yang sudah mereka siapkan sehari sebelumnya. Ketiga kakak Pembina mereka mulai mengecek perlengkapan yang adik tingkatnya bawa.

Sesekali terdengar bentakan dari sang senior kala benda atau bawaan yang mereka persiapkan tidak sesuai dengan aturan yang sudah di tentukan. Satu per satu dari mereka yang salah membawa perlengkapan maju ke depan untuk mendapatkan hukuman.

Seokjin adalah salah satu mahasiswa baru yang lulus dan aman saat salah satu kakak pembinanya mengecek barang bawaannya. Tapi ternyata ada pengecekan ulang dari senior yang lain.

"Papan nama ini lu yang bikin dek?" tanya Jihoon, salah satu dari ketiga senior itu menanyakan papan nama yang Seokjin buat semalaman.

"I-iya kak," jawab Seokjin takut-takut,

Padahal papan nama itu tadi tidak bermasalah oleh kakak senior perempuan yang bernama Ryujin. Bahkan topi, tas dan lain-lain hasil dari olahan sampah buatan tangannya lulus pemerikasaan.

"Bukannya ini terlalu bagus? Maksud gue, tas sama topinya juga, yakin ini lu yang buat?" Jihoon menyipitkan mata ke arah Seokjin.

Seokjin menelan ludahnya. Dia memang membuatnya sendiri, tapi yang membantu merancang dan memberikan ide adalah kakaknya. Tapi dia berani bersumpah dialah yang membuat semua itu sendiri. Bahkan kakaknya tidak di perbolehkan menganggu dan membantunya.

"Sebelumnya, makasih kak untuk pujiannya. Tapi kak, ini buatan saya sendiri kok," kata Seokjin dengan lancar.

Jihoon berdecih,

"Masa sih? Kamu bohong ya?" Jihoon masih mendesak,

"Iya kak, saya jujur," jawab Seokjin bersumpah. Meski Seokjin merasa yakin, tidak bisa dipungkiri nyalinya menciut di depan Jihoon,

"Kamu milih jujur atau di hukum?"

"Saya milih jujur kak," ujar Seokjin dengan tegas,

"Terus,"

"Ya ini buatan saya sendiri," jawabnya,

Jihoon melototinya,

Salah satu teman group Seokjin menyenggol bahunya. Tanda dia seharusnya tidak melawan senior itu, tapi Seokjin kekeh, karena dia tidak mau dihukum.

"Tapi kalau kakak maunya aku dihukum aku mau kok di hukum sesuai apa perintah kakak," kata Seokjin, sedikit lebih berani.

"Lu mau di hukum karena ngaku kamu bohong kan?" Jihoon bertanya lagi,

A grande família BangtanWhere stories live. Discover now