03. Terpilih

1.1K 115 32
                                    

Seokjin berlari dengan segera setelah dirinya sampai di parkiran kampus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seokjin berlari dengan segera setelah dirinya sampai di parkiran kampus. Salah satu kakaknya, Park Jimin yang mengantarnya hari ini. Seokjin sudah mengomel-ngomel karena dia bangun kesiangan sebab acara makan malam keluarganya semalaman dan membuatnya kesulitan bangun tadi pagi.

"Kalian kalau bikin acara tuh mikirin adek yang masih sekolah kenapa sih? Aku ngga mau telat dan ngga bisa telat berangkat. Malu sama senior sama temen-temen kalau adek telat dikit aja," omelnya sepanjang jalan, membuat penging telinga Jimin.

"Ini juga belum telat dek-"

"Apanya yang belum telat! Ini udah lewat lima menit dari seharusnya,"

Jimin menghela nafasnya pasrah, udah salah ya salah aja! Pikirnya.

Alhasil, sepanjang jalan dari rumah sampai kampus, Jiminlah yang kena semprot Seokjin. Karena itu, Seokjin segera meninggalkan area parkir menuju lapangan indoor tempat maba di kumpulkan berhari-hari dan di siksa secara mental dan fisik.

Seokjin sudah tinggal beberapa langkah untuk sampai ke tujuannya, Ryujin menghentikannya segera.

"Ikut kakak sebentar ya dek," kata Ryujin serius,

Seokjin menelan ludahnya. Jelas dia akan mendapat hukuman, padahal hari ini mereka akan ada long march sebelum pesta penutupan ospek besok di salah satu Villa di pegunungan. Biasanya, para mahasiswa baru akan menginap bersama dan melakukan pesta penutupan dengan minum-minum bersama para senior dan merayakan selesainya masa orientasi mereka.

Seokjin mengikuti kemana Ryujin pergi, dia berdoa dalam hati agar dirinya cepat menyelesaikan hukuman dan segera kembali ke indoor dan bergabung dengan teman-temannya yang lain.

"Kamu masuk di ruangan ini ya? Kak Mingyu nunggu di dalam, dia yang bakalan jelasin semua ke kamu," kata Ryujin.

Belum sempat Seokjin bertanya, Ryujin dengan buru-buru kembali ke lapangan dan meninggalkan Seokjin sendirian.

Seokjin mengetuk pintu ruangan yang sepertinya sebuah ruang pertemuan atau ruang rapat.

Suara Mingyu yang Seokjin kenal terdengar mempersilahkannya masuk dan Seokjin membuka pintu dengan hati-hati. Ternyata di dalamnya tidak seperti yang dibayangkan Seokjin. Memang ruang itu sebuah ruang rapat panitia namun lebih santai karena terdiri dari meja dan sofa yang nyaman untuk mengobrol santai.

"Ryujin ya yang anterin? Sini duduk Jin," sapa Mingyu ramah, dan memang kakak seniornya yang ini sudah terkenal ramah dan baik.

Seokjin mengangguk dan duduk di salah satu sofa yang kosong.

"Kakak panggil kamu ke sini soalnya mau ngasih tahu, sebagai perwakilan maba angkatanmu kakak nunjuk Jin untuk bawain speech di depan anak-anak besok malam. Dan kakak harap kamu bisa mulai siapin itu dari sekarang," jelas Mingyu,

"Aku kak?" tanya Seokjin tidak yakin,

"Iya, kami denger public speaking kamu lumayan dan juga beberapa merekomendasikan kamu yang cukup aktif di kegiatan ospek beberapa hari ini," lanjut Mingyu,

A grande família BangtanWhere stories live. Discover now