Bab 18

12K 857 410
                                    

Selamat Membaca





Adnan lagi santai di ruang tamu. "Mas temanin Aliza ke toko mukenah yuk," ajak Aliza sambil duduk di sebelah Adnan.

"Aliza kamu kan bisa bawa motor sendiri ke sana," jawab Adnan ketus.

Aliza mengengam tangan Adnan. "Mas Aliza mohon, di luar lagi hujan. Aliza takut demam?" tutur Aliza.

Adnan memasang wajah malas. "Saya sibuk Aliza, besok saya mau pergi ke Pondok Pesantren Darussalam," ucap Adnan.

"Aliza ikut ya Mas? Aliza juga pengen lihat santri dan santriwati di sana?" tanya Aliza antusias.

Adnan menggelang cepat. "Jangan dulu Aliza, Mas ada kesibukan lain di sana. Kamu kan tau kerja Mas di sana Padat," jelas Adnan panjang lebar.

Aliza menghela nafas panjang. "Lalu siapa nemani Mas pergi sana?" tanya Aliza.

Adnan tersenyum. "Mas bakal bawa Liora, kamu nggak papa kan tinggal di rumah lagi?" tanya Adnan.

"Iya nggak papa sih Mas. Tapi kapan Mas bakal bawa Aliza ke sana?" tanya Aliza sambil tersenyum simpul.

"Mas bala cari waktu yang pas, untuk kita pergi ke sana." Jawab Adnan, Cuma segitu Aliza sudah sennag mendengar ucapan dari Adnan.

Aliza ingin sekali ikut Adnan di pondok pesantren, biar bisa menemani Adnan dan sambil belajar ilmu agama di sana. Aliza yakin di sana bakal ada teman-teman baru, biar tidak merasakan kesepian.

Liora mendekati Aliza dan Adnan. "Mas, kita jadi kan pergi ke toko mukenah?" tanya Liora sama Adnan.

Adnan menoleh ke arah Aliza duduk. "Jadi sayang, kalau gitu kamu siap-siap saja ya," pinta Adnan.

"Mas?! Kenapa sih Mas? Kenapa Mas selalu nuruti maunya Liora? Aliza kapan Mas? Aliza juga ingin beli mukenah," sambung Aliza.

"Liora lebih butuh mukenah Aliza, kalau kamu kan masih banyak mukenahnya," tutur Adnan.

"Ini bukan soal mukenah Mas! Ini permasalahanya bukan hanya di mukenah nya saja, tapi kenapa Mas selalu menolak permintaan Aliza? Padahal Aliza selalu sabar menjadi istri yang baik untuk Mas Adnan!" Aliza mulai tidak terima.

"Kamu mau berapa mukenah?" tanya Adnan.

"ALIZA NGGAK BUTUH!" teriak Aliza.

"ALIZA NGGAK BUTUH MUKENAH LAGI! SEKARANG TERSERAH MAS SAJA! ALIZA MAU PERGI KELUAR, SAMA TEMAN. JANGAN SALAHKAN HALANGI ALIZA!" Aliza mulai mengancam Adnan, agar Adnan berubah. Dan menyesali perbuatanya. 

"Kamu ngacam saya Aliza?" tanya Adnan.

Aliza menghela nafas panjang, ia sudah malas menye-menye sama Adnan. Sekarang saat nya Aliza harus merubah sikapnya sama Adnan. Agar Adnan juga merasakan, di saat Aliza tidak memperhatikan diri nya.

"ALIZA JUGA CAPEK MAS? NGIKUTI MAUNYA MAS? PADAHAL ALIZA SUDAH BERUSAHA JADI ISTRI YANG BAIK? TAPI KENAPA MAS NGGAK BERUSAHA JADI SUAMI YANG BAIK?!"terik Aliza keras.

Adnan tidak ingin melihat Aliza pergi sama teman-temanya. "Mas janji sama kamu sayang, besok Mas bakal temani kamu. Sekarang Mas harus bawa Liora ke sana," ucap Adnan.

Aliza menggelang. "Berarti kamu lebih memperioritaskan Liora dari pada saya?" tanya Aliza.

"Bukan begitu sayang, mau itu Liora. Mau itu kamu, tetap saja Mas sayang kalian berdua," tutur Adnan.

"ALIZA JUGA MAU PERGI!" Aliza pergi ke luar.

"ALIZA!" teriak Adnan.

"Ada apa sih Mas? Teriak-teriak?" tanya Liora keluar dari dalam kamar.

"Itu Aliza pergi, sama temanya. Bagaimana terjadi apa-apa sama dia." Adnan sangat khawatir sama Aliza.

"Sudah dong Mas. Aliza itu sudah besar, dia pasti bisa jagain diri sendiri." Kata Liora senang Aliza pergi.

"Kalau Aliza ada rasa sama temanya, bagaimana ya? Saya akan mencari tau dimana Aliza pergi." Gumam Adnan posesif.



..

Aliza pergi sama Abizar, ia tau Abizar hanya menganggap Aliza itu hanya sebatas sepupu. Sejujurnya Aliza begitu nyaman dengan Abizar. "Aliza kita mau ke mana?" tanya Abizar sama Aliza di dalam mobil.

"Mau beli mukenah." Jawab Aliza.

"Suami kamu di mana? Seharusnya suami kamu yang bertanggung jawab soal itu?" tanya Abizar.

"Nanti saya ceritain sama kamu, sekarang kamu bawa saja saya ke toko mukenah itu," titah Aliza.

Abizar adalah laki-laki baik, sejak dari kecil ia selalu menjaga Aliza dengan baik, Abizar sellau memberikan kebahagiaan untuk Aliza, namun Aliza tidak pernah merasakan bahwa Abizar itu sejak dari dulu memiliki rasa sama Aliza, tapi Abizar malu mengatakan itu.

"Aliza, sudah Azan. Kita sholat dulu ya, nggak baik melalaikan sholat," ucap Abizar di sebelah Aliza.

Aliza tersenyum. "Boleh, saya juga mau sholat."

"Pasti permpuan yang bisa memiliki Abizar, perempuan yang sangat beruntung. Sholanya saja di jaga. Apalagi cinta ia sama istri nya kelak."Batin Aliza.

"Selesai sholat, kamu tinggu saya di sini lagi ya." Pinta Abizar.

Aliza mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, deh."



..

Selesai Abizar, dan Aliza sholat. Mereka melanjutkan perjalanan nya kembali untuk membeli mukenah. Adnan membuka pintu untuk mempersilahkan Aliza masuk. "Silahkan masuk tuan putri," ucap Abizar tersenyum.

"Tuan putri?" tanya Aliza.

"Kamu tuan putrinya, saya pangeranya." Kata Abizar bercanda.

Aliza masuk, dan sangat bahagia diperlakukan seperi itu oleh Abizar. "Kamu senang?" tanya Abizar.

Aliza mengangguk. "Saya sangat senang Abizar. Terimakasih ya," ucap Aliza bahagia bersama dengan Aliza.

Adnan tidak sengja bertemu dengan Aliza. "Mas, bukanya itu Aliza ya?" tanya Liora di saat Aliza bersama dengan Abziar. Tentu saja membuat Adnan cemburu, di saat Adnan mau kesana. Tteapi Liora melarang Adnan.

"Kamu mau kemana, Mas? Disini aja," pinta Liora.

Adnan sangat kecewa, melihat Aliza sama laki-laki lain. Padahal Adnan sudah menjadi suami yang baik buat diri nya. Bahkan Adnan juga sudah berlaku adil sama Aliza dan Liora. "Saya cemburu melihat kamu Aliza." Batin Adnan.

"Kamu cemburu, Mas?" tanya Liora.

"Nggak kok sayang, siapa juga cemburu melihat dia," jawab Adnan berbohong, padahal ia merasa nyeri di dada. Melihat Aliza bersama laki-laki lain.

"Bagus deh Mas kamu nggak cemburu," ucap Aliza sambil membawa Adnan pindah ke tempat yang lain.

Abizar sellau membantu Aliza mengambil mukenah kesukaan Aliza, sehingga Adnan tidak terima. "ALIZA!" marah Adnan.

"Ada apa sih, Mas? Kenapa datang sudah marah saja? Nggak baik marah terus? Apa Mas mau cepat tua?" tanya Alzia.

"Aliza." Tegur Abizar.

"Kamu tenang saja." Bisik Aliza di sebelah Abziar.

"Dia siapa?" tanya Adnan.

"Dia lebih dari sahabat, kamu mau apa? Kan kamu nggak peduli dengan saya? Kamu lebih mementingkan Liora, ketimbang saya?" tanya Aliza ketus.

Deg

"Lebih dari sahabat? Saya itu suami kamu Aliza? Kamu itu harus nurut apa kata saya, bukan malah berduaan sama laki-laki ini," kata Adnan.

"Ayo kita pergi, nggak penting melayani dia." Kata Aliza mulai muak sama Adnan. Karena sejak dari dulu Adnan tidak mengharagai perempuan baik, seperti Aliza.





Spam next









Kekasih Impian.Where stories live. Discover now