Bab 11

11.2K 564 71
                                    

Happy Reading

.

.

.



"Adnan saya siap menjadi istri kamu," kata Liora lirih.

"Saya tidak bisa Liora, saya suda punya istri. Nggak mungkin saya menikah lagi, kamu kan tau Aliza juga sayang sama saya," balas Adnan pergi.

Liora frustasi. "Kalau kamu nggak mau jadi istri saya. Saya akan bunuh diri." Ancam Liora tegas.

Adnan memutar badanya. "Kamu gila ya! Bahwa bunuh diri di larang dalam islam," ucap Adnan di depan Aliza.

Liora memberontak. "KALAU KAMU NGGAK MAU MENIKAHI SAYA! SAYA AKAN TERJUN DARI JEMBTAN INI! SAYA NGGAK BISA MENOALK PERMINTAAN DARI AB, ADNAN!" teriak Liora.

"Kenapa dengan Kyai Arfan?" tanya Adnan panik.

"Abi masuk rumah sakit lagi, Abi kritis! Umur dia nggak bertahan lama lagi! saya mohon Adnan. Tolong nikahi saya! Atau saya akhiri penderitaan ini," kata Liora.

"Baik Liora, saya bersedia menikah sama kamu. Saya minta kamu turun ya," ucap Adnan. Dengan rasa bersalah sama Aliza.

Liora turun. "Saya tunggu kamu di rumah," ucap Liora.

"Sayang kenapa?" tanya Aliza.

Adnan menggelang "Saya baik-baik aja sayang." Jawab Adnan.

"Sayang, izinkan Mas menikah lagi," Kata Adnan.

Aliza menangis. "Aliza benar-benar kecewa sama Mas! Kenapa Mas tidak mengatakan sejujurnya bahwa kamu itu istri Aliza! Kenapa Mas? Apa Mas nggak pernah tau bahwa Aliza sakit mendengar Mas Adnan, menikah lagi," jelas Aliza panjang lebar.

Adnan membujuk Aliza. "Mas janji sama kamu Aliza, Mas akan berlaku adil sama kamu dan Liora," ucap Adnan santai.

"Mas..." Lirih Aliza.

Aliza memukul dada bidang Adnan. "Mas jahat! Aliza benci Mas! Sekarang Mas pergi dari hadapan Aliza! Aliza nggak mau lihat muka Mas Adnan lagi!" isak Aliza.

Adnan menganggu. "Saya akan pergi." Adnan pergi keluar dari rumah, tampa ada rasa beban sama sekali.



...

Beberapa menit lagi Adnan melangsungkan pernikahan bersama dengan Liora. Aliza tetap berusaha mencari tau dimana tempat pernikahan itu berada. "Mas... Aliza mohon, jangan menikah lagi. Aliza nggak kuat Mas," lirih Aliza.

"Gimana Adnan, apakah kamu siap?" tanya Penghulu sambil menjabat tangan sama Adnan, dengan mengunakan baju pengantin.

Adnan mengangguk mantap. "Saya siap, Pak." Jawab Adnan.

"Bagaimana para saksi?" tanya Penghulu.

"SAH." Seru para saksi dan tamu undangan yang hadir.

"Alhamdulillah." Ucap Adnan dengan bahagia.

Adnan mendekati Liora, daan mengecup kepala Liora. Sambil membaca doa selesai pernikahan. Kyai Arfan senang sekali melihat anak satu-satunya akhir nya menikah sam laki-laki yang belum pernah menikah sama sekali. "Semoga Liora dan Adnan, menjadi cinta sampai Janah-Nya," kata Kyai Arfan.

"Adnan, saya mohon tolong jaga anak saya satu-satunya," pinta Kyai Arfan. Adnan mengangguk mantap.

"Baik, Kyai."

Namun Aliza datang terlambat, Adnan sudah melangsung pernikahan dengan Liora. Aliza kembali pulang dengan kecapatan mobil yang sangat luar biasa. Aliza menangis sejadi-jadinya. Namun tidak lama setelah itu Aliza tidak melihat mobil yang berada di depanya. Sehingga Aliza mengalami kecelakaan, dan kaki nya lumpuh sementara.

Brukkkk.

"Ada kecelakaan!" teriak beberapa warga histeris.

..

"Adnan kamu di mana?" tanya Mami Aliza lewat telpon, yang mulai khawatir sama Aliza.

"Aliza ada sama kamu kan?" tanya Mami Aliza.

"Aliza baik-baik sama kamu? Mami khwatir sama Aliza?" tanya Mami Aliza yang semakin khwatir.

Adnan terdiam beberapa saat. "Aliza baik-baik saja kok Mih, alhamdulillah Aliza senang Sama Adnan," jawab Adnan.

"Ya sudah, jagain Aliza ya." Pinta Mmai Aliza.

"Iya Mih, Adnan janji... Bakal jagain Aliza." Balas Adnan.

Aliza di larikan di rumah sakit, karena kondisinya sangat memperhatinkan. Sedangkan Adnan menikmati hari kebahagiaanya dengan Liora. Tenaga dokter dan perawat sudah dikerahkan membawa Aliza ke ruang UGD.

"Dok, saya mau masuk." Ucap Fahri lirih.

"Kamu siapanya Aliza?" tanya Dokter.

"Saya Fahri, sepupunya Aliza Dok." Jawab Fahri.

Dokter menghela nafas berat. "Maaf, untuk saat sekarang Bapak Fahri belum di perkenankan masuk."

"Kenapa Dok?! Saya mau lihat kondisi sepupu saya Dok? Saya mau lihat Aliza!" Bentak Fahri dengan emosi.

Abizar memegang bahu Fahri. "Abang Fahri sabar, kita serahkan ini semua sama Dokter. Pasti Dokter memberi penangganan yang terbaik untuk Aliza. Ayo Kak, kita tunggu saja di sana," ucap Abizar.

"Abang nggak sanggup melihat Aliza seperti ini? Abang harus cari tau apa penyebab Aliza kecelakaan? Abang sudah janji sama nyokap dan bokap Aliza untuk selalu jagain dia, tapi apa?! Abang malah tidak bisa menjadi Abang yang baik untuk Aliza?" isak Fahri di sebelah Abizar.

Abizar mengangguk. "Abang Fahri sudah menjadi Abang yang baik untuk Aliza, Abang Fahri nggak usah mikir soal itu. Sekarang kita fokus dengan kesembuhan Aliza, biar kita tau apa yang sebenarnya terjafi," ucap Fahri.

"Apa kita kasih tau aja Bunda dan Ayah Aliza?" tanya Fahri sama Abizar.

"Sudah kok Bang, Abizar baru saja menghubungi Om Raffi dan Tante Asma," jawab Abizar.

"Dimana Aliza Fahri? Di mana?" tanya Asma dengan lirih. Dengan tatapan kosong.

Fahri dan Abizar menunduk. "Maafin Fahri Om, Tante. Fahri nggak bisa jagain Aliza, Fahri minta maaf Om, Tante. Aliza di ruang UGD," jelas Fahri berat.

"Apa yang sudah terjafi sama Aliza, Fahri?" tanya Om Raffi sama Fahri.

"Aliza, kritis Om..." Ucap Fahri lirih.

Raffi melihat disekitarnya, dia sama sekali tidak melihat suami Aliza. Jujur saja membuat Raffi kecewa, kenapa Adnan tidak bisa menjadi suami yang baik. Raffi menghubungi Adnan, namun nomor telepon Adna tidak sama sekali aktif. "Apa kamu melihat suaminya Aliza, Fahri?" tanya Raffi.

Fahrii menggeleng. "Fahri sama sekali tidak melihat suami Aliza, Om. Apa Adnan cari tau di mana Adnan, Om?" tanya Fahri.

Raffi menggeleng. "Nggak usah dulu, Fahri. Om juga sudah berusaha untuk menghubungi Adnan. Tapi nomor telponya nggak aktif sama sekali," tutur Raffi.

Air mata Asma jatuh membasahi pipinya, dia merasa Fahri tidak mencintai Aliza. Seperti yang dia bayangkan. "Mas, saya nggak kuat! Seandanya Fahri memiliki perempuan lain, selain dari Aliza," lirih Asma.

Raffi mendekat dan memeluk Asma. "Mas nggak rela sayang, Mas akan cari laki-laki yang baik buat Aliza." Ungkap Raffi.

"Kenapa kamu bertanya, seolah-olah Adnan memiliki istri lagi?" tanya Raffi sambil menatap Asma.

"Apa kamu tidak yakin bahwa Adnan Cuma mencintai Aliza?" tanya Raffi.

Asma mengangguk. "Dulu iya Mas, setelah di lihat-lihat Adnan tidak ada pendirian sama sekali. Sekarang coba Mas lihat? Aliza sudah kritis. Sekarang Adnan entah dimana, Mas?! Dimana Adnan? Dimana suami Aliza?" kelah Asma.

Raffi ikut menangis. "Mas akan cari tau dimana Adnan. Apa yang sudah terjadi sama anak kita, Adnan harus bertanggung jawab sepenuhnya. Mas tidak ingin melihat anak kita menderita," ucap Raffi tegas.

"Mas cari Adnan sekarang ya. Aliza sangat mencintai diri nya," lirih Asma.







bersambung.

Spam Next banyak banyak ya.

Kekasih Impian.Where stories live. Discover now