|| Tiga Puluh

3 2 0
                                    

Happy Reading Cinguneun 💙

Senja mulai tiba menghiasi langit joseon, tak terasa sudah beberapa jam mereka menghabiskan waktu di perjalanan pulang menuju ke Istana dan kini mereka telah tiba di area utama Kerajaan.

Raja Cheol turun dari kudanya, ia pikir setelah perjalanan ini dia akan istirahat dulu sejenak sebelum kembali mengurus urusan politik. Selir Myeong keluar dari tandunya. Ia nampak menghirup udara sejuk di sore ini, matanya beralih menatap usungan sang Ratu. Mengapa Ratu Mi Soo belum juga keluar dari tandu? Mungkin itu pikirnya.

"Mama, anda telah tiba di Istana," seru salah satu Dayang Ratu yang merasa tuannya tak kunjung keluar dari usungan. Wanita berdangui hijau giok itu memutuskan untuk membuka usungannya.

Saat hendak di buka raut wajah Dayang Pribadinya menegang. Ia seketika langsung mundur seraya menutup mulutnya sendiri. Selir Myeong mengerutkan keningnya, ia mulai menghampiri Dayang pribadinya Ratu.

"Jeonha! Junjeong Mama, apa yang terjadi dengan anda. Dayang cepat panggil tabib!" perintah Selir Myeong. Entahlah itu sandiwaranya atau bukan. Ia melihat Ratu Mi So pingsan tak sadarkan diri di dalam usungannya.

"Selir Myeong, apa yang terjadi?!" tanya Raja Cheol. Ia kemudian langsung menghampiri usungan Ratu Mi Soo.

"Bagaimana dia bisa pingsan?!" tanyanya panik.

"Jeonha, saya juga tidak tahu apa yang terjadi," sahut salah satu dayang muda yang ada di sana.

"Kenapa kalian tidak tahu? Kalian selama di perjalanan bersama dengan Junjeong, 'kan?" tanya Selir Myeong yang membuat para Dayang muda disana semakin bingung. Mereka sendiri pun tidak tahu apa penyebabnya.

Beberapa menit kemudian, tabib telah datang dan Raja Cheol turun tangan. Ia langsung menggendong Ratu Mi Soo menuju ke kediamannya. Namun, yang sama kini mulai menatapnya lagi. Selir Myeong menatap dingin ke arah dua pasangan itu, sekilas muncul senyuman tipis dan kemudian hilang.

***

Di sebuah hutan di penuhi dengan pepohonan yang rindang dan suara juga suara hewan buas. Segerombolan suruhan selir Myeong masih sibuk mengurusi satu gadis yang harus mereka singkirkan atas perintahnya.

So Yeo sudah tak berdaya, dia hanya bisa diam dengan apa yang akan mereka lakukan padanya. Akhirnya setelah lama ia di panggul oleh salah satu dari mereka. So Yeo di jatuhkan ke tanah dengan kasarnya, dan kantung hitam yang menutupi kelapanya di buka.

So Yeo menutup matanya saat kantung hitam itu di buka. Mereka hanya tertawa renyah melihat gadis muda yang sudah tak berdaya terduduk di tanah. Memang apa yang akan mereka lakukan setelah ini? Mungkin itu yang di pikirkan oleh So Yeo.

Memang saat ini dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, atau mungkin So Yeo sedang memikir sesuatu agar bisa kabur.

"Sekarang, kau bisa apa? Ah, Iya. Kenapa kau tidak lari?" ucap salah satu dari mereka yang tampaknya sedang main-main dengan ucapannya.

"Sepertinya kau sudah menyerah ya," ucap salah satu dari mereka.

Mereka yang pura-pura bodoh atau dirinya yang di bodohi? Dia tidak akan bisa lari jika tangan dan kakinya masih di ikat. So Yeo akhirnya hanya menyimpulkan dalam hati kalau merekalah yang bodoh.

"Apa kau tidak mau mengucapkan sesuatu, waktumu tidak akan lama lagi ---" ucapan mereka terhenti.

"Yeo Gongju," Mereka yang mengenal suara itu sempat kaget. Tapi, setelah itu mereka langsung menepi dan menampakkan sesosok wanita dengan jang-out merahnya.

공주의 비밀 || The Secret Of Princess [On Going]Where stories live. Discover now