|| Dua Puluh Tujuh

0 2 2
                                    

Happy Reading Cinguneun 💙

Cahaya bulan malam ini telah pudar tertutupi dengan langit yang semakin gelap. Lorong Kerajaan begitu senyap Para penjaga sedang berdiri untuk berjaga di malam hari mamastikan keadaan sekitar aman untuk keluarga Kerajaan.

Namun, lampu di kediaman selir Myeong belum juga padam padahal semua keluarga Kerajaan mungkin saja sudah tidur. Beberapa menit kemudian, dua orang dengan pakaian serba hitam masuk melewati para dayang yang juga mempersilahkan kedua orang itu untuk masuk, karena mereka juga merasa takut. Dengan di beri sogokan dari selir Myeong, beberapa dayang yang menjaga kediamannya di Istana ini mampu bungkam.

"Mama ... Orang yang anda panggil sudah tiba," seru kepala dayang di luar kamarnya.

"Suruh mereka berdua masuk!" sahutnya.

Kedua orang suruhan itu masuk setelah para dayang menggeserkan pintu untuk mereka yang langsung di hadapkan dengan wanita paruh baya dengan dangui putihnya tengah duduk tenang.

"Lakukan tugas kalian sekarang, sebelum matahari tiba kalian harus sudah selesai melakukannya," ujar selir Myeong langsung tanpa mempersilahkan mereka untuk memberi salam terlebih dahulu pada wanita agung ini.

"Yee Mama, kami akan melakukannya," balas mereka yang di terima anggukan dari selir Myeong.

"Kalau begitu kalian bisa pergi, Ouh ... Aku melupakan satu hal," ucap selir Myeong sambil merogoh laci mejanya mengeluarkan kertas yang di lipat dengan ukuran yang amat kecil.

"Taburkan bubuk ini di sapu tangannya, jangan sampai dayang pribadinya tahu keberadaan kalian di sana."

"Yee Mama," jawab salah satu dari mereka yang langsung mengulurkan tangannya menerima lipatan kertas dari sang Selir.

"Aku tidak mau menerima ke gagalan lagi kali ini," gumam selir Myeong sambil menunjukkan senyum liciknya kala kedua orang berbaju hitam itu keluar dari kamarnya.

Di sisi lain, Dayang Han tengah berdiri di luar kamar So Hyun seraya memakai Jang-Outnya  sambil sesekali melirik ke sekitarnya. Sudah hampir satu jam wanita paruh baya ini menunggu tuannya yang belum keluar juga dari kamarnya.

Dan akhirnya So Hyun keluar dengan pakaian yang tidak biasanya dia pakai, dengan motif jeogori yang berbeda dan tataan rambut yang juga cukup berbeda dan ... Satu lagi yang begitu terlihat berbeda di mata dayang Han "cadar putih" penampilan yang agak mirip, hampir mirip ...

"Bagaimana penampilan ku?" seru So Hyun yang memecahkan ekpresi wajah dayangnya yang cengo.

"Mama ..., Anda tampak familiar di mata saya," sahut dayang Han yang masih mempertahankan ekpresi wajah yang sama.

"Apa yang membuatmu familiar dengan penampilanku yang seperti ini,  sangat tidak biasa ... Untukku," ujar So Hyun sambil melihat-lihat penampilannya.

"Wajah anda begitu mirip dengan Yeo Gongju," ucap dayang Han tak menyangka.

Seketika So Hyun terdiam begitu ucapan itu terlontar dari mulut dayang Han. So Hyun langsung menatap dingin ke arah dayang Han dan hendak membuka suara.

"Berani sekali kau menyamakan aku dengannya, apa anda tahu masa kecilku? Tidak, 'Kan?!" ujar So Hyun yang saat ini tengah menahan emosinya.

"Ah Jeosonghabnida mama ..., Bukan begitu maksud saya. Tapi, begitu melihat wajah anda saya langsung teringat Yeo Gongju," jelas dayang Han sedikit takut.

"Hah," hembusan nafas di keluarkannya. "Kalau begitu berhenti untuk membayangkan So Yeo dengan penampilanku yang seperti ini! Sekarang, aku masih membiarkannya. Tapi ... Jika aku dengar kau berkata seperti itu lagi, jangan harap bayaran tiap bulanmu akan tetap!" ujarnya yang berlalu begitu saja setelah memendam kesalnya karena ulah dayang Han.

공주의 비밀 || The Secret Of Princess [On Going]Where stories live. Discover now