Rumah Sakit

231 44 8
                                    

Tiba di rumah sakit Alvero langsung meletakkan tubuh Alvera disana dan langsung beberapa perawat disana langsung mendorong brankar menuju ruang Unit Gawat Darurat sembari memeriksa denyut nadi gadis itu,tangannya masih setia menggenggam tangan Alvera erat.

"Mohon maaf, anda tidak boleh memasuki ruangan. silahkan menunggu di depan." ucap perawat tersebut yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Alvero.

Alvero duduk di kursi besi panjang sembari menunggu dokter keluar dari ruangan periksa Alvera, ia begitu sangat frustasi, ia gagal menjaga Alvera.

BUG! BUG!

Alvero meninju dinding rumah sakit dengan sangat keras berkali-kali, menyalurkan rasa kesal, emosi, dan kecewanya pada dinding tersebut.

"Udah Ro stop!" ucap Leon menyandarkan Alvero  lalu ia menghela napasnya kasar.

Papa Alvera yang barusaja berdiri di samping Alvero pun langsung mengusap bahu pria itu pelan."Alvero!"


Alvero yaang merasakan bahunya diusap itu pun langsung mengangkat kepalanya dan melihat Malik papa Alvera.

Alvero menatap Malik "Saya minta maaf Om,ini salah saya gak jagain Alvera dengan baik." setelahnya pria itu sedikit menundukkan tubuhnya.

"Gak usah merasa bersalah Al,kita berdoa aja ya buat Alvera."kata Malik sambil mengusap bahu nya sambil tersenyum menatapnya.

Tiba-tiba dokter dan beberapa perawat keluar dari ruang UGD, "Apakah keluarga dari pasien yang bernama Alvera Malika Ravelyn ada disini?"

"Iya saya papanya Dok."ucap Malik semua teman temannya  langsung mendekati dokter tersebut.

"Alvera gimana Dok?!" tanya Malik dengan wajah cemasnya.

"Pasien mengalami luka di beberapa titik tubuh akibat benturan yang cukup keras, terdapat lebam juga yang ada di bagian perutnya yang sudah saya obati. Kami menyarankan agar pasien dirawat disini untuk beberapa hari kedepan agar kami dapat mengawasi pasien dengan baik. Kami harus menunggu pasien siuman dan memeriksanya kembali. "ucap dokter itu.

"Baiklah. Terima kasih Dok."ucap Malik sambil mengangguk mendengarkan penjelasan dokter.

"Ro gue sama Varen pulang dulu ya Ro jagain sono Alvera."ucap Leon dan Alvero mengangguk.

Setelahnya dokter pamit dan meninggalkan mereka disana,Alvero langsung beralih mengurusi biaya administrasi rumah sakit agar Alvera dapat segera dipindahkan ke ruangannya yang ada di pikirannya sekarang, ia sangat ingin cepat-cepat ingin bertemu dengan Alvero.

Sesampainya Alvero di  depan ruangan bernomorkan 17,Alvero langsung menghembuskan napasnya kasar sebelum memutuskan untuk membuka pintu di hadapannya itu.

Ketika Alvero memasuki ruangan tersebut, Alvero langsung terpaku melihat ranjang yang ditempati oleh Alvera ia sedang duduk bersandar di ranjang sembari berbincang riang dengan teman temannya setelah tu teman temannya langsung keluar dari ruangan Alvera.

"Hai Ro!"ucap Alvera sambil tersenyum.

"Alvera!"ucap Alvero yang langsung menarik Alvera ke pelukannya dan mendekap tubuh mungil gadis itu dengan cukup erat dan Alvera membalas pelukan Alvero dan mengusap punggungnya pelan.

"Maafin gue telat nyelamatin lo." kata Alvero sendu.

"Bukan salah lo Ro."ujar Alvera beralih mengusap bagian belakang kepala Alvero

"Ra lo gak  tahu seberapa takutnya gue pas lo pingsan gue ngerasa gagal banget jagain lo,"ucap Alvero  menghela napasnya kasar.

"Gue gak bisa bayangin kalau lo kenapa-kenapa." ucap Alvero terdengar frustasi.

ALVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang