Alvero Rygan Xavier berwajah tampan dengan bahkan melebihi kata tampan,ia memiliki hidung mancung dan memiliki bola mata yang berwarna cokelat terang, siapa pun yang pernah menatapnya, akan langsung terpesona, menjabat sebagai ketua geng motor yang...
Pagi ini Alvera sedang mencari tempat ruang musik ia berjalan menyusuri koridor yang masih tampak sepi,hanya dua atau tiga orang yang baru saja datang.
"Alvero!"teriak Alvera.
"Apaan?"tanya Alvero.
"Eskul musik dimana ya? " keluh Alvera.
"Lo mau ikut ekskul musik?lo gak bakal keterima" ucap Alvero membuat emosi Alvera terpancing namun iya selalu sabar
"Dimana?" tanya Alvera.
"Kamu nanya?ruang musik dimana."kata Alvero.
"Sabar Alvera sabar."batin Alvera.
"Ruang musik ada di deket gudang sekolah ketua nya Lingga."kata Alvero memberi tahu.
"Lingga temen sekelas gue?"tanya Alvera dan Alvero mengangguk.
"Ko dia gak kasih tau ya?"tanya Alvera heran.
"Lu nya belum nanya bege."ketus Alvero.
"Udahlah gue lagi banyak kerjaan nih bye."cowo tampan itu meninggalkan Alvera sendirian.
Alvera adalah anak yang memiliki bakat seni dari lahir, umur 6 tahun Alvera sudah belajar memainkan piano Ia juga sudah tampil solo beberapa kali, terbilang sering.
Alvera berjalan menuju dekat gudang sekolah yang untungnya masih Alvera ingat letaknya dimana, tak sia-sia aku ikut berkeliling sekolah saat itu.
Ruang musik SMA BIMA SAKTI memang cukup besar dan terbilang lengkap. Di tengah ruangan terdapat panggung kecil tempat alat musik band seperti piano,drum, keyboard, gitar, bass, serta dua standing mic.
Ruangan ini juga kedap suara sehingga suaranya saat latihan musik tidak akan mengganggu. Kapasitas orang yang dapat masuk dalamnya pun cukup banyak.
"Selamat datang di ekskul seni musik" kata salah seorang cowok itu adalah Lingga sang ketua eskul musik Alvera balas tersenyum kepada Lingga.
"Jadi Lingga gue tuh masuk eskul musik."ucap Alvera.
"Bakat lo apa?"tanya Alexa geng Velvaros ternyata ia juga ikut eskul musik.
"Gue bisa main piano sambil nyanyi,oh iya ini sertifikat kegiatan musik gue boleh lo liat."Alvera menyodorkan sertifikat kejuruan musik yang begitu banyak ia sering lomba 1 kejuaraan lomba piano dan bernyanyi.
"Anjrot gila banyak amat"ucap Alexa kaget.
"Yaudah sekarang cobain lo nyanyi sambil mainin piano."suruh Lingga.
Tak perlu khawatir ku hanya terluka terbiasa tuk pura pura tertawa namun boleh kah sekali saja ku menangis sebelum kembali membohongi diri
Alvera menekan tuts piano bergantian secara berurutan memainkan irama sebuah lagu kesukaannya dengan senang hati sambil sesekali bergumam menyanyi.
Lantunan suara piano memenuhi setiap sudut ruangan musik indahnya nada yang terlantur membuat hati tenang begitu memukau dan berperasaan.
Prokk... Prokk... Prokk...
Lingga dan Alexa bertepuk tangan dan kagum akan keindahan suara Alvera saat menyanyi tadi. Sampai membuat seseorang yang dari tadi hanya berdiam diri saja sangat menyukai suara indah Alvera.
"Suara lo bagus , kamu makan nya apa sampai itu tenggorokan bisa keluarin suara seindah itu" ucap Lingga dengan kagum.
"Suara gue gak bagus-bagus amat kok Lingga." ucap Alvera malu.
"Suara Lo bagus, Lo mau gak masuk ekskul musik?"tanya Alexa dan Alvera tersenyum sambil mengangguk
"Latihan eskul musik setiap hari Jumat ya Ra."kata Alexa.
"Okey deh kalau gitu gue mau ke kelas dulu."ucap Alvera sambil membawa sertifikat prestasi nya dan keluar dari ruang musik.
