Chapter 31

814 33 3
                                    

Sejak kembali dari rumah sakit Audrey belum sepenuhnya kembali ke sekolah. Hanya beberapa kali datang kesekolah untuk membantu pemulihan memorinya. Kepala sekolah menyarankan agar Audrey belajar dirumah untuk sementara waktu sampai dia merasa nyaman. Papi dan mami sepakat dengan pendapat kepala sekolah. Audreypun disekolahkan dirumah sampai waktu yang tidak ditentukan. Dan untuk membantu Audrey tak ketinggalan pelajaran disekolah, papi menjadwalkan guru les baru khusus untuk matematika dan komputer. 

Audrey berbaring dikamarnya sambil menunggu si guru les datang. Tiba-tiba sebuah ketukan pintu terdengar dari luar kamarnya. Gadis itu membukanya dan terkejut. 

"Kevin?" Sapanya dengan heran. 

Lelaki itu tersenyum. Kini dia sudah terbiasa dipanggil dengan nama saudara kembarnya yang telah lama dinyatakan hilang itu. Berapa kalipun dia dan semua orang memberitahunya, gadis itu tetap memanggilnya dengan nama itu.

"Ready to study?" 

"What?" Audrey kebingungan. 

"Aku guru les kamu. Papi nggak ngasih tau?" Katanya lagi. 

"Serius?" Tanya gadis itu lagi. 

Kevin mengangguk. "Mau belajar dimana, dikamar kamu?" 

Audrey tak menjawab pertanyaan lelaki itu, isi kepalanya mencoba memproses apa yang sedang ia hadapi saat ini. Dengan setengah kesadaran dia membuka pintu dan membiarkan guru lesnya itu masuk kekamarnya. 

Begitu didalam kamar, gadis itu menatap lelaki yang berdiri didepannya. 

"Kevin?" Audrey ragu mengatakannya. 

"Ya?" Saut Kevin. 

"Ada beberapa hal yang harus kamu tahu sebelum kamu mulai mengajar." Kata gadis itu. 

"Oke?" Saut Kevin tak mengerti. Kenapa dia serius begitu? 

"Pertama, kamu nggak usah sok macho didepan aku. Aku udah tau kamu gay." Ujar Audrey dengan tegas. 

"Oke?" Kevin tersenyum. 

"Kedua, jangan bersikap ..." Audrey memikirkan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. 

"Pokoknya kamu jangan sok normal didepan aku. Tunjukkin aja diri kamu yang gay itu." Lanjut Audrey. Dia teringat lagi saat lelaki itu membuat bulu kuduknya berdiri.

"Oke?" Saut Kevin masih tersenyum. 

"Kamu jangan senyum-senyum begitu nggak jelas." Sungut Audrey.

"Lho ..." 

"Dan jangan suka ngebantah." Tegas Audrey. 

"Okay." Ini yang jadi guru sebenarnya siapa sih.

Audrey diam memikirkan kata-kata selanjutnya. Dilihatnya lelaki itu hanya memandangi buku-buku yang berada dirak. 

Kevin menoleh ke gadis itu. "Ada lagi yang lainnya?" 

"Udah itu aja." Sungut gadis itu.

"Kita mulai kalau gitu?" Kata Kevin dengan lembut. Audrey mengangguk dan mengikuti lelaki itu menuju meja belajarnya. Audrey langsung menghempaskan bokongnya dikursi dan mulai membuka buku matematikanya, sementara Kevin mengambil tempat duduk disampingnya.

Waktu les seharusnya hanya berlangsung satu jam tetapi entah siapa yang lebih menikmatinya, Audrey langsung menyukai pelajaran satu ini ketika lelaki itu menjelaskan beberapa soal. Kevin sendiri tak menyadari waktu yang telah mereka lewatkan, dia juga tak menyangka dengan kemampuan gadis itu dibidang matematika. Seharusnya hari ini hanya sebuah pengenalan saja tetapi Audrey sangat cepat untuk mengikuti pelajaran yang dia sampaikan. Sesekali lelaki itu mencuri pandang wajah Audrey yang sedang menikmati bukunya. 

BROKEN DREAMSWhere stories live. Discover now