38

1.5K 293 33
                                    

Dua minggu setelah kepergian Namgil, Irene berubah menjadi lebih murung. Dikatakan lebih karena sebelum ayahnya meninggal pun Irene sudah sering murung. Seulgi yang tidur, makan, dan apa-apa bersamanya saja tidak tahu kenapa. Irene tidak pernah menceritakan kegelisahannya. Irene hanya bercerita tentang cafe atau teman-temannya.

Seperti sekarang ini, Irene berada dicafe namun hanya untuk membaca buku dikursi salah satu pengunjung.

Matanya mendelik kala mendengar seorang pria memesan sesuatu pada Sehun yang sedang berada dikasir. Pria itu datang bersama anaknya yang diperkirakan berusia lima tahun, sangat menggemaskan. Namun itu membuat Irene merasakan kesedihan.

Irene menghela napas lalu kembali menatap bukunya dan membalik halaman. Sampai seorang wanita datang membawakan coklat hangat untuknya dan duduk dihadapannya.

Irene bahkan lupa sudah meminta gadis itu untuk membuatkan coklat hangat untuknya.

"Eonnie belakangan ini suka baca buku." kata orang itu. Dia gadis cantik bernama Chaeyeon, sudah bertahun-tahun menjadi pekerja tetap di cafe itu.

"Hm. Sejak dulu aku suka membaca buku, hanya saja kebiasaan itu hilang beberapa tahun ini." jawab Irene lalu mengesap minumannya sesaat dan menaruh cangkirnya kembali untuk fokus pada buku yang ia pegang.

"Oh benarkah? Apa sajangnim juga suka membaca buku?"

Irene kembali mengalihkan pandangannya. Menatap mata gadis itu yang berbinar memancarkan sesuatu. Irene tidak bodoh untuk menyimpulkan kalau gadis ini sangat menyukai Seulgi. Dia sudah tahu sejak lama.

"Ya, dia juga suka membaca." jawab Irene singkat lalu kembali pada bukunya.

"Ah.. Pantas saja sajangnim sangat pandai." gumam Chaeyeon pelan namun nadanya terdengar sangat menyanjung Seulgi dengan amat sangat.

Irene menutup bukunya lalu menaruhnya disamping cangkir. Dia melayangkan tatapan yang sulit diartikan pada lawan bicaranya.

"Apa kau sangat menyukai suami ku?" tanya Irene dengan tangan menopang wajahnya dimeja.

Chaeyeon terkisap. Pertanyaan itu seperti menguhunus jantungnya sangat dalam.

"Aa-aku sangat mengaguminya. Dia menciptakan banyak sekali lagu bagus dan aku sangat menyukai karya yang dia buat." ucapnya takut-takut.

Irene memandangnya skeptis. Hanya menyukai karyanya? Itu terdengar seperti lelucon. Tentu bukan sebuah keseriusan.

"Apa kau pernah berbicara dengannya seperti yang kita lakukan saat ini?" Irene kembali bertanya.

Chaeyeon tertawa cangung.
"Tentu saja tidak eonnie. Sajangnim sangat sibuk untuk meluangkan waktunya berbicara denganku."

Benar juga, Irene sampai lupa kapan Seulgi terakhir kali membuat kopi disini.

"Kau ingin berbicara dengannya?"

Manik Chaeyeon membulat seperti baru saja mendapatkan jackpot.
"Eonnie bercanda? Tentu saja aku mau!"

Irene tersenyum tipis hampir tak terlihat.
"Itu bisa diatur."

Chaeyeon mengulum bibirnya gugup. Ragu karena yang ia dapatkan ini keuntungan atau kerugian. Seorang istri ingin mengenalkan wanita lain pada suaminya dengan embel-embel wanita itu penggemar berat? Rasanya masih aneh.

"Kembalilah bekerja. Aku ingin kembali membaca." ucap Irene mengambil bukunya kembali dan membukanya.

Chaeyeon tersadar lalu langsung berdiri dan membungkuk pamit lalu pergi dari sana.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Where stories live. Discover now