25

1.6K 276 9
                                    

Keeseokan harinya..

Pagi ini Seulgi dibuat iba karena melihat Irene sangat lemas dan hanya terbaring dikasur.

"Apa rasanya sangat sakit?" tanya Seulgi lalu mengelus perut Irene.

Irene menganggukan kepalanya lalu memeluk Seulgi dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher hangat itu, membuat Seulgi kini beralih mengelus punggung Irene.

"Aku buatkan susu hangat hm?"

"Shireo." kata Irene dengan nada lemas.

"Bagaimana kalau teh hangat?" tawar Seulgi sekali lagi.

"Shireo."

Seulgi menghela napasnya.
"Katakan apa yang kau inginkan, tteokkpokki? Es cream?"

Irene diam sejenak.
"Mie goreng."

"Mie goreng?"

Irene mengangguk, "Ada dilemari penyimpanan."

"Arrasseo, akan aku buatkan." kata Seulgi hendak bangkit tapi Irene tidak melepaskan pelukannya.

"Bagaimana aku bisa membuatnya jika kau menempel seperti ini?" ucap Seulgi gemas.

"Kajima.." rengek Irene.

Seulgi terkekeh, "Sebentar saja hm." ucapnya lalu mengecup puncak kepala Irene. Mau tidak mau Irene melepasnya dan membiarkan Seulgi pergi.

"Yaishh tamu sialan." ringis Irene sembari memegangi perutnya.

Sementara itu didapur, sembari menunggu mie yang dimasak matang, Seulgi bermain dengan ponselnya untuk menelpon Hyera.

"Eomma."

"Eo, wae Seulgi-ah?"

"Anni, apa ketika menstruasi perut wanita benar-benar sakit?" tanya Seulgi sembari mengaduk panci.

"Yaa..terkadang seperti itu, ada apa? apa Joohyun sedang menstruasi?"

"Ne, setiap bulan selalu saja sakit, apa itu tidak apa-apa? Atau harus ku bawa ke rumah sakit saja?"

Terdengar suara Hyera terkekeh.

"Itu normal sayang, belikan saja obat penghilang rasa nyeri dan kompres perutnya dengan kain hangat."

"Apa tidak apa jika mengkonsumsi obat itu secara terus menerus? Joohyun selalu memakannya ketika datang bulan, aku takut ada efek sampingnya."

"Aigoo.. Eomma juga jadi ikut khawatir. Kalau begitu kita periksa saja untuk memastikannya."

Seulgi mengangguk lalu mematikan kompor.

"Arrasseo eomma. Nanti ku suruh Joohyun minum obat lalu kita siap-siap."

"Ne, ada lagi?"

"Tidak ada hehe, gomawo eomma."

Seulgi menaruh begitu saja ponselnya lalu sibuk dengan mie yang ditiriskan.

Setelah selesai, ia membawa makanan dan segelas air hangat itu ke kamar. Irene terlihat sedang menutup matanya dengan tubuh yang tertutup selimut dan hanya menyisakan kepalanya saja.

"Jhaa, makan dulu setelah itu minum obat." kata Seulgi mengelus kepala Irene.

Dengan malas Irene terduduk dan bersandar pada kepala ranjang. Moodnya sedikit naik karena merasakan kelezatan dari mie goreng.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang