39

1.8K 299 20
                                    

"Aku ingin kita bercerai Kang Seulgi.."

Seulgi terdiam. Otaknya berhenti berpikir, jantung nya berhenti berdetak dan paru-parunya lupa bagaimana cara menukar oksigen menjadi karbondioksia setelah kata-kata itu diucapkan.

"Wae.." akhirnya hanya ada satu kata lemah terucap dari bibir Seulgi.

Dengan manik berkaca-kaca Irene berusaha sekuat tenaga untuk bisa menatap Seulgi yang terlihat rapuh.

"Aku tidak bisa. Aku tidak ingin membuatmu bersedih Seulgi-ah." ucap Irene. Tangannya meremas jaket Seulgi lebih erat.

"Apa? Apa yang ada dipikiranmu? Kau membiarkan wanita lain bersama ku seolah menjodohkan kami lalu sekarang kau meminta berpisah. Apa yang salah disini?" Seulgi berkata dengan suara bergetar dan matanya memanas.

"Aku yang salah. Aku tidak akan bisa menyempurnakan hidupmu. Aku tidak bisa membuatmu bahagia." lirih Irene lalu air matanya menetes membasahi jaket Seulgi yang dia peluk.

"Jangan mengatakan hal yang aneh Joohyun-ah. Kau ini bicara apa.." Seulgi frustasi dan bernada geram.

Pernikahannya yang sudah berusia hampir tujuh tahun kini sedang berada dijurang tebing yang siap memisahkan mereka berdua.

"Aku tidak bisa memberikanmu keturunan. Berpisahlah denganku dan menikahlah dengan wanita lain yang pantas bersanding denganmu."

Napas Seulgi lagi-lagi tercekat. Tampak jelas dari mata Irene kalau ia sangat sedih dan terpaksa. Ini juga sulit untuknya.

Seulgi memeluk tubuh Irene yang awalnya meronta ingin dilepaskan, tapi akhirnya Irene pasrah karena ia juga sedang menangis.

"Aku sangat marah padamu Joohyun. Tega sekali kau mengatakan hal seperti itu hanya karena alasan yang konyol. Apa selama ini kau tidak lihat bahwa aku sangat bahagia bersamamu?" kata Seulgi enggan melepaskan pelukannya.

Irene menghentikan tangisannya lalu mendorong tubuh Seulgi sangat kuat sampai punggung Seulgi menabrak kursi didepan komputer.

"Aku tidak pantas untuk mu Seulgi-ah!! Kau tidak tahu.. Aku menderita endometriosis dan itu membuatku sulit untuk hamil!" Irene berteriak dan melemparkan jaket Seulgi kesembarang arah.

"Endometriosis?" gumam Seulgi pelan. Dia cukup tahu tentang penyakit itu. Banyak buku yang ia baca.

"Ini menyiksaku! Setiap kau menatap Min-gi.. Aku tahu bahwa kau sangat menginkan seorang anak, tapi aku tidak bisa memberikanmu keturunan!" nada Irene semakin tinggi lalu ia kembali menangis.

Tanpa mereka tahu Hyera sedang berada dibalik pintu karena mendengar teriakan Irene yang sangat keras, bahkan Hyera bisa mendengar dari kamarnya yang cukup jauh. Meskipun begitu, Hyera tidak ingin ikut campur. Dia akan membiarkan keduanya menyelesaikan masalah dengan baik.

"Joohyun-ah, kau salah paham. Aku sangat menyayangi Min-gi karena aku tidak pernah memiliki adik. Dan begitu dia lahir aku sangat bahagia karena sekarang memiliki adik laki-laki seperti keinginanku." jelas Seulgi.

"Tapi kau juga menginginkan seorang anak bukan?" tanya Irene melemah.

Seulgi terdiam. Dari dalam lubuk hatinya tentu dia sangat menginginkan keturunan.

Irene terkekeh miris.
"Benar, kau sangat menginginkannya dan aku tidak mampu memberikan itu."

"Joohyun, ku mohon.. Jangan seperti ini. Jika kita tidak bisa mendapatkannya pun tidak apa-apa, aku akan tetap bahagia menua bersamamu." Seulgi sangat rapuh saat mengatakannya.

"Lalu bagaimana dengan eomma?" Irene menatap Seulgi dengan sejuta kesedihan. "Eomma akan kecewa karena tidak bisa memiliki cucu dari anak satu-satunya." ucapannya bergetar kemudian menangis lagi.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang