17

2.7K 336 28
                                    

Seulgi memarkirkan motornya didepan cafe lalu melepas helmnya. Irene yang sudah turun dari motor itu terlihat kesusahan saat melepaskan pelindung kepalanya dan membuat Seulgi terkekeh lalu membantunya.

"Gomawo." kata Irene senang.

Seulgi hanya tersenyum lalu mereka masuk kedalam cafe bersama. Seulgi harus mampir sebentar untuk membicarakan sesuatu dengan Wendy, dan untung saja Wendy sudah datang.

"Oh? Seulgi-ah." senang Wendy.

"Bisa kita bicara sebentar? ada yang ingin ku katakan padamu." kata Seulgi lalu menarik tangan Wendy menuju ruangan yang bertuliskan 'Staf only'.

Irene hanya mengendikan bahunya lalu sibuk menata cafe, sampai tiba-tiba seorang wanita datang memasuki cafe.

"Kau tidak latihan?" tanya Irene pada Yongsun.

"Nanti siang. Aku baru saja mengantar Yeri, tidak biasanya dia merengek seperti anak kecil." kata Yongsun lalu duduk di salah satu kursi.

Irene terkekeh lalu duduk dihadapannya.
"Jika nanti aku sudah punya anak, kau harus mengajarkannya bermusik, kau guru musik yang handal."

Manik Yongsun melebar.
"Tiba-tiba? kenapa kepikiran tentang hal itu?" kekeh Yongsun dengan menggelengkan kepalanya.

Irene mendengus.
"Tadi malam aku membuatnya bersama Seulgi, siap-siap lah mendapat keponakan." ucapnya dengan berbisik dibagian akhir.

Yongsun yang sudah tahu dengan keistimewaan Seulgi itu tertawa.
"Arrasseo, aku senang kalian sudah lebih dekat." kata Yongsun bersyukur.

Irene mengangguk dan tersenyum memikirkan semua khayalan tingkat tinggginya.

"Aigoo..geumanhae, aku membuatku takut." kata Yongsun membuat Irene terkekeh sembari menutup mulutnya.

"Ehh hai wanita pemeras."

Tiba-tiba saja Moonbyul datang memasuki cafe dengan sapaan tidak menyenangkannya.

"Annyeonghaseyo, nona boss." sapa Moonbyul pada Irene lebih ramah.

"Yha, Moonbyul-ssi, tidak bisakah kau menyapaku dengan baik?" geram Yongsun membuat Irene terkekeh geli.

Moonbyul terkekeh, "Tumben sekali pagi-pagi seperti ini sudah datang." ucapnya dan meletakan kedua tangannya di atas meja menahan bobot tubuhnya.

"Geunyang." kata Yongsun lalu membuka tasnya, mengeluarkan kantong plastik dari sana dan meletakannya diatas meja.

"Dua?" gumam Moonbyul saat melihat jatah banana milknya tiba-tiba saja bertambah.

"Untuk ku satu." kata Irene dengan cepat.

Yongsun mengangguk dan Moonbyul bersenandung mengerti.

Irene mengambil satu dan langsung meminumnya, sedangkan Moonbyul menaruhnya di saku jaket untuk diminum nanti.

"Ah matta, aku kesini untuk memberi kalian undangan." kata Yongsun mengeluarkan dua lembar kertas dari tasnya.

"Eum? Pentas mu?" ucap Irene saat melihat itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang