34

1.5K 263 10
                                    

Pagi ini sebelum pergi ke cafe, Yongsun menyempatkan diri untuk pergi ke kediaman keluarga Moon, dia sudah dua hari dengan rutin pergi kesana untuk memastikan Moonbyul baik-baik saja seperti yang ia harapkan.

Baru saja hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka dan Ny. Moon terlihat muncul dengan raut tergesa.

"Oh Yongsun-ah, Moonbyul sedang bersiap untuk mandi, bibi tidak bisa menemaninya karena ada pekerjaan yang mendadak. Tolong kau temani dan pastikan jahitan diperutnya bersih." pesan Ny. Moon lalu menepuk bahu Yongsun beberapa kali.

"Tt-tap-"

Belum sempat membalas, wanita paruh baya itu sudah melenggang pergi meninggalkan Yongsun yang berdiri diambang pintu.

Yongsun menggelengkan kepalanya lantas masuk dan menutup pintu. Suasananya sepi, sepertinya Minseok juga sudah pergi bekerja.

"Byul-ah.." panggil Yongsun saat meletakan tasnya diatas meja diruang tamu lalu berjalan menuju kamar Moonbyul yang ada diujung lorong.

Saat Yongsun mendekat kearah pintu itu, ia mendengar suara gemercik air dari arah kamar mandi yang memang letaknya ada dilorong didepan kamar Moonbyul.

"Dia sudah mandi?" gumam Yongsun lalu berjalan mendekat.

Pintunya tidak dikunci, jadi Yongsun langsung membukanya dan maniknya membulat saat melihat punggung telanjang Moonbyul dibawah guyuran shower.

Moonbyul tampak tidak menyadari keberadaan Yongsun. Ia mematikan air yang keluar dan mulai menyabuni tubuhnya sembari bersiul. Santai.. Sangat santai sampai ia lupa dan menggosok perutnya yang dijahit.

"Awhh.." ringis Moonbyul.

"Byul-ah! Gwaencana?!"

Sebenarnya Moonbyul baik-baik saja, tapi saat mendengar teriakan panik Yongsun membuatnya terkejut sampai melompat dan hampir saja terpeleset.

Yongsun semakin panik dan berjalan mendekat.

"Yha! Kenapa kau ada disini?" heran Moonbyul.

Yongsun tampak acuh dan memusatkan perhatiannya pada perut Moonbyul. Ia menghela napasnya karena semuanya tampak baik-baik saja. Plester anti air juga terpasang disana.

"Kim Yongsun, apa yang kau lihat?" tanya Moonbyul lalu menutup dada dan selangkangannya.

Yongsun memutar bola matanya malas.
"Aku sudah melihatnya berkali-kali, untuk apa kau menutupinya." dengusnya.

Moonbyul terkekeh lalu menyabuni tubuhnya kembali seolah Yongsun tidak ada disana.

"Yha yha yha bagaimana bisa bersih jika menyabuninya seperti itu?" protes Yongsun.

Moonbyul berhenti menggosok tubuhnya.
"Apa? Apa yang salah? Aku mandi dengan mandiri sudah sejak belasan tahun yang lalu dan selalu seperti ini."

Yongsun berdecak.
"Leher belakang dan juga telingamu, bersihkan dengan benar." titahnya tegas sembari melipat kedua tangan didepan dada.

Moonbyul mendengus kesal.
"Aku tetap mencintainya.." gumamnya pelan.

Kalimat itu tidak luput dari telinga Yongsun, dan itu membuatnya tersenyum geli. Ia menggulung lengan bajunya keatas dan berjalan mendekat pada Moonbyul untuk menggosok punggungnya.
"Aku tahu kau sangat mencintaiku, gomawo." kata Yongsun.

Moonbyul tersenyum tipis dan membiarkan Yongsun membantunya menggosok tubuhnya.

"Apa obat yang digunakan nona boss untuk menghilangkan bekas jahitan seperti ini? Ini sedikit menganggu abs ku." kata Moonbyul. Ia ingat bekas jahitan ditangan Irene tidak terlalu membekas, atau bisa dibilang memudar.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang