LL - 27

134K 14.7K 9.7K
                                    

Hai! Ketemu lagi!

1.400 kata nieh! Ramein!

6K vote dan 8K komen for next!

Follow ig karena banyak info dan kegiatan menarik! @aloisiatherin
@khaezarhg
@jinayaedrea

Tandai typo ya! Soalnya langsung update nieh 🤤🤤

Tandai typo ya! Soalnya langsung update nieh 🤤🤤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khaezar memakai jersey basket kampusnya. Jersey berwarna putih dengan garis merah yang ia kenakan itu nampak menampilkan ototnya yang terbentuk di kedua lengannya.

Khaezar memasukan dompet, handuk kecil, botol minum dan barang barang yang sekiranya ia gunakan untuk latihan basket terakhir, sebelum mereka tanding antar kempus.

Khaezar keluar dari kamar, disambut Jinaya yang asik memakan coklat batangan yang selalu tersedia di kulkas.

Khaezar kerap kali membelikan snack kesukaan Jinaya, yang kemudian ia taruh di dalam lemari pendingin.

"Kak Khaezar mau basket?" Jinaya buru buru menelan coklat yang bersarang di dalam mulutnya.

Khaezar meletakkan tasnya diatas sofa, lalu menghampiri Jinaya yang duduk di atas kursi makan.

"Pelan pelan aja," tutur Khaezar lembut, seraya mengusap lembut puncak kepala Jinaya.

Pria itu membungkuk, menyamaratakan tingginya dengan tinggi Jinaya yang duduk, lalu satu tangannya terulur untuk mengusap sudut bibir Jinaya yang terkena noda coklat.

Jempol Khaezar mengusap lembut di atas sana, lalu ia memasukan jempolnya ke dalam mulut. Merasakan sisa coklat manis yang bersarang di ujung sudut bibir Jinaya.

"E-eh?" Jinaya jadi males sendiri. Gadis itu menundukkan kepalanya.

"Iya, gue mau basket. Kenapaaaa?" Khaezar sengaja memanjangkan nadanya di akhir, membuat Jinaya gemas dengan pria itu.

"Jinaya mau ikut?" Tanya Khaezar lagi, tapi kini pria itu sudah berlutut di atas lantai, kedua tangannya melingkar di pinggiran kursi yang Jinaya duduki.

Posisi keduanya begitu intim. Dengan posisi tubuh Jinaya yang jauh lebih tinggi.

"Boleh?" Jinaya memandang Khaezar dengan tatapan polosnya.

Khaezar mengangguk, "boleh, asal jangan jauh jauh dari gue, ya?"

Jinaya tersenyum lebar, "makasihh! Gue kira, gak bakal di bolehin Kak Khaezar gara gara kejadian terakhir kali itu." Gumam gadis itu.

Khaezar terkekeh, "ya kan, sekarang semua juga tau kalo gue udah tobat jadi gay, gara gara lo."

"Ih beneran gay?!" Pekik Jinaya terkejut.

Khaezar kian terbahak. "Pikir aja sendiri," Khaezar memberikan kedipan menggoda untuk Jinaya yang menatap lebar pria itu.

"Bentar, aku mau ganti baju dulu!" Seru Jinaya.

Love Letters [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang