LL - 24

153K 16.1K 8.8K
                                    

2.200 kata! Harus rame ya! Target vote blm kecapai :( sedih.. tp komen kalian rame banget! Bikin aku update banyak!

Next Part aku kasih info pemenang give away ya!

7K vote dan 8K++ komen ya untuk next!

Tandai kalo typo!

Yuk follow ig Khaezar! @khaezarhg biar tambah baferrr 🤤🤤

Yuk follow ig Khaezar! @khaezarhg biar tambah baferrr 🤤🤤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya Ca, iya. Ini habis ini gue berangkat kok."

"Jangan ajak Khaezar! Aya naik grab aja ya!" Perkataan Aca di seberang telepon membuat dahi Jinaya menyergit.

"Kenapa emang? Biasanya juga di anter kak Khaezar." Jinaya sampai menaruh tas yang ia genggam ke atas kasur, lalu ia mendudukkan dirinya di atas ranjang.

"Pokoknya jangan! Aya harus berangkat sendiri! Titik!" Aca memutus sambungan sepihak, sebelum Jinaya bertanya yang macam macam.

Jinaya menatap teleponnya yang sudah mati dengan tanda tanya besar di kepalanya. Tumben sekali Aca meminta hal yang, aneh?

Ya, hari ini Aca, Jinaya, Serana dan Gabriella berniat mengerjakan tugas bersama sama sekaligus kumpul kumpul melepas penat.

Jarum jam sudah menunjukkan angka sembilan, sedangkan mereka janjian pukul sepuluh, di rumah Aca.

Jinaya langsung saja memasukkan semua barang barangnya. Dia berjalan keluar kamar, dan matanya langsung menemukan Khaezar yang duduk di kursi makan sembari menyantap roti.

"Pagi," sapa pria itu.

Jinaya balas tersenyum. Ia meletakkan tas di atas sofa sebelum melangkah menghampiri Khaezar yang selalu menyambutnya dengan senyum lebar.

"Cantik mau kemana?"

Jinaya memberi pelototan meskipun bibirnya berusaha menahan senyum. Baru keluar kamar loh, sudah di suguhi Khaezar yang menggodanya.

"Mulutnya jangan manis manis kak, nanti aku salting gimana?" Jinaya berkata jujur. Dia tidak mau salah tingkah sendirian.

"Bagus dong." Khaezar menopang dagunya, "biar pipinya merah muda."

Jinaya memberenggut. Dia memilih fokus dengan roti yang selalu di siapkan oleh Khaezar tiap pagi untuk sarapannya.

"Mau kemana?" Kini Khaezar kembali melontarkan pertanyaan. Pria itu sudah selesai menyantap sarapannya.

"Ke rumah Aca. Ada kelompok an sambil kumpul kumpul." Jawab Jinaya apa adanya.

"Gue anter!" Putus Khaezar, yang di hadiahi gelengan keras oleh Jinaya.

"Nggak boleh, aku naik grab aja."

"Kalo mas mas ojeknya suka sama lo, saingan gue nambah, Ay."

Kini ganti Jinaya yang tergelak. Dia sampai menutup mulutnya, karena melihat wajah tidak terima dari Khaezar.

Love Letters [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang