Yuhu!! Follow dulu Wattpad ya biar bisa baca sampai end!
Mau baca versi AU? Bisa follow ig @aloisitherin
Jangan lupa kasih tau temen temen atau siapapun untuk baca cerita ini! 1 juta sebelum 20 chapter, akan aku ada in give away! 💐💐🫶🏻🫶🏻
Kalo vt Khaezar lewat TikTok jangan lupa ramaikan ya, wahai degem degemnya Khaezar 🧌🧌🧌
🧌 = degemnya Khaezar! Absen disini!
Khaezar menolehkan kepala, menatap Jinaya yang tertidur dengan begitu lelapnya. Dengkuran halus keluar dari bibir gadis itu.
Khaezar menyunggingkan satu bibirnya ke atas tanpa ragu, ketika menatap Jinaya secara terang-terangan. Memperhatikan gadis yang nampak lelah itu.
Khaezar memelankan laju mobilnya. Entah apa maksudnya. Yang jelas saat ini kecepatannya mengendarai mobil menurun.
"Shit!" Umpat Khaezar sembari mengerem secara mendadak, ketika ada mobil menyalip secara tiba-tiba dari arah kanan.
Refleks tangan Khaezar melindungi kepala Jinaya yang hampir terbentur kaca mobil. Gadis itu dengan mengantuk membuka mata.
"Usshhh, ushhh, tidur lagi. Nggak ada apa apa." Ungkap pria itu, sembari menarik kepala Jinaya untuk bersandar pada sandaran kursi mobil.
Jinaya yang mengantuk pun memilih untuk memejamkan mata. Khaezar memastikan belakang mobilnya tidak ada kendaraan yang melaju kencang melalui kaca spion, baru kemudian ia melajukan mobilnya.
Sambil sesekali tangannya mengelus dahi Jinaya yang mengkerut.
***
"Udah sampek." Khaezar berbisik di telinga Jinaya.
Gadis itu membuka matanya sedikit, kantuk lebih menguasai, apalagi dia baru saja makan sepiring tadi. Dengan gontai Jinaya melepas sabuk pengamannya.
Khaezar berdiri tepat di depan pintu mobil sisi Jinaya duduk, dengan satu tangan bersender pada atap mobil, dan satunya lagi berada di atas pintu mobil yang terbuka. Pria itu memblokade jalan keluar untuk Jinaya.
"Ngantuk," Jinaya dengan lemas mencangklong tasnya yang rame itu. Berisi berbagai macan pin dan gantungan kunci.
Khaezar berdecak kesal, ketika Jinaya hampir saja terbentur pinggiran mobil. Tangannya dengan cekatan melindungi.
"Dasar kebo!" Ledek Khaezar, sembari membopong Jinaya ke dalam.
Jinaya mengalungkan lengannya di leher Khaezar dengan mata terpejam. Pria itu menggendongnya ala koala.
Tangan Khaezar mencekal erat kedua paha Jinaya, agar gadis itu tidak terjatuh.
Selama perjalanan menuju kamar apartemen, banyak pasang mata yang menatap keduanya dengan pandangan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letters [END]
RomanceKatanya, Khaezar Haga Archello itu tidak pernah tertarik dengan wanita. Jadi, Jinaya merasa aman meskipun harus berada satu ruangan yang sama setiap harinya dengan Khaezar. Sosoknya yang dingin, irit bicara, misterius dan jarang berinteraksi dengan...