「 53 : The Beginning 」

Start from the beginning
                                        

Aura Mark terasa tidak bersahabat. Haechan jadi tidak berani melangkahi batasannya atau ia akan membuat Mark merasa tidak nyaman.

'Aku sama sekali tidak bisa memahami jalan pikiran Mark Hyung...Apa semua pasangan Mate di dunia ini akan bereaksi dingin seperti Mark Hyung juga?'

Ketakutan perlahan menyelimuti perasaan Haechan. Haechan takut Mark menolak dirinya sebagai Mate sehidup semati pemuda itu.

'Jika kami hanya diam saja, hubungan ini hanya akan semakin tidak jelas arahnya. Aku harus mrmbicarakan hal ini sebelum kami sama-sama menyesal di kemudian hari...'

Haechan tahu Mark tidak menyukai dirinya dalam segi romantisme, mungkin Mark hanya menganggap dirinya sebagai adik atau saudara layaknya Jeno.

Meski Haechan selalu berharap agar pasangannya cepat datang, Haechan sama sekali tak pernah menyangka bahwa orang itu adalah sosok yang selama ini ia sukai.

'Bolehkah aku sedikit berharap? Biar hubungan kami berdua akan menjadi lebih baik lagi ke depannya nanti..? Aku menyukai Mark Hyung, tapi bukan berarti aku ingin memaksanya masuk ke dalam sebuah hubungan yang tidak didasari perasaan suka sama suka...'

'...Dewi Bulan sama sekali tidak adil...Kenapa dia memberiku takdir yang sulit begini? Aku tak ingin membuat Mark Hyung kecewa karena mendapatkan pasangan sepertiku...Tapi terlepas dari itu, aku pribadi tidak ingin menerima penolakan dari pasanganku sendiri...'

'Aku lebih memilih jomblo seumur hidup ketimbang hidup menderita akibat penolakan dari Alpha...'

🦁

🦁

"Hyung, sepertinya kau kurang fokus hari ini."

Jeno menghampiri Mark yang tengah membersihkan cairan merah pekat yang mengalir dari lengan kanannya yang sobek akibat sayatan benda tajam dari musuh yang sedang mereka buru malam ini.

Mark terlihat tidak kesakitan sama sekali, pemuda itu tetap membersihkan lukanya mesti terlihat cukup parah dan dalam, dengan ekspresi datar yang menakutkan.

Jeno menghela nafas panjang, untung  pekerjaan mereka berakhir cukup cepat malam ini, sehingga mereka bisa pulang lebih awal.

"Sudah tidak ada tanda-tanda adanya penyusup lagi di kawasan ini. Lebih baik kita segera pu-"

BLAARR

Ledakan besar tiba-tiba terjadi tak jauh dari tempat Mark dan Jeno beristirahat. Kepulan asap dari api tampak menyala besar di tengah-tengah hutan yang gelap. 

Mark dan Jeno bergegas lari menuju ke tempat kejadian guna menyelamatkan orang-orang yang masih berada di sekitar sana.

"SEGERA EVAKUASI PENJAGA YANG TERLUKA KE TEMPAT YANG LEBIH AMAN!!" Mark segera memberi perintah pada anak buahnya yang berhamburan mundur ke tempat yang lebih aman.

Mark tidak melihat datangnya serangan besar seperti ini, karena pikirnya ia dan timnya telah berhasil menghabisi semua penyusup tak dikenal yang masuk tanpa izin ke daerah teritorial Klan Jung.

"Hyung, jangan terlalu mendekat!"

Jeno menahan sang kakak yang hendak maju mendekati sosok pria yang tubuhnya terbakar hebat.

"ARRRGHHHHH!!!!! BUNUHH!!! HABISI SEMUA ORANG DI SINI!!! BUNUH MEREKKAAAA!!"

Pria itu berteriak kencang di tengah-tengah kobaran api yang melahap sekujur tubuhnya.

"Tubuh orang itu tidak hangus terbakar...sepertinya api itu adalah kekuatan yang dia miliki," asumsi Mark, setelah mengamati secara seksama bara api yang melingkupi tubuh pria asing tersebut.

"Tuan muda Mark, apa yang harus kita lakukan?! Jika kita membiarkan orang itu di sini, maka hutan bisa saja terkena dampaknya!" Salah seorang Beta yang merupakan ahli strategi memberitahu Mark.

"Hyung, kita harus segera memindahkannya!" Jeno juga berpendapat demikian.

Otak cerdik Mark bekerja dengan cepat, "Ada danau kecil di dekat sini, ayo kita pancing dia ke sana!" titahnya, yang langsung diangguki Jeno dan Beta tadi.

Ketiga orang yang tersisa itu segera melancarkan serangan-serangan sebagai pancingan agar pria misterius itu ikut bersama mereka menuju danau.

"Aku akan membuat perisai supaya orang itu tidak bisa lari ke mana-mana!"

Jeno berseru pada Mark dari pinggir danau yang berukuran sedang. Beruntung mereka berhasil memancing pria itu dan membuatnya mengejar mereka sampai ke tepian danau.

Dengan segera Jeno merentangkan kedua tangannya, lalu muncullah perisai berukuran besar melingkupi area danau dan pinggirannya agar musuh mereka tidak bisa lari ke mana-mana lagi.

Pria misterius yang masih dalam mode rampagenya itu mulai kebingungan mencari celah untuk kabur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria misterius yang masih dalam mode rampagenya itu mulai kebingungan mencari celah untuk kabur.

Air perlahan mengenai ujung kakinya dan membuat api di tubuhnya perlahan menghilang.

"ARRGHHHH!!! DASAR MAKHLUK-MAKHLUK SIALAN!!! KALIAN PIKIR BISA MENJATUHKANKU DENGAN CARA INI?!" serunya, meremehkan Jeno dan juga Mark.

Mark hanya menanggapinya dengan seringainya tipis, sebelum melesat secepat kilat mendatangi pria tersebut sebelum berubah menjadi monster dan mengacaukan daerah Klan mereka lebih banyak lagi.

DHUUAAKK

Suara hantaman begitu keras terdengar hingga menimbulkan suara echo sampai beberapa meter radiusnya.

Pria itu baru saja terkena hantaman dari tangan berapi milik Mark yang kini telah menembus bagian dada pria tersebut dengan amat kencang.

DABOOMM!

"ARGH......ARGHHHH.....!"

Bruk

Sekejap pria itu terhempas ke tanah dengan cukup keras. Cairan pekat berwarna merah perlahan mengotori air danau yang semula bening.

Perisai yang melindungi sekitar mereka seketika lenyap begitu Jeno menarik kembali kekuatannya.

"Ayo kita kembali...dan berikan jantung ini pada Daddy secepatnya," ujar Mark,s ambil membawa sebuah jantung berwarna hitam menjijikkan yang berada dalam genggaman tangan kanannya.

♡ TBC ♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♡ TBC ♡

Cc to the pic's owner

Our Fate 「 The Jung 」Where stories live. Discover now