13. Hari pernikahan

660 159 33
                                    

Wihh...ada yang mau nikah nih, siapa tuch?👀

Happy reading!

***

2 minggu sudah hampir terlewati. Sisa 2 hari lagi menuju hari pernikahan. Hari ini Zahra dan Andhika akan kembali ke kota asal mereka, yaitu Bandung.

Mereka sedang disibukkan dengan barang-barangnya yang akan mereka bawa. Andhika memasukkan satu persatu barang ke dalam bagasi mobil.

"Udah semua? Ga ada yang ketinggalan?" tanya Andhika memastikan.

"Udah kok," saut Zahra yang baru saja menggembok pagar rumah.

"Ayo, masuk!"

Zahra mengangguk dan masuk kedalam mobil. Setelah siap, Andhika pun mulai menjalankan mobilnya. Tak lupa, mereka berdo'a terlebih dahulu agar diberikan keselamatan sampai tujuan.

***

Kurang lebih 3 jam waktu yang mereka tempuh dan akhirnya mereka pun sampai di Bandung. Andhika mengantarkan Zahra terlebih dahulu ke rumahnya. Karena besok Zahra akan benar-benar di pingit.

Besok adalah hari dimana Zahra tidak diperbolehkan untuk keluar rumah, bahkan bertemu dengan Andhika sampai ijab qobul selesai diucapkan oleh Andhika.

Zahra pun turun dari mobil, diikuti oleh Andhika yang berada dibelakang. Sebelumnya, Andhika membantu Zahra terlebih dahulu untuk menurunkan barang bawaannya. Kedatangan mereka disambut hangat oleh kedua orang tua Zahra.

"Assalamu'alaikum, Yah, Bun," Zahra dan Andhika menyalami Gavin dan Mita secara bergantian.

"Wa'alaikumussalam," ucap keduanya, sambil membalas uluran tangan mereka.

"Akhirnya, anak dan calon mantu Bunda datang juga," ucap Mita sambil mengelus pucuk kepala Zahra.

"Bagaimana? Sudah siap untuk besok lusa?" tanya Gavin pada Andhika.

"Insyaallah, saya siap," ucap Andhika dengan percaya diri.

Gavin mengangguk percaya.

"Eh, ayo, masuk! Kita ngobrol di dalem aja," ajak Mita.

"Ga usah, Bunda. Saya mau langsung pulang aja," tolak Andhika halus.

"Ga mau minum dulu? Takutnya haus," tawar Mita.

"Ngga kok, Bun. Makasih,"

"Yaudah, kalo gitu makasih ya, udah nganterin anak Bunda,"

"Iya, sama-sama, Bunda. Kalau gitu saya pergi dulu ya, takutnya Mama sama Papa nungguin. Assalamu'alaikum," pamit Andhika.

"Wa'alaikumussalam," jawab keluarga Zahra.

"Hati-hati ya," ucap Zahra sambil tersenyum ke arah Andhika.

"Iya, sampai ketemu besok lusa," Andhika membalas senyuman Zahra.

Zahra mengangguk. Andhika pun pergi memasuki mobilnya.

***

Hari ini Zahra benar-benar tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumahnya. Ia benar-benar di pingit. Alhasil seharian ini ia terus saja bermain ponsel di kamarnya.

Lama-kelamaan, ia pun bosan. Akhirnya Zahra merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Ia memandang langit-langit kamarnya.

"Ga kerasa ya, Zah? Besok lu udah jadi istri orang aja. Padahal gw ngerasa, diri gw belum cocok buat jadi seorang istri. Gw masih ngerasa diri gw bocil. Tapi gapapa, gw bakal berusaha ngebuat diri gw jadi lebih dewasa dan jadi istri yang baik buat Andhika," gumam Zahra.

ANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang