02. Dapet notif

922 227 57
                                    

Siap mengikuti perjalanan hidup Zahra?

***

Zahra yang baru saja merebahkan dirinya langsung mendudukkan kembali tubuhnya.

"Maksud? Tau darimana kalian?" Zahra mengeryit bingung.

"Kamu sendiri yang bikin semua orang tau," kali ini Aisyah yang membuka suara.

"Iya, tau salah. Ngereog ga tau tempat," Zahra menghembuskan nafasnya.

Lalu, ia pergi menuju lemarinya untuk mengganti seragamnya menjadi baju dalam asrama. Dan kembali merebahkan dirinya di kasur. Kali ini ia akan tidur sebentar sampai adzan dzuhur berkumandang.

***

Adzan dzuhur baru saja selesai berkumandang. Sesuai janjinya, Erika pergi ke asrama Zahra untuk mengajaknya ke masjid.

"Zahra!" panggil Erika dari depan pintu asrama Zahra.

Dengan cepat Zahra langsung membukakan pintu. Ia juga sudah siap untuk berangkat ke masjid.

"Yuk, berangkat!" seru Zahra sambil mengambil sarungnya.

"Udah bawa qur'an?"

"Oh iya, kan ada tilawah. Bentar," Zahra mengambil al-qur'an-nya yang ditaruh di jendela.

"Udah? Yuk!"

Mereka pun pergi ke masjid dan melaksanakan sholat dzuhur. Setelah itu mereka mengikuti kegiatan tilawah di aula.

Kegiatan sholat berjamaah, tilawah, tahfidz dan kesantrian ikhwan dan akhwat dilaksanakan secara terpisah. Tapi, kegiatan sekolah dan makan akan disatukan di gedung yang sama.

***

Setelah melaksanakan kedua kegiatan tersebut, Zahra merasa sangat lapar. Saat istirahat ia hanya meminum es teh saja.

"Rik, makan, yuk! Laper nih," Zahra mengusap-usap perutnya yang sedang kelaparan.

"Lagian, beli kebab malah dikasih ke orang,"

"Ya, kan, tadi bingung mau ngomong apa. Yaudah, kasih aja tuh kebab. Lagian, pake bilang dipanggil sama aku,"

"Ya, maaf. Tapi kamu seneng kan? Sampe teriak-teriak ga jelas di kantin,"

"Banget! Ada untungnya juga sih, hehe..."

"Hmm...jadinya mau makan atau ngga nih?" Erika mengalihkan topik pembicaraannya.

"Jadilah! Laper kayak gini, masa ga jadi makan,"

"Yaudah, buruan ambil piring gih,"

Zahra langsung pergi menuju asramanya, begitu pun dengan Erika. Setelah itu mereka pergi ke ruang makan yang berada di lantai 3 gedung sekolah.

***

Sampai di ruang makan antrian bagian akhwat sudah panjang. Mereka berdua terpaksa harus ikut mengantri panjang.

"Huft...panjang banget ini mah," gumam Erika.

Zahra melihat antrian bagian ikhwan sudah mulai sedikit. Ia pun memiliki rencana untuk ikut ke antrian ikhwan.

ANDRAWhere stories live. Discover now