38. Cek kandungan

235 15 1
                                    

Ciee...ada yang mau ngecek kandungan nih 🤭

***

Sesuai dengan apa yang tadi mereka rencanakan. Sepulang sekolah mereka pergi ke dokter kandungan. Mereka meminta izin kepada ketua kesatrian dan kepala sekolah untuk keluar dari pesantren dengan alasan ingin kontrol kesehatan ke dokter.

Mereka tiba sedikit telat jadi mereka harus menunggu sekitar setengah jam. Karena mereka mendapatkan antrian nomor 5.

Saat namanya dipanggil, Zahra merasa takut dan gugup. Tapi, Andhika terus menggenggam tangan istrinya untuk menguatnya.

Mereka pun bangkit dari duduknya dan masuk ke ruangan spesialis kandungan. Sudah terdapat seorang dokter yang menunggu keduanya di meja dokter. Di mejanya terdapat papan nama dr. Rachmawati Adelia, Sp.OG.

"Selamat siang, Bu Az-Zahra Zalfa Saputri."

Andhika yang berada di samping Zahra terlihat sedang menahan tawanya. Karena mendengar Zahra dipanggil dengan embel-embel Bu.

"Ga usah kayak gitu!" ucap Zahra pelan.

Zahra mencubit kecil pinggang suaminya. Andhika pun meringis kesakitan.

"Selamat siang, Dokter."

"Silakan duduk, Bu, Pak."

Zahra melirik Andhika seperti lirikan meledek. Sedangkan Andhika menunjukkan ekspresi tak terima dipanggil dengan embel-embel Pak.

Keduanya duduk dihadapan Dokter Rachma yang tengah membuka dokumen milik Zahra.

"Baru pertama kali cek ya?"

"Iya, Dokter."

"Baru ketahuan kehamilannya kapan?"

"Hari ini, Dok. Sekalian mau di USG biar ketahuan usia kehamilannya."

"Baik, kalo begitu bisa langsung berbaring ke brankar ya, Bu."

Zahra berbaring di brankar yang dibantu oleh Andhika, sedangkan Dokter Rachma menyiapkan alat-alat untuk USG.

Andhika berdiri di sebelah kepala Zahra, Dokter Rachma duduk di sebelah perut Zahra, membuka sedikit pakaian Zahra untuk menuangkan gel pada perut Zahra, sebelum akhirnya melakukan USG.

"Iya, benar ini hamil. Ini kantongnya ada 1, kita cari baby nya, ya."

Zahra dan Andhika memperhatikan layar monitor yang menampilkan hasil USG.

"Nah, ini baby nya. Baby nya keliatan sangat sehat. Selamat, ya."

Zahra melirik Andhika dan tersenyum. Andhika membalasnya sekaligus mengusap pucuk kepala Zahra.

"Terima kasih, Dok."

"Kira-kira, usia kehamilannya udah berapa lama, Dok?" tanya Zahra.

"Kalau dilihat dari ukuran baby nya sih, usia kehamilannya sudah minggu ke-4 memasuki minggu ke-6, Bu. Usia kehamilannya masih rentan, janinnya masih sebesar biji wijen."

"Kecil banget, ya, Dok?" tanya Andhika.

Dokter Rachma terkekeh, "Memang, Pak. Semakin bertambahnya usia kehamilan, semakin berkembang pula janinnya. Nanti saya kasih resep vitamin untuk Ibu dan Bayinya agar kuat dan sehat, ya."

Dokter Rachma menutup kembali pakaian Zahra dan merapikan peralatan USG nya.

"Baik, Dok. Terima kasih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang