5.2 | Insiden

5K 684 318
                                    

HALOOO!

GIMANA KABAR KALIAN SEMUA?

HAPPY READING YA

*****

"Kenapa nomor lo susah banget di hubungin, Ra... Gue khawatir sama lo!"

Laki-laki itu terus mencoba untuk menghubungi perempuan itu. Raut wajahnya kentara tak tenang, sangat kentara sirat akan kekhawatiran. Raja bolak-balik mencoba membuka pintu kamarnya yang sengaja di kunci dari luar oleh sang Ayah, "Arghhh! Bangsat!" umpatnya seraya memukul keras pintu itu.

Dia terus teringat akan ucapan sang Ayah kemarin malam, pria itu bergerak sendiri dan Raja tidak bisa lagi menahannya.

"Ra... Please angkat.." beonya sendiri. Nihil, dia tidak akan mendapatkan hasil apapun.

Cowok itu memutar otaknya, dia menekan tombol di samping pintu kamarnya. "Gue butuh makan, buka pintunya!" teriaknya emosi.

"Makanan akan segera datang,"

"Gue mau makan di luar, bodoh!" damprat Raja lagi.

"Maaf tidak bisa, Tuan. Ayah anda melarang,"

Raja berdecak kesal, "Lo mau gue mati dalam kamar hah?! Buka atau gue bunuh diri disini," ancamnya.

Raja menjauhkan tubuhnya dari pintu ketika mendengar suara pintu di akses, "Ini makanan and--"

Bugh!

Dengan sengaja Raja melayangkan satu pukulan pada belakang leher anak buah ayahnya itu, membuat tubuh itu jatuh dan tersungkur ke lantai.

Ditariknya tubuh itu masuk ke dalam kamar, dengan susah payah dia membaringkan tubuh itu di atas ranjangnya lalu menutupinya dengan selimut hingga batas kepala. Raja tersenyum smirk, "Gue nggak akan tinggal diam kalau Rora kenapa-napa."

Dia bergegas mengambil masker, topi, dan jaketnya. Bergerak cepat hendak keluar dari kamar, dia berhenti sejenak. "Gue perlu ini," ucapnya mengambil sebuah pistol lalu memasukkannya ke dalam saku.

Tak lupa ia mengambil jas hitamnya, berpenampilan seperti anak buah sang Ayah dan langsung bergegas pergi.

****

Mobil milik Tanzil melaju dengan kecepatan penuh, laki-laki itu terlihat sangat panik menyadari jika mobilnya masih terus di ikuti.

"Ra, dengerin gue. Kalo keadaan mengharuskan buat gue sama lo turun dari mobil ini, lo harus lari secepat yang lo bisa. Jangan tunggu gue, jangan pe---"

"Nggak! Rora nggak akan ninggalin Tanzil."

Tanzil menatap sebentar gadis itu, ia menghela nafasnya. "Selalu genggam tangan gue, jangan sampai lepas." ujarnya.

Rora mengangguk patuh, dadanya bergemuruh takut melihat sekarang ia tengah di incar. Selama ini dia tidak pernah takut pergi kemana-mana, karna ia yakin Ayahnya tidak akan membiarkan bahaya menerpa dirinya. Tapi kenapa sekarang ia diincar seolah akan dihabisi?

Cittttt

Mobil itu mengerem mendadak, Tanzil sebisa mungkin menahan supaya mobilnya tidak menabrak sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya.

TANZIRAWhere stories live. Discover now