5.3 | Berakhir?

5.9K 718 356
                                    

.

⛔ VOTE DAN COMENT ⛔

.

SELAMAT MEMBACA

.

.

*****

"Tanzil kenapa kayak nggak seneng gitu bareng Rora? Rora salah apa?"

"Emangnya harus banget jauh lagi?"

"Kita 'kan udah pacaran, kalo pacaran nggak boleh saling menjauh.."

Rora masih terus mencerocos seraya berusaha mengejar Tanzil yang tengah berjalan cepat, gadis itu bingung kenapa Tanzil seolah menjaga jarak dengannya.

"Tanzil!" panggil Rora keras, tangannya menarik laki-laki itu supaya berhenti melangkah. "Dengerin Rora ngomong nggak sih?!" kesal gadis itu.

Tanzil menghela nafasnya panjang, melihat sekelilingnya. Rupanya banyak siswa yang memerhatikannya dan juga Rora, memangnya ini tontonan? Dia mendudukkan Rora pada kursi panjang yang berada di depan tembok kelas.

"Diem dulu." titahnya serius.

Rora mengangguk, lalu arah bola matanya mengikuti gerak tubuh Tanzil yang menyamakan tinggi dengan dirinya. Sejenak ia bingung, namun rupanya laki-laki itu mengulurkan tangan untuk membetulkan tali sepatu Rora yang terlepas.

Sontak itu membuat gadis itu sedikit salah tingkah, "Makasih." ujarnya canggung.

"Tanzil jawab Rora! Jangan buat Rora takut kalo Tanzil bakalan jauh dari Rora lagi." sambung gadis itu.

Tanpa mengalihkan pandnagannya, Tanzil memerhatikan wajah gadis itu sampai dia berhenti berbicara. "Udah ngomongnya?" tanyanya.

Rasanya Rora ingin menggigit cowok itu sekarang juga, "Tan---" jari telunjuk Tanzil segera mendarat di bibir cewek itu.

"Gantian gue yang ngomong." ucapnya.

"Nggak ada yang jauhin lo," sambung Tanzil, dengan santainya lalu dia melangkah seraya melingkarkan tangannya posesif di pinggang Rora. "Gue masih dan akan selalu sayang sama lo." bisik cowok itu seraya berjalan.

Bagaimana Rora tidak merinding? Jarak wajah Tanzil dengan telinganya benar-benar sangat dekat, "I---iyaa, Tanzil." gugupnya.

Waktu istirahat masih tersisa lumayan lama, kurang lebih 30 menit lagi. Tanzil menggunakan waktu itu untuk mengajak Rora ikut bersamanya makan di luar area sekolah.

Memang melanggar peraturan, tapi itu bukanlah masalah besar. Dia bisa menyogok satpam dengan sejumlah uang dan semua bisa terselesaikan.

"Kita mau makan dimana?" tanya Rora bingung, lalu matanya mengikuti tangan Tanzil yang menunjuk ke sebuah warung bakso.

"Emangnya gapapa ya? Ini kita nanti nggak di hukum?" tanya Rora lagi, "Nggak." Tanzil menjawabnya dengan santai.

Sesampainya disana, Tanzil menyuruh Rora untuk duduk lebih dulu. Lalu ia mendatangi si penjual dan memesan dua porsi bakso, satu untuknya dan satu lagi untuk Rora.

TANZIRAWhere stories live. Discover now