BAB 23

331 15 0
                                    

Kayra hanya melihat Reza yang menggendong Olive menuju kamar. Tadi sewaktu di supermarket, Reza membawa Olive ke apartemen cowok itu, dengan terpaksa Kayra mengikuti motor Reza. Mana mungkin dia membiarkan Reza membawa Olive pergi? Dan lagi dia tidak tau Reza akan kemana, jadilah mereka di sini, di apartemen milik Reza. Cowok itu menyuruh Kayra dan Olive untuk tidur di apartemennya.

Kayra pura-pura tidak melihat Reza yang sudah duduk di sebelahnya. Kedua netranya terus menatap layar tv yang menunjukkan kartun di sana.

"Kay?"

Rasanya awkward sekali. Padahal tadi mereka berantem hebat, lalu beberapa jam setelahnya mereka ada di sini berdua.

"Apa?" balas Kayra pelan, cewek itu melirik sekilas ke arah Reza yang terus melihat layar di depan mereka. Tapi detik itu juga Reza menatap Kayra.

"Gue minta maaf." ucapnya tulus. Jujur setelah pertengkaran itu, Reza terus menyalahkan dirinya karena sudah berbicara itu pada Kayra. "Gue minta maaf soal yang gue-"

"Za? Gue pamit ke kamar ya?" Kayra membalas tatapan Reza. "Gue ngantuk, permisi." Kayra langsung beranjak dari sofa, meninggalkan Reza yang hanya bergeming.

Cowok itu menyugarkan rambutnya, hembusan napas beratnya terdengar samar. Deringan ponselnya membuat cowok itu mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Reza membiarkan sang penelepon untuk menyelesaikan ucapannya terlebih dahulu, setelahnya dia menjawab. "Iya Pa."

Setelah sambungan terputus, Reza langsung mengambil jaketnya di punggung sofa kemudian memakainya. Reza beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari apartemen, sebelum benar-benar pergi, Reza sudah mengirim chat pada Kayra, hanya berisi dia pamit pulang.

Di kamar Kayra menatap layar ponselnya yang terdapat chat dari Reza. Dia memang sudah membuka blokir nomor cowok itu karena tadi di depan supermarket katanya cowok itu akan mengembalikan Olive setelah Kayra membuka blokir, tapi ternyata cowok itu tetap membawa Olive pergi dan terpaksa Kayra mengikuti motor Reza.

Kayra beralih ke room chat Ayah dan Ibunya secara bergantian, tapi tidak ada satupun chat yang masuk. Apa mereka tidak mengkhawatirkan kedua anaknya yang belum pulang sampai larut malam seperti ini? Tadinya Kayra senang Ayah dan Ibunya sudah pulang, tapi tidak lagi karena dia hanya mendengar suara keributan dari dua orang itu.

****

"Jadi?"

Kayra menatap Kanaya memelas. "Gue harus gimana?" tanyanya sedih.

Kanaya berdecak kesal. Kayra Baru saja menceritakan tentang cewek itu yang bertemu dengan Reza di kompleknya, lalu ternyata sedang mengantarkan cewek lain yang ternyata adalah tunangannya. Lalu ketika Kayra dan Reza yang bertengkar saat Kayra bersama Aldo dan Reza yang bersama tunangan cowok itu yang ternyata adalah Jenia-Kakak Rere. Kayra juga menceritakan awal mula dia dan Olive berada di apartemen Reza, dan percakapan singkat antara Kayra dan Reza tadi malam.

Kanaya mengembuskan napasnya sebelum memulai percakapan lagi. "Lo itu selalu begitu Kay. Lo cerita ke gue pas masalah udah banyak terus bertambah lo baru cerita ke gue?"

Kayra memainkan jarinya. Tidak berani menatap Kanaya saat ini, Kanaya kalau sudah begini seperti mode emak-emak yang menceramahi anaknya karena nakal.

"Lain kali, kalau orang mau jelasin sesuatu dengerin dulu Kay. Buruk atau baiknya. Iya gue tau lo takut kalau faktanya bikin lo sakit, dan pastinya lo gak siap." Kanaya menjeda sebentar. "Tapi lo gak bisa terus-menerus menghindar dari orang yang mau jelasin sesuatu ke lo, Kay." tambahnya.

Kanaya menghempas tubuhnya di punggung kursi miliknya, cewek itu melirik Kayra yang sekarang sudah mendongak menatapnya. "Pertama! Lo harus ketemu Reza, minta penjelasan."

"Gue g-"

"Kedua! Setelah Reza jelasin ke lo, baru lo ambil keputusan!" ucap Kanaya tegas.

"Nay, gu-"

"Paham?" tanya Kanaya tegas.

Kayra cemberut sambil mengangguk. "Jadi harus kapan?" tanya Kayra polos.

"Secepatnya, Kay!" jawab Kanaya kesal. "Mau gue yang turun tangan atau lo sendiri?" tanya Kanaya galak.

"Gue sendiri." balas Kayra.

"Oke. Sekarang ayo ke kantin, gue laper." ajak Kanaya. Kanaya harus menunda pergi ke kantin tadi karena Kayra akan bercerita.

"Males, Nay!" ucap Kayra.

"Ayo lo gak boleh males anjir! Apalagi ini tentang makanan, gak boleh males!"

****

Kayra mencari sambil memanggil nama Olive di apartemen. Kayra panik karena Olive tidak ada di sana, padahal Kayra sudah bilang pada sang adik agar tidak kemana-mana. Kayra mengambil ponselnya, dia menghubungi guru sekolah Olive, siapa tau di sekolah Olive ada agenda di sana.

"Iya Bu, terimakasih."

Kayra duduk di kursi meja makan, dia menangkup kepalanya dengan kedua tangannya. Tidak ada acara apapun di sekolah Olive, padahal Kayra sudah memberikan informasi kepada guru Olive bahwa bus sekolah menjemputnya di apartemen Reza, tidak mungkin 'kan supir bus itu lupa-

Kayra beranjak dari duduknya, tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu, Kayra langsung keluar apartemen. Apa Olive pulang ke rumah?

Kayra meremas lengan tangannya seraya menunggu pintu lift terbuka. Dia takut Olive terjadi sesuatu atau melihat sesuatu jika anak kecil itu pulang ke rumah. Ting! Pintu terbuka yang langsung mendapati Reza di dalamnya. Cowok itu ikut panik saat Kayra masuk dengan wajah yang panik dan gelisah.

"Kenapa?" tanya Reza.

"Olive, gak ada." jawab Kayra.

Reza langsung memencet tombol angka yang akan membawa mereka ke lobby apartemen.

*****

29 Januari 2023

REZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang