BAB 06

477 23 0
                                    

Reza turun dari motor besarnya, setelah membuka helmnya dan menaruh benda itu di jok, Reza melangkah memasuki rumah minimalis. Anak kecil dengan seragam SD terpekik senang melihat Reza yang ada di rumahnya. Olivia-adik kandung dari Kayra yang masih duduk di bangku dua SD.

"ABANG!" Olive merentangkan tangannya meminta di gedong, dengan senang hati Reza langsung menggendongnya.

"Abang mau jemput Kak Rara?" tanya anak kecil itu yang masih dalam gendongan Reza, cowok berjaket hitam itu mengangguk cepat.

"Iya, Kakak masih di dalam?" tanya Reza seraya menurunkan Olive, dia berjongkok-menyamakan tinggi Olive. Anak kecil itu mengangguk lucu. "Olive mau berangkat sekarang? Mau abang antar?" tawar Reza.

Olive menggelengkan kepalanya. "Bus-nya udah datang, Olive mau berangkat sekarang ya, bang?" ucap Olive menunjuk bus sekolahnya yang sudah terparkir di depan rumahnya.

Anak kecil itu mencium tangan Reza, Kayra selalu mengajarkannya untuk mencium tangan pada orang-orang yang lebih tua darinya ketika berpamitan pergi. Olive menaiki bus sekolahnya sambil melambaikan tangan ke arah Reza.

Reza ikut melambaikan tangannya ke arah anak kecil itu. "Dadah Olive?"

"Dadah bang!"

Bertepatan dengan bus sekolah Olive yang pergi, suara pintu tertutup terdengar di kedua indera pendengarannya. Reza membalikkan tubuhnya menghadap Kayra yang sedang mengunci pintu rumahnya.

"Olive udah berangkat?" tanya Kayra, cewek itu memasukan kunci rumahnya di tasnya menghadap Reza. Kenapa di kunci rumahnya? Jawabnya di rumah tidak ada siapa-siapa selain Olive dan Kayra. Kedua orangtuanya? Mereka sibuk bekerja, demi uang mereka rela tidak pulang. Ayah dan Ibu Kayra hanya pulang tiga bulan sekali kadang juga satu tahun sekali.

"Udah, baru aja." jawab Reza.

Kayra mengeluarkan motornya yang kemarin sudah ia ambil dari bengkel. Aktivitas Kayra membuat kerutan di dahi Reza tercetak walaupun tidak ketara. "Bareng gue! Ngapain lo keluarin motor?" Reza memperlihatkan aura tidak suka.

"Gak mau! Gue mau pake motor gue sendiri!" balas Kayra memasang helmnya.

Reza berdecak, "mau lo apa sih! Gue ke sini biar bisa bareng sama lo, kenapa lo maunya make motor sendiri?"

Kayra turun dari motornya, dia menarik Reza keluar dari teras rumahnya dan mengunci pintu pagar. Kayra menatap Reza. "Males! Gue sering di PHP-in sama lo!" ucap Kayra kembali menaikkan motornya. Sering sekali kalau Kayra bareng dengan Reza, cowok itu malah ngaret ketika ia menunggu Reza.

"Gue mau bareng sama lo Kay!" ucap Reza kekeh ingin Kayra berangkat dengannya menggunakan motornya.

"Ya udah bareng! Lo pake motor lo, gue pake motor gue!" tukas Kayra.

****

Reza menyugarkan rambutnya, satu tangannya menyelipkan sebatang rokok di bibirnya yang kemudian menyalakan korek untuk menghidupkan rokoknya.

Cowok itu berada di belakang sekolah dengan Kendra, Jehan? Cowok itu kan cowok teladan, jadi tidak ada di sini ketika jam sekolah. Belakang sekolah ada warung kecil, banyak anak-anak SMA yang bolos di sana, padahal Mak Ijah-pemilik warung sering memberikan siraman rohani pada anak-anak muda itu untuk tidak bolos. Memang dasarnya anak-anak nakal mendengarkan, masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.

"Lo gak ke sekolah?" Kendra bertanya pada Reza sambil memakan gorengan.

"Ngapain? Baru nyampe," jawab Reza menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Tadi gue liat kelas IPS 2 jam olahraga," ucap Kendra menatap Reza sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya sambil menyomot gorengan.

Reza mengangkat satu alisnya, tidak paham maksud ucapan Kendra. "Terus?"

"Gue denger-denger tadi anak-anak pada ghibahin Kayra, katanya cewek lo cantik banget."

BRAK

Kendra mengelus dadanya kaget, kursi panjang yang di duduki Reza tadi sudah terbalik karena cowok itu kabur begitu saja. "Bangsat emang!" umpat Kendra kesal.

Sedangkan Reza membuang puntung rokoknya sebelum dia memanjat tembok belakang sekolah, saking buru-burunya, Reza sampai terjatuh karena tidak fokus saat mendarat.

Kedua matanya bisa melihat Kayra yang asik tertawa dengan Kanaya di pinggir lapangan sana. Tanpa basa-basi lagi Reza menghampiri Kayra. Kedatangannya mampu membuat dua remaja itu berhenti bercanda ria.

"Ngapain lo?" tanya Kayra.

Kanaya menatap kedua sejoli itu secara gantian, kemudian dia pamit pergi, tidak ingin ikut campur dengan kedua orang itu. Setelah kepergian Kanaya, Reza menarik tangan Kayra agar cewek itu lebih dekat dengannya, tangannya terulur menarik kunciran Kayra.

"Reza!" Kayra menatap Reza kesal, padahal dia sedang keringatan karena olahraga tadi.

"Ck, berisik lo!" desis Reza mengantongi kunciran biru itu ke dalam saku seragamnya. Karena kunciran sialan itu banyak cowok yang memuji Kayra!

"Dateng-dateng gak jelas lo!" omel Kayra.

Reza menyentil kening Kayra yang membuat sang empu meringis sambil mengusap-usap keningnya. "Bawel banget lo!" cibir Reza.

"Gue kasih tau ya, lo itu jelek. Jadi gak usah sok cantik! Segala nguncir rambut lo gitu!" hardik Reza menatap Kayra dengan smirk-nya.

Kayra mengerutkan keningnya. "Apan dah! Apa hubungannya nguncir rambut sama sok cantik!" ucap Kayra ngegas.

"Ya ada pokoknya!" ketua Reza memasukan tangannya ke dalam saku celananya.

Kayra menatap Reza penuh selidik karena cowok itu menatapnya intes, apa yang ada di pikiran Reza saat ini? Orang seperti Reza itu pantas di su'udzoni. "Apa?" tanya Kayra galak.

"Gue baru sadar..." Reza sengaja menggantungkan ucapan agar cewek dihadapannya penasaran apa yang selanjutnya ia katakan. "Baru sadar, ternyata lo pendek!" ledek Reza tertawa terbahak-bahak.

"REZA ANJING!"

****

Kayra berpisah dengan Kanaya setelah sampai di parkiran, Kayra yang menuju parkiran motor dan Kanaya yang akan ke parkiran mobil. Kedua netra hitam milik Kayra melihat motor di sebelahnya sudah di keluarkan.

"Gue mau nganterin Renata,"

Kayra mengabaikan ucapan Reza, dia lebih memilih memakai helmnya dam memundurkan motornya.

"Lo dengerin gue gak sih, Kay?" sentak Reza kesal.

Kayra menatap Renata yang tersenyum dengan kemenangan dan Reza yang tengah kesal berganti. "Lo dibayar berapa sampai mau nganterin dia?" tanya Kayra.

"Bayar apan maksud lo?" desis Reza.

"Oh Renata gak mampu bayar taxi makanya dia minta lo buat nganter pulang?" sindir Kayra dengan kedua matanya menatap Renata tajam.

"Maksud lo apa?" Renata melangkah maju, tapi Reza menahan lengan Renata agar cewek itu tidak mendekati Kayra.

"Cepet naik Ren. Gue ada urusan," Reza memakai helmnya. Renata mendengus kesal, dengan terpaksa dia menaiki motor Reza.

Kayra memutar bola matanya malas melihat kepergian dua orang itu. Sepertinya Kayra harus mencopot jok belakang motor Reza agar cowok itu tidak seenaknya membonceng cewek lain. Untung saja dia bawa motor sendiri, kalau tidak? Dia akan menggunakan ojek online karena Reza mengantarkan Renata?

****

6 Desember 2022

REZAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum