BAB 01

1.1K 42 3
                                    

 Happy reading ✨

     
                                        ****

Reza berhasil melompati tembok belakang sekolah, cowok itu telat dan jalan alternatif ketika telat, hanya tembok belakang sekolah. Dengan senyum bangganya karena telah berhasil melompati tembok besar itu, Reza berjalan santai di koridor yang sudah sepi. Seragam yang dikeluarkan, kancing seragam yang terlepas semua menampakan kaos hitam polos melekat pada tubuh Reza. Tidak mencerminkan siswa teladan!

"REZA BERHENTI KAMU!"

Reza berhenti, kepalanya menoleh ke sumber suara, kedua bola matanya melebar karena wanita paruh baya yang berstatus sebagai guru BK di sekolahnya tiba-tiba menjewer kupingnya. Padahal niatnya ingin kabur dari Bu Lili, tapi naas guru itu sudah berhasil menariknya ke ke lapangan.

Bu Lili melepaskan tangannya dari telinga anak didiknya yang nakal itu. "Telat, manjat tembok belakang sekolah, seragam tidak rapi!" Bu Lili memijat pelipisnya yang pusing.

"Saya kasiangan Bu makanya telat," ucap  Reza beralasan, cowok itu mengusap-usap telinganya yang merah karena jeweran dari Bu Lili.

"Alasan saja kamu!" balas Bu Lili. "Rapikan seragam kamu!" perintah Bu Lili.

"Padahal pesyen Bu." Reza mengancingkan seragamnya dengan malas.

"Fishion, fishion! Kamu kira ini tempat fishion walk apa?" tanya Bu Lili galak. Bu Lili memanggil cowok yang bergelar status Ketua OSIS di sekolah ini yang kebetulan cowok itu lewat koridor kelas 10.

"Jehan, kamu urus teman kamu. Ibu ada urusan," ucap Bu Lili pada Jehan yang sekarang sudah ada di hadapannya, cowok itu mengangguk patuh. Kemudian matanya menatap tajam Reza yang menyugarkan rambutnya, cowok itu tersenyum saat Bu Lili mantapnya.

"Kerjakan hukuman yang Jehan kasih!" seusai mengatakan itu, Bu Lili pergi dari sana meninggalkan kedua remaja itu.

"Lo gak mau ngasih hukuman abisin bakso Pak Jajang?" tanya Reza pada cowok di hadapannya.

"Itu sih maunya lo!" desis Jehan pada sahabatnya itu.

                                         ****

"PERDAMAIAN, PERDAMAIAN, PERDAMAIAN, PERDAMAIAN, PER–"

"REZA!"

Reza langsung melempar Microfon Musholla sekolahnya, dengan panik Reza keluar dari jendela. Kalau dia keluar dari pintu sudah dipastikan, dirinya bertemu Pak Yanto. Selain Bu Lili ada Pak Yanto yang mempunyai dendam kesumat dengannya.

Reza berlari kencang meninggalkan sepatunya dilatar Musholla, daripada ketangkep kan repot. Apa salahnya? Dirinya kan qosidahan bukan nyanyi lagu dangdut. Tapi kenapa Pak Yanto menghampirinya?

Pria paruh baya itu menghelah napasnya sabar, Pak Yanto kembali keluar dari Musholla karena tidak menemukan Reza. Kedua manik hitam milik Pak Yanto melihat siswi yang berjalan sambil membawa fotocopy-an.

"Kayra!" panggil Pak Yanto sambil menyuruh anak muridnya itu untuk menghampirinya.

"Ada apa, Pak?" tanya Kayra sesudah di hadapan Pak Yanto.

"Tolong cari Reza, kalau sudah ketemu langsung seret ke ruangan saya." ucap Pak Yanto yang membuat cewek itu mengerutkan dahinya bingung.

"Saya Pak? Kenapa gak OSIS aja?" tanya Kayra menyelipkan helaian rambutnya yang menutupi penglihatannya karena hembusan angin.

"Kami gak mau bantu saya?" Kayra menatap Pak Yanto kaget karena volume suara Pak Yanto yang sedikit tinggi, Kayra melambaikan tangannya sambil tersenyum.

"Bukan begitu, Pak."

"Ya sudah,"

Setelah kepergian Pak Yanto, Kayra berdecak kesal karena Reza. Padahal dia ingin nobar di kelas bersama Kanaya sehabis memfotocopy soal-soal Geografi. Dia pusing sendiri karena tingkah pacarnya itu, ada saja. 

Kayra melirik sepatu yang ada di halaman Musholla, sepatu itu tidak asing? Daripada memikirkan sepatu itu lebih baik ia mencari Reza dan menyeretnya ke ruang BK setelahnya dia akan bebas dari tugas, sepertinya.

Kedua manik hitamnya menangkap sosok remaja yang tengah mengenyot susu, bukan susu sembarangan–maksudnya susu sapi. Kayra berlari menghampiri cowok itu sambil berteriak memanggil nama cowok itu agar remaja itu berhenti melangkah.

Byur

Mereka berdua menganga lebar karena susu! Susu jatuh, susu sapi yang dikenyot–maksudnya yang di minum Kendra. Kedua orang itu saling menatap, Kayra memasang wajah bersalah karena susu Kendra jatuh, maksudnya itu susu sapi punya Kendra.

"Maaf, Ken." ucap Kayra meringis, jujur dia tidak sengaja menyenggol lengan Kendra.

"Susu! Susu gue jat–"

"Susu sapi, Ken!" sela Kayra.

"Iya, iya." balasnya. Cowok itu membuang plastik susu yang sudah tumpah. "Ada apa?" cowok itu bertanya karena Kayra memanggilnya dan menghampirinya.

"Reza? Dimana dia?" tanyanya.

"Gak tau, terakhir gue liat dia di hukum sama si Jahe," Kendra menaikkan satu alisnya. "Emang kenapa? Kangen lo sama dia?" godanya.

Kayra memutar bola matanya malas, kangen katanya? Buat apa kangen dengan si Reza. "Bantuin gue cariin dia kek, di suruh Pak Yanto nih!" ucap Kayra memelas, ya tidak mungkin kan dia mencari Reza di penjuru sekolah yang sebesar ini?

"Males banget gue nyari dia! Lagian hp lo gunanya buat apa?" Kendra menatap Kayra.

"Gue gak bawa hp, ya udah lo coba telpon dia." suruh Kayra.

Dengan malas, cowok itu menelpon Reza. Lihat saja saat cowok itu sudah bertemu dengannya pasti dia akan meminta ganti pulsanya, lagi pula itu permintaan Kayra yang notabenya pacar Reza. Kendra kembali memasukan ponselnya di dalam saku celana abu-abunya, hal itu membuat Kayra menatap Kendra bingung.

"Kenapa lo masukin hp lo ke saku celana?" tanyanya.

"Gak aktif. Dah lah gue mau beli susu lagi!"

Bola mata Kayra membesar, satu tangannya menarik kerah seragam Kendra agar cowok itu tidak pergi meninggalkannya. "Bantuin gue cari Reza!"

                                         ****

Di ruang BK, ke-lima manusia berbeda generasi berada di ruang itu. Di meja besar ada Pak Yanto dan Bu Lili, sedangkan ketiga remaja ada di sofa. Kayra mendengus kesal karena dia ikut terseret ke ruangan ini.

"Catatan kamu di sini sudah banyak, Reza." ucap Pak Yanto membenarkan letak kacamatanya, dia mengelus dadanya sabar melihat buku jurnal yang hanya berisikan nama Reza Reagantara saja.

"Iya Pak, besok saya tobat," ucap Reza sambil meminum jasjus jambu yang tadi dia beli di kantin.

Bu Lili memijat pelipisnya, pusing dengan tingkah Reza. Tobat katanya? Tobat cuma beberapa jam doang. Harus sabar apa lagi dia menghadapi murid seperti Reza? Sedangkan Jehan hanya menyimak percakapan di ruangan itu.

"Bu, Pak." panggil Kayra pelan, "saya boleh keluar?" tanya cewek itu hati-hati, sungguh dia tidak betah di ruang ini.

"Engga!" itu bukan Pak Yanto atau Bu Lili yang menjawab, melainkan cowok di sebelahnya sambil menyedot jasjus jambunya dengan tenang. "Lo masuk ke sini bareng gue, keluar juga bareng gue!" kata Reza.

"Dih! Lo kira lo siapa?" tanya Kayra menatap Reza nyalang.

"Gue pacar lo!" jawab Reza dengan lantang.

"Baru pacar." sahut Jehan pelan. Cowok itu menatap kedua sejoli itu dengan malas.

Reza mendelik, dia melirik Jehan sinis. "Emang lo siapanya Kayra?" tanya Reza menantang.

"Masa depannya." balas Jehan tersenyum miring.

"ANJING LO!"

"REZA!"

                                        ****

See you gaes👍

2 Desember 2022

REZAWhere stories live. Discover now