BAB 02

736 33 0
                                    


****

Kayra bersandar di pilar dengan kedua tangannya yang sidekap, kedua matanya yang berwarna hitam pekat terus mengawasi orang yang memunguti daun-daunan yang berserakan di lapangan. Dia di suruh mengawasi Reza, kenapa tidak Jehan? Karena cowok itu ada rapat maka dari itu Kayra lah yang berada di sini.

"Lo gak mau bantu gue?" tanya cowok itu mengusap keringat di pelipisnya, satu tangannya membawa kantong plastik untuk menaruh daun-daun.

"Apa untungnya buat gue?" Kayra menatap Reza malas.

"Capek gue!" keluh Reza berjalan ke arah Kayra sambil membawa kantong plastik. Terlihat jelas bahwa wajah cowok itu memerah akibat sinar matahari.

Kayra membelak matanya melihat botol minumannya yang masih setengah di minum Reza hingga tandas, Kayra menendang tulang kering Reza membuat cowok itu meringis menatap Kayra tajam. "Maksud lo apa?"

"Gue yang nanya! Maksud lo habisin minuman gue?" tanya Kayra menatap botol air yang sudah tidak ada isinya dan Reza bergantian.

"Lo gak ada pengertiannya ya? Gue haus, harusnya lo beliin gue minum!" tukas Reza memasukan botol kosong itu ke dalam kantong plastik dengan kesal.

"Punya duit 'kan? Beli sendiri!" cetus Kayra berbalik, meninggalkan Reza yang terus memanggil namanya. Dia pergi ke kantin untuk membeli minuman lagi untuknya.

Hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk Kayra ke kantin-membeli minum-meminum air-kemudian pergi ke Musholla untuk melaksanakan kewajibannya. Tadinya dia ingin ke kelas untuk mengajak Kanaya berangkat ke Musholla bareng, tapi dia teringat kalau cewek itu sedang kedatangan bulan.

Kayra melepaskan sepatunya, cewek berbandana abu-abu yang senada dengan seragamnya itu mendongak menatap Reza yang tengah menunduk menatapnya. Cowok itu sedang apa berdiri di sini? "Mau jadi satpam Musholla lo?" setelah selesai melepas sepatunya, Kayra berdiri.

Reza memutar bola matanya, satpam Musholla Kayra bilang? Yang benar saja. "Nungguin lo lah! Lama banget sih." balasnya malas.

"Gue gak minta ditungguin sama lo," sahut Kayra pergi dari hadapan Reza untuk mengambil wudhu.

"Terserah gue lah!" cowok yang tengah memegang topi itu bersandar ditembok dekat pintu masuk, dia masih menunggu Kayra selesai berwudhu.

"Reza, cepet lo imamin, yang lain udah pada nungguin." ujar Jehan, jadwal hari ini adalah Reza yang menjadi imam jadi Jehan menyuruh Reza agar cepat masuk ke dalam.

"Gue nunggu Kayra selesai wudhu, baru dimulai sholatnya." jawabnya fokus pada Kayra yang berjalan kearahnya-tidak tepatnya ke pintu masuk.

"Ck, bucin. Tuh udah selesai!"

Kayra menatap Reza dan Jehan bergantian, kenapa keduanya menatapnya? Apa ada yang salah dengan penampilannya, tapi Kayra memilih mengabaikan dua remaja itu, cewek berbandana itu melewati kedua cowok yang berada di depan pintu.

****

Karya keluar dari dalam Musholla membuat ketiga cowok yang berdiri menatap ke arah cewek itu. Kendra merangkul pundak Jehan, "gue sama Jahe mau pergi, males liat orang bucin!" cibir Kendra membawa Jehan pergi dari sana.

Reza tersenyum dengan senang hati, cowok itu menghempaskan tangan, mengusir kedua sahabatnya. Dan itu membuat keduanya memberikan jari tengahnya.

"Sialan!" desis Reza.

Reza merangkul pundak Kayra setelah cewek itu selesai memakai sepatunya dan berdiri. Kayra dengan kesal menyingkirkan tangan cowok itu dari pundaknya, tapi sayang tenaganya tidak sebanding dengan Reza.

"Apa sih, Rez!" ucap Kayra berdecak kesal.

"Lo gak bisa banget di ajak romantis-romantisan!" omel Reza kesal. Cowok itu menarik bandana Kayra dari kepala cewek itu, lalu memasangkan topinya di kepala Kayra.

"Rez!" protes Kayra.

Cowok itu berhenti berjalan, menatap Kayra dengan senyum. "Wanjay! Keren amat lo make topi gue?" ucap Reza menyugarkan rambutnya. "Tapi lo jelek sih, makanya kerennya dikit!" cibir Reza.

Karya menghentak kakinya kesal sambil menatap punggung Reza dengan tajam. Dia berdecak, "cowok gila!"

"Sok cantik lo!"

Kayra menatap cewek di hadapannya jengah, kedua bola matanya berputar malas. Kayra terkekeh kecil, "emang gue cantik!" jawab Kayra. Dia tau kenapa Renata menghampirinya, sepertinya cewek itu melihatnya dan Reza. Secara Renata-cewek yang suka dengan Reza, maka dari itu semenjak kabar dirinya dan Reza pacaran, Renata terus mengganggunya.

"Apa sih yang di liat Reza dari lo?" Renata menatap Kayra dari ujung kaki sampai ujung kepala cewek itu dengan tatapan remeh.

"Reza liat bh gue! Puas lo?" balas Kayra ngawur. Setelah mengatakan itu dia langsung pergi dari hadapan Renata.

****

"KAYRA!"

Kayra yang barus saja memasuki kelasnya-11 IPS 2 langsung kaget dengan suara cempreng yang menggelegar di ruang kelas. Kayra menggosokkan telinganya yang panas karena teriakan Kanaya yang berhasil memasuki indera pendengarannya. Banyak yang mengumpati ataupun mengomeli Kanaya karena suara Kanaya yang membuat beberapa dari rakyat IPS 2 terganggu, tapi cewek berkuncir kuda itu mengabaikan semua itu.

Kayra duduk di kursinya yang bertepatan di sebelah Kanaya. "Kenapa sih?" tanyanya seraya melepaskan topi Reza dan menaruh benda itu di atas mejanya.

"What did you say why? " Kanaya menggeplak lengan Kayra dengan kesal membuat sang empu meringis dengan cemberut. "Kemana aja lo? Tadi pagi katanya mau fotocopy, eh malah ngilang! Mentang-mentang kelas kosong!" omel Kanaya.

"Jadi ceritanya it-"

"APA! KOK BISA?"

Kayra menatap Kanaya dengan datar, cewek berkuncir kuda itu terkekeh melihat ekspresi Kayra. "Lanjut," ucapnya tanpa dosa.

"Jadi gini gu-"

"Gak usah cerita, katanya mau nobar!" ketus Kanaya memotong ucapan Kayra lagi, cewek itu mengeluarkan iPad-nya dari kolong meja.

Kayra berdecak, tapi tak urung dia ikut menonton. Mempunyai teman seperti Kanaya itu harus sabar, untung dia dan Kanaya sudah berteman sejak awal SMP, jadi dia sudah terlatih sabar dengan kelakuan Kanaya.

"Untung temen, kalau gak. Gue santet!" batin Kayra.

****

3 Desember 2022

REZAWhere stories live. Discover now