BAB 18

298 13 0
                                    

Happy reading ✨

                                        ****

Reza terus uring-uringan karena tidak bisa menghubungi Kayra. Reza tidak suka ada di situasi seperti sekarang. Sekarang jadwal istirahat, di kelas sepi hanya ada Reza, beruntung Kendra dan Jehan sedang asik di kantin, kalau kedua orang itu melihatnya uring-uringan seperti ini akan diledekin habis-habisan.

Kedua netranya menangkap sosok siswa yang baru saja melewati kelasnya, tanpa membuang-buang waktu Reza segera bangkit dari duduknya dan lari menghampiri cewek itu. Reza menarik tangan Kayra untuk masuk ke dalam kelasnya yang sepi, Reza langsung mengunci pintu setelah berhasil membawa Kayra masuk.

"Apa-apaan sih?" sentak Kayra marah.

"Nomor gue, kenapa lo blokir?" Reza tidak mengindahkan ucapan Kayra, justru dia bertanya dengan serius pada cewek di hadapannya.

"Emangnya kenapa? Salah?"

Reza berdecak. "Buka blokirannya!" perintah Reza.

"Gak mau." tolak Kayra.

"Motif lo blokir gue apa?" tanya Reza kesal.

Kayra berdecak. "Gue gak mau ada salah paham antara lo sama tunangan lo!" ucap Kayra sengaja menekan kata 'lo' dan 'tunangan lo' agar Reza mengerti.

"Salah paham apa?" tanya Reza. Merasa Kayra tidak akan menjawab, Reza kembali berbicara. "Buka blokirannya."

"Gak ada yang mau di bahas penting 'kan? Ngapain gue harus buka? Lagian lo bisa hubungi gue lewat sosmed,"

Reza mengacak rambutnya frustasi. "Masalah lo blokir semua akun sosmed gue!" ucap Reza. "Gue pacar lo, jangan seenaknya blokir nomor gue!"

Kayra tertawa kecil, pacar katanya? "Pacar?"beo Kayra dengan sorot mata sendu yang membuat Reza terdiam menatap Kayra. "Masih pantes gue di sebut pacar lo?" tanya Kayra.

"Kay?" tegur Reza.

"Lo punya tunangan, tapi punya hubungan juga sama gue," Kayra terkekeh. Tidak menyangka bahwa dia pacaran dengan orang yang sudah punya tunangan. Lebih tidak menyangkanya dia sendiri sudah jatuh sejatuhnya pada seorang Reza Reagantara. Ini yang membuat Kayra tidak bisa memutuskan hubungan keduanya, Kayra belum siap juga. Kenapa tidak mencobanya saja dulu, putus lalu belajar mengikhlaskan. Sesimpel itu 'kan? Iya simple tapi susah untuk di terapkan.

Terjadi hening sebentar diantara mereka, sampai Kayra berucap membuat lidah Reza kelu, ditambah melihat kedua mata Kayra yang sudah memerah membuat Reza marah pada dirinya sendiri. Sorot matanya terlihat kecewa.

"Kita ini, apa sih, Rez? Gue ini apa? Dan lo itu apa?"

"Kay–"

"WOY REZA! NGAPA LO KUNCI PINTUNYA!"

Teriakan itu membuat kedua remaja yang ada di dalam kelas kompak menoleh ke arah jendela yang terpampang jelas wajah Kendra di sana, tidak hanya Kendra Jehan dan rakyat 11 IPA 2 di sana. Dengan terpaksa Reza membukakan pintu yang ia kunci, bertepatan itu Kayra langsung keluar dan anak-anak masuk membuat Reza tidak bisa menahan kayra.

                                          ****

"Gue liat, lo sama Reza udah gak deket banget ya?"

Kayra yang tadinya fokus mencatat materi, kini mendongak menatap Renata yang berdiri di depan mejanya. Kelas IPS 2 kosong karena gurunya sedang ada keperluan maka dari itu mereka hanya di beri tugas untuk mencatat materi.

Renata menyunggingkan senyumnya. "Kenapa? Ada yang lebih dari lo? Makanya Reza sekarang anggurin lo?" ucap Renata tertawa kecil.

Kayra menatap Renata malas. "Bacot lo!" balas Kayra terlihat santai tapi dalam hati dia ingin menyumpali kaos kaki yang tidak di cuci selama setahun.

Renata terkekeh mendengar jawaban dari bibir Kayra. "Makanya jangan seneng dulu bisa pacaran sama Reza!"

Kayra berdecak, untung saja Kanaya sedang ke toilet kalau dia ada di sini sudah pasti ada aksi jambak-jambakkan. Sungguh, Kayra sangat malas meladeni Renata. "Berisik lo!" balas Kayra lama-lama kesal.

"Gue tau cewek itu siapa." ucap Renata membuat Kayra tetap menatap Renata untuk mendengarkan lanjutan ucapan Renata. "Mau gue kasih tau gak ceweknya itu siapa?"

Tapi tunggu? Renata tau? Dari mana cewek itu tau? "Sok tau banget lo masalah hubungan gue sama Reza." sahut Kayra kembali mencatat materi.

"Gue tau–"

"Ngapain lo?" tanya Kanaya yang baru saja datang langsung mendorong bahu Renata agar cewek itu tidak dekat-dekat dengan Kayra.

"Santai dong!" omel Renata menatap Kanaya sengit, setelahnya dia pergi dari sana.

Kanaya duduk di kursinya sambil berdecak, "ngapain lagi sih dia?" tanyanya pada Kayra.

"Gak tau, gak jelas." balas Kayra tampak tenang, padahal hatinya terus bertanya-tanya kenapa Renata bisa tau.

"Cantik doang, hatinya mah busuk!" cibir Kanaya kesal pada Renata yang suka sekali mencari masalah dengan Kayra. Padahal Kayra tidak berbuat apa-apa tapi cewek itu malah mencari masalah dengan sahabatnya.

"Udeh deh, dari pada lo ngomel-ngomel gak jelas. Lanjutin nyatet materinya biar selesai." usul Kayra.

Kanaya memberikan dua ibu jarinya pada Kayra. "Bener banget! Biar bisa lanjutin ngedrakor! Emang pinter banget lo, Kay!" puji Kanaya tersenyum.

Kayra mengibaskan rambutnya. "Siapa dulu dong?"

Kanaya menatap julid Kayra. "Najis!"

Kayra berdecak. "Tadi aja lo muji gue, sekarang malah di katain najis? Lo pikir gue apaan?" omel Kayra kesal dengan Kanaya.

"Berisik! Mending kita ngedrakor aja!" ucap Kanaya semangat seraya mengeluarkan iPad-nya dari laci mejanya.

"Nyatet dulu!" ucap Kayra mengambil iPad Kanaya lalu menyimpannya di laci mejanya.

"CK, gak seru lo!" gerutu Kanaya.

"Bodoamat!" sahut Kayra.

                                           ****

16 Januari 2022

REZAWhere stories live. Discover now