Nonsense

5 2 0
                                    

Aku dan keponakanku iseng mengerjakan soal ujian yang sudah lama dan esoknya diadakan ujian mendadak. Namun, aku tidak diizinkan untuk mengikuti ujian karena sudah pernah mengerjakan soal tersebut.

Teman sebangkuku, Dayana bertanya, "apa jawaban dari soal ini?"

Aku menjawab, "1, 1/7."

Ya, ini adalah soal matematika tapi maaf Dayana, sebenarnya jawabannya adalah 4 1/7. Aku berbohong karena aku tidak suka kemenangan didapatkan oleh pecundang yang curang sepertimu.

Aku merasa bosan dan tidak ada kesibukan bagi mereka yang sudah mengikuti ujian kemarin. Dayana kembali bertanya tapi karena aku terlalu lama menjawab, akhirnya dia pasrah dan memilih mengerjakan sesuai kemampuannya. Bagus Dayana, itulah yang aku inginkan sedari tadi.

"Jangan lupa dengan esainya," ujarku padanya.

Dia mengeluh dan guru menyuruhku untuk mengerjakan setengah soal.

"Aku? Benarkah?" tanyaku heran.

"Tentu," jawab guru sebelum pergi.

"Hmm, itu adalah soal yang mudah karena kemarin aku sudah mengerjakannya dan kira-kira bisa dapat nilai 80," monologku.

Aku kemudian mengecek internet dan mengetahui bahwa salah satu artis yang kukenal meninggal. Ya, kematian itu memang mendadak dan tersembunyi.

Aku pergi ke tempat yang cukup aneh dan menemukan sebuah tongkat yang bentuknya seperti ular. Tongkat itu bergerak dan dia seperti memintaku untuk mengikutinya di mana pun dia bergerak. Maksud mengikuti adalah mengikuti dengan tatapan mata. Aku hanya menebak dia ingin menunjukkan sesuatu.

"Di mana? Tunjukkan!" tegasku.

Namun, dia ternyata menunjuk ke belakangku. Ada sosok nenek-nenek pada biasanya.

Nenek di tempat itu mengejarku dan akhirnya aku harus mengembalikan tongkat itu. Aku pun tidak mengerti kenapa tongkatnya ada padaku. Dia kesakitan karena aku melempar tongkat itu ke arahnya dan mengenainya.

Samar-samar dia berteriak, "kau tidak bisa kabur dasar anak gunung!"

Anak gunung? Setauku anak gunung artinya anak yang dibuang di gunung. Kemudian, aku dikejar oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahku setelah Nenek itu menunjukku seraya berkata, "dialah anak gunung."

Masyarakat berkumpul di luar dan ternyata ayahku mengundang mereka untuk acara syukuran karena anaknya kembali. Aku kemudian menemukan bahwa aku memiliki adik perempuan yang tatapannya aneh dan aku melihat banyak darah di lantai. Namun, darah itu kemudian hilang dan muncul lagi.

Saat acara selesai, masyarakat pulang. Aku dan ibuku akan masuk rumah tapi aku melihat adikku seperti kesurupan.

"Baik! Film sudah selesai!"

Apa? Film? Apa maksud ini semua? Seseorang tolong jelaskan sesuatu padaku!

Ternyata semua ini hanyalah sebuah film dan adikku sebenarnya sedang syuting. Namun, saat melihat kondisi adikku yang tidak baik, kami cemas dan berusaha meminta bantuan masyarakat. Anehnya masyarakat seperti menghilang.

Aku kembali kerumah, berjalan menuju kamar dan mencoba tidur tapi tiba-tiba ayah datang memintaku memakai sesuatu yang mirip kepala maskot boneka.

"Wah, ayah! Ini lucu!" ucapku sumringah.

Setelah kupakai, dia membuatku sesak, kesulitan bernafas hingga berakhir dengan pura-pura mati.

Pada Suatu Hari Aku Bermimpi (KumCer) Where stories live. Discover now