Keluarga Bahagia

178 59 37
                                    

Aku adalah anak tunggal dari ayah dan ibuku.  Orang-orang, tetangga, dan teman-temanku mengatakan betapa bersyukurnya aku memiliki keluarga yang bahagia, selalu diperhatikan oleh ayah dan ibu. Mendengar hal baik seperti itu tentu saja aku setuju.  Aku sangat bahagia dan beruntung.

Suatu malam di sebuah kamarku sebelum tidur aku selalu ditemani ayah dan ibu, mereka membacakan dongeng sebelum tidur.  Aku mendengarnya hingga terlelap. Pada tengah malam entah kenapa tiba-tiba aku terbangun. Melihat ayah dan ibu sudah tak ada di kamarku aku menyimpulkan bahwa mereka sudah kembali ke kamarnya sejak aku tertidur.

Sebenarnya aku tidak punya kebiasaan bangun pada tengah malam tapi ini yang pertama kalinya.  Perutku berbunyi, aku memegangi perut sambil berdiri menuju pintu kamar berniat menuju dapur dan memakan sesuatu di kulkas. Namun pintu kamar tidak mau terbuka. Pintunya terkunci,  bersusah payah kugoyangkan gagang pintunya tapi tetap tidak mau terbuka.  Memang benar terkunci ya?

Aku melihat sekitar mencari sesuatu yang dapat membobol kunci. Untung saja aku pernah belajar ini dari temanku ketika dulu kami iseng membobol pintu dari rumah tua. Kami memang senakal itu, rasa penasaran dan kesukaan terhadap genre horor.

Setelah pintu berhasil dibuka aku bergegas keluar kamar. Sebelum sampai di dapur, aku mendengar suara aneh, suara itu berasal dari kamar ayah dan ibu. Aku mendekati pintu kamar mereka, semakin dekat, dekat. Dan ketika dibuka aku melihat orang yang berbeda, itu bukan ayah juga bukan ibu.

"Siapa kalian?  Di mana ayah dan ibuku?"

Mereka tersenyum sekaligus bingung dan berusaha menjelaskan bahwa mereka adalah orang tuaku. Bukan, mereka orang yang berbeda, aku merasa mereka orang jahat jadi aku melumpuhkan mereka berdua dengan tongkat basball milik ayahku, karenanya ada banyak cairan merah di mana-mana.

Aku bertanya di mana ayah dan ibuku tapi mereka tetap mengatakan bahwa merekalah ayah juga ibuku. Terlambat,  sekarang mereka sudah tidak sadarkan diri sekarang aku yang sadar atas apa yang telah kulakukan.  Aku melakukan kejahatan.

"Aaaaaakkkhhhh!"

Ternyata hanya mimpi buruk, kulihat jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Aku bangkit dari tempat tidur berniat keluar tapi pintu kamar sudah terbuka lebar.

Pada Suatu Hari Aku Bermimpi (KumCer) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora