30. Firasat

Mulai dari awal
                                    

Max terdiam cukup lama. Hal itu membuat Althaia takut setengah mati. Takut jika Max tidak menyetujui keputusannya. Dan takut jika Max meninggalkannya.

[Hello Max]

Pagi yang cerah menyambut Althaia. Gadis itu masih betah meringkuk di balik selimutnya. Menutupi seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki.

Cahaya matahari yang menembus melalui jendela kamarnya tak membuat tidur Althaia terusik. Bahkan suara ketukan pintu kamar tak membuat matanya terbuka sedikitpun.

Seseorang di balik pintu kamar Althaia berdecak sebal. Orang itu langsung meminta kunci cadangan guna membuka kamar Althaia.

Setelah berhasil membuka pintu sepenuhnya, orang itu langsung berkacak pinggang. Tanpa aba-aba, tangannya menyingkap selimut yang membungkus tubuh Althaia hingga terbuka sepenuhnya.

“5 menit lagi, Mama,” gumam Althaia yang berusaha menarik kembali selimutnya. Namun nihil, bukannya mendapat selimut untuk menutupi tubuhnya, Althaia justru mendapatkan tamparan keras di lengannya.

“Bangun gak Lo!”

Mendengar suara cempreng itu, berhasil membuat mata Althaia terbuka sempurna.

“KAK ATHENA!!” pekik Althaia terkejut. Ia langsung berdiri dan meraba wajah Athena dengan hati-hati.

“Ini beneran Lo? Gak halu kan gue?”

Athena yang mendengar itu hanya mampu mendengus sebal. Ia mencubit pipi adiknya sedikit kasar. Hingga menimbulkan pekikan nyaring dari mulut Althaia.

“Lo kira ini arwah gue yang datang buat bangunin Lo?!”

“Kenapa Lo pulang? Bukannya libur semester masih lama?”

“Kakak Lo pulang bukannya senang malah heran. Lama-lama gue blacklist dari saudara juga Lo.”

“Biasanya anak kedokteran itu sibuk banget. Bahkan sampai ada yang gak tidur.”

“Itu mereka, bukan gue. Nyatanya gue masih bisa tidur dengan nyenyak.”

“Lo belum jawab pertanyaan gue tadi ya, kenapa pulang? Ada hal penting, kah?”

Athena menggeleng. “Gue kangen sama kalian.”

Althaia langsung memeluk kakaknya dengan erat. “Gini nih kalau anak manja disuruh hidup sendiri di perantauan.”

“Adik sialan Lo!”

Pelukan keduanya terlapas kala mendengar suara deheman keras dari arah pintu. Althaia yang menyadari kehadiran Papanya hanya mampu tersenyum lucu.

“Sekarang ayo keluar buat sarapan. Mama udah tunggu di meja makan.”

Di meja makan, hanya ada suara hening yang mendominasi. Tak ada percakapan apapun yang keluar dari mulut mereka.

Hingga acara sarapan telah selesai. Barulah Abraham selaku kepala keluarga membuka suaranya.

“Bagaimana dengan kuliah kamu, Athena. Apa kamu betah tinggal di kost-kostanmu itu? Apa gak sebaiknya kamu pindah ke apartment? Papa bisa belikan kamu apartment supaya lebih nyaman.”

“Aku nyaman-nyaman aja tinggal di kost. Penghuni kost yang lain baik kok sama aku. Papa gak perlu khawatir. Gak perlu beli apartement buat aku tinggali.”

“Kamu yakin?”

“Sangat yakin. Lagipula, aku lebih suka tinggal di kost karena bisa bersosialisasi dengan bebas. Kalau di apartment sepertinya aku akan kesepian.”

Althaia hanya menyimak percakapan antara Papa dan kakaknya itu. Sesekali ia akan menyahuti jika diberi pertanyaan yang hanya seputar dunia perkuliahan.

Satu per satu anggota keluarga beranjak dari meja makan. Abraham langsung pergi menuju tempat kerjanya. Sedangkan sang istri kembali menjalani tugasnya sebagai Ibu Rumah Tangga.

Beralih pada Althaia dan Athena yang kini tengah berdiam diri di kamar milik Althaia. Kakak beradik itu duduk berhadapan di atas kasur. Raut wajah Athena yang berubah sendu membuat Althaia khawatir juga bingung secara bersamaan.

“Are you ok?” tanya Althaia hati-hati.

Athena menghembuskan nafas kasar. “Perasaan gue akhir-akhir ini gak enak banget.”

“Kenapa?”

“Beberapa hari ini gue selalu mimpi hal yang sama. Yaitu kehilangan Lo.”

“Kok bisa?”

Tatapan Athena nampak kosong. Gadis itu tengah menerawang dan mencoba mengingat mimpinya yang terasa begitu nyata. Hingga ia merasa ketakutan setiap saat. Akhirnya, ia menceritakan semuanya pada Althaia.

Althai shock. Jelas, siapa yang tak terkejut jika diceritakan mimpi yang begitu menyeramkan. Apalagi dalam mimpi itu terdapat dirinya.

“Kak, mimpi itu hanya bunga tidur.”

“Kata orang, jika kita memimpikan seseorang yang meninggal, maka seseorang itu akan memiliki umur yang panjang. Gue yakin mimpi gue itu tanda bahwa Lo akan berumur panjang.”

“Semoga aja,” balas Althaia dengan senyum yang meyakinkan.

“Mau refreshing otak gak?”

“Gimana caranya?”

“Jalan-jalan! Kita muter-muter tanpa tujuan biar otak Lo gak mumet.”

“Boleh. Gue juga mau nyoba motor baru Lo.”

“Tapi jangan lupa mandi!” peringat Althaia seraya terbahak. Apalagi melihat wajah muram milik Athena.

Keduanya langsung berlari ke kamar mandi masing-masing. Membersihkan diri sebelum pergi mengelilingi kota Jakarta.

“Mau kemana kalian?” tanya Hani begitu melihat Althaia dan Athena yang kompak keluar menggunakan baju cukup rapi. Wajah keduanya juga dipoles make up tipis.

“Jalan-jalan naik motor,” ucap Althaia bercanda.

Hani menggelengkan kepalanya heran. “Hati-hati, jangan ngebut bawa motornya.”

“Siap Ibu negara!”

Athena langsung mengeluarkan motor Althaia dari garasi. Ia memasang helm demi keselamatan dalam berkendara. Berbeda dengan Althaia yang nampak enggan memakai helm. Entah mengapa gadis itu ngotot tak ingin memakai helm.

Athena melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Keduanya benar-benar menikmati waktu berkendara dengan nikmat.

“Perasaan waktu gue di Jakarta dulu gedung ini belum ada,” ucap Athena memulai obrolan di perjalanan.

“Ya kan waktu 1 tahun itu bisa mengubah segalanya.”

“Benar juga sih.”

“Ngebut dong. Gak asik Lo naik motornya kayak siput."

Athena berdecak. Ia langsung mengegas motornya dengan kecepatan tinggi. Althaia bersorak dengan senang. Benar-benar menikmati waktu dengan kakaknya.

“KURANG CEPAT KAK!” teriak Althaia melengking.

“LO MAU NANTANG MALAIKAT MAUT HAH?!”

“IYA!!!”

BRAK

TIN

BRUGH

Setelah mengucapkan kata tadi, sebuah truk yang sedang melaju dengan kencang menabrak motor yang dikendarai Athena.

(To be continue )

Versi lengkap bisa dibaca di karyakarsa ya. Dengan harga 2k kalian bisa baca part 30 hello Max😺

https://karyakarsa.com/Virgogerls04/hello-max-312343


With love
-aku 

Hello MaxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang