BAGIAN 48

1K 25 0
                                    

Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

---------


Angin malam dan rintik gerimis menemani rasa Arsenio yang ketakutan. Lelaki itu terus mengawasi Meika yang masih berdiri di tepi gedung lantai paling atas. Arsenio menelan salivanya yang tercekat, sekali saja Meika bergerak, Arsenio tidak bisa memastikan untuk keselamatan gadisnya.

"Mei, pliss. Sini peluk aku," Ucap Arsenio dengan raut wajah yang memohon agar Meika melangkah maju ke padanya.

Meika hanya diam tanpa mengatakan sesuatu. Wajahnya yang basah dan kedua matanya yang sembab. Meika malu, ia sudah merasakan hancur sehancur-hancurnya. Apalagi yang bisa ia harapkan di dunia ini jika kehadirannya saja bisa merusak semua suasana? Meika merasa bahwa dirinya hanya biang dari permasalahan yang terjadi.

"Meika, aku sayang kamu Mei. Sini, kamu mau aku peluk kan? Kamu gak boleh nyerah Mei, aku tau kamu bisa buat bertahan. Kamu gak perlu takut lagi, gak akan ada yang jahat sama kamu." Meika menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Arsenio.

"Aku kotor, aku hancur, aku cuma beban. Jangan sayangi aku lagi Arsen, bener apa kata Kesya kalau gak seharusnya kamu jadi pacar aku. Aku punya apa Arsen? Aku gak punya apa-apa buat di banggain. Aku juga cuman bisa ngebebanin kamu, aku cuma cewek yang punya penyakit mental dan bikin kamu malu. Dari awal harusnya kita gak ketemu, aku minta maaf Arsen, maaf karna kehadiranku bikin hidup kamu banyak di datangi masalah," Meika meneteskan air mata yang bercucuran deras. Rasa sesak di dada membuat ia kehabisan banyak nafas.

Bayangan demi bayangan terlintas di kepala Meika. Berisik, satu kata yang bisa Meika jabarkan sekarang.

Gadis itu menatap wajah Arsenio yang sedih. Meika ingin memeluk Arsenio, tetapi ia sudah terlalu malu untuk berdekatan dengan Arsenio yang sempurna. Meika merasa jika dirinya sudah hina, dan tidak akan ada lagi yang mau berdekatan dengannya.

"Kamu ngomong apa Mei? My love is real, and always real. Berhenti berfikiran kalau kamu cuma ngebebanin aku. Mei, kamu satu-satunya sumber kebahagiaan aku, kamu juga satu-satunya perempuan yang jadi cinta pertama aku. Berhenti bicara kayak gitu Mei, itu semua gak bener. Kamu berguna buat semua orang, kamu sempurna buat aku," Kata Arsenio yang tiba-tiba saja suaranya serak dan bibirnya bergetar.

Meika menarik nafas panjang. Netra hitamnya menatap wajah Arsenio dengan dalam. Lelaki ini, lelaki yang sudah tulus mencintainya. Meika sangat mencintai Arsenio, bahkan satu dunia menjauh pun hanya dia yang masih di sampingnya.

"Kamu gak seharusnya ngorbanin diri kamu sendiri buat aku Arsen, udah cukup selama ini kamu lawan mereka yang berniat buruk ke aku."

"Arsen, aku sayang kamu. Makasih udah setulus ini cinta dan sayang sama aku, aku gak tau kalau gak ada kamu gimana keadaan aku kemarin-kemarin. Kamu berhak bahagia Arsen, jangan terus-terusan korbanin diri kamu cuman buat aku, hidup kamu penuh masalah karna itu semua berawal saat kamu deket sama aku. Aku cuma bikin hidup kamu berantakan, aku minta maaf." Arsenio menitikkan air mata saat Meika mengucapkan sebuah kalimat yang membuat hatinya terasa di sayat. Sungguh, Arsenio tidak suka jika Meika mengatakan hal seperti ini.

Meika menghapus pelan air matanya. Gadis itu mendongak kembali dan menatap wajah Arsenio yang masih diam dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Makasih udah jadi pelindung buat gadis lemah ini, makasih karna kamu selalu peluk aku disaat aku butuh pelukan, makasih udah jadi sandaran disaat aku butuh penyandar. Arsen, kamu harus tau sebesar apa rasa sayang aku buat kamu. Aku minta maaf ya, maaf karna kamu di pertemukan dengan aku yang jauh dari kata sempurna." Bibir yang bergetar hebat membuat Meika semakin terisak dari tangisnya. Gadis ini benar-benar sudah rapuh, bahkan untuk bernafas saja rasanya sesak.

MEIKA [COMPLETED]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz