BAGIAN 43

610 21 0
                                    

Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

------------


Bel istirahat berbunyi nyaring membuat semua murid langsung berhamburan untuk keluar dari kelas.

Arsenio dan kedua sahabatnya baru saja duduk di salah satu tempat yang kosong untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

Suasana kantin saat ini sangat ramai, bahkan antrian di kasir pun lumayan panjang membuat Galen berdecak malas karna sedaritadi siswa dan siswi di belakang berdorong-dorongan hingga membuatnya ikut terdorong kedepan.

"Heh! Bisa diem gak sih?!" Omelnya tetapi tak membuat mereka semua diam.

Galen lagi-lagi mendengus, lelaki itu memilih untuk diam saja. Karna menurutnya mau di tegur seperti apapun tak akan membuat kerusuhan disini terhenti.

Selang beberapa menit, akhirnya Galen berhasil ada di barisan paling depan. Lelaki itu memesan mie ayam tiga porsi untuknya dan untuk kedua temannya, tak juga untuk membeli minuman. Baru saja ia ingin kembali, matanya menangkap seorang gadis yang sedang terduduk di tempatnya seorang diri. Galen terdiam sekejap kemudian kembali membalikkan tubuh.

"Mie ayam satu porsi lagi ya," Setelah selesai lelaki menunggu pesanannya siap di buatkan. Hingga akhirnya ia kembali dengan nampan yang di bawa.

Galen menaruh tiga porsi mie ayam di meja mereka. "Bentar ya, gue kesana dulu." Arsenio dan Kandra mengerutkan kening melihat Galen yang berjalan sambil membawa satu mangkuk mie ayam.

Lelaki itu menaruh mie ayam tersebut tepat di hadapan wajah sang gadis yang sedang melamun sembari mengaduk-aduk es jeruknya. Wajah gadis itu nampak tidak bersemangat sama sekali.

"Kenapa bengong sih? Nih gue beliin mie ayam buat lo, laper kan?" Steffi melirik sekilas wajah Galen yang tersenyum di depannya sembari menyuruh ia untuk menerima mie ayam dari lelaki itu.

"Gue gak laper." Galen berdecak kecil mendengar jawaban dari gadis itu.

"Laper, gue tau lo laper. Biasanya juga elo yang paling banyak pesan makanan kalau jam istirahat, sekarang sok-sok an bilang gak laper." Ucap Galen yang benar apa adanya. Tetapi hal itu malah membuat Steffi mendengus kesal dan menatap wajah Galen dengan raut wajah tak bersahabat.

"Reseh lo, sana ah! Gue lagi gak mau di ganggu." Balas Steffi kemudian kembali melamun dan tidak menghiraukan kehadiran Galen di depannya.

Galen menghela nafas pelan. Lelaki itu benar-benar tidak menyerah untuk menyuruh Steffi makan. Pasalnya sedari kemarin gadis ini hanya melamun di sekolah dan tidak ada rasa semangat yang timbul dalam dirinya. Galen juga melihat perubahan gadis ini, Steffi yang biasanya banyak bicara dan selalu memarahinya kini berubah lebih banyak diam dan melamun.

Galen tahu mengapa Steffi seperti ini. Galen mengerti ketika kita terbiasa bersama seorang sahabat dan tiba-tiba saja harus terpaksa berjalan sendiri, itu rasanya akan hampa. Dahulu juga Galen merasakan hal yang Steffi rasakan, biasanya ia akan bertiga bersama Kandra dan Arsenio, tetapi saat Arsenio memilih pindah ke Prancis, mau tak mau Galen dan Kandra hanya berdua setiap harinya.

Ia tak tahu, kenapa ia merasa ada yang hilang jika melihat Steffi seperti ini. Galen merasa...seperti kosong. Galen lebih memilih melihat Steffi yang galak dan selalu memarahinya daripada harus melihat gadis ini menjadi pendiam dan tidak mau banyak bicara. Steffi juga lebih banyak memilih sendirian ketimbang ditemani.

MEIKA [COMPLETED]Where stories live. Discover now