BAGIAN 30

614 19 0
                                    

Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

------------


Meika menghampiri Steffi yang tengah berlatih Cheerleaders di lapangan. Gadis mungil itu tersenyum lebar menatap wajah sahabatnya. Sedangkan Steffi hanya diam sembari meneliti wajah Meika yang sedikit pucat.

Diliriknya lengan Meika yang tertutup seragam sekolah. Tumben sekali gadis ini memakai seragam sekolah dengan lengan panjang? Tetapi, Steffi sudah tidak penasaran lagi karna ini bukan pertama kalinya Meika menyembunyikan luka sayatan di lengan.

"Lo ngelakuin itu lagi?" Tanya Steffi. Raut wajah datarnya membuat Meika sedikit takut. Sikap Kakak dari Steffi keluar saat gadis itu memberikan perhatikan lebih padanya.

Meika menggeleng pelan. Kemudian Steffi menarik lembut tangan Meika untuk di ajaknya ke tepi lapangan.

"Coba cerita ke gue," Meika menunduk sebentar lalu mulai menceritakan semua yang terjadi tadi malam. Bahkan saat Arsenio datang kerumahnya, Meika ceritakan pula ke Steffi.

Steffi mendengarkan cerita sahabatnya. Ada rasa sakit yang dirasakan saat mendengar setiap cerita dari mulut Meika. Steffi tak habis fikir dengan Fadlan, kenapa pria itu sangat membenci anak kandungnya sendiri? Bahkan Fadlan tak segan-segan membuat mental Meika makin buruk dengan perilakunya.

Steffi membandingkan Papah Meika dengan Ayahnya. Sangat jelas jauh sekali perbedaan antara kedua pria itu. Ayah Steffi benar-benar menjaga dan menyayangi Steffi. Rasanya ia ingin membawa Meika masuk kedalam kartu keluarganya saja.

"Steffi, aku pacaran sama Arsen," Meika melotot mendengarnya. Ia menahan jeritan karna tak ingin orang lain mendengarnya.

"Seriusan lo? Ah, bercanda kan?" Steffi tertawa terpaksa tetapi Meika tetap kekeuh untuk mengatakannya.

"Aku gak bohong, semalam Arsen sendiri yang bilang. Steffi, aku takut. Takut kalau jalan ini adalah jalan yang salah," Dengan keraguan yang ada dalam dirinya. Steffi mengelus bahu sahabatnya.

"Kalau emang bener lo sama Arsen pacaran, gue dukung lo. Jangan takut buat hadapin badai, lo gak sendiri. Yang ngejalanin hubungan kan kalian berdua, bukan orang lain." Ditatapnya lumayan lama wajah Meika. Steffi juga takut, takut akan masalah yang datang kepada sahabatnya.

Selama ini, Meika tidak pernah dekat dengan lelaki sampai hubungan pertemanannya berubah menjadi hubungan spesial. Arsenio adalah lelaki pertama yang bisa membuat Meika merasakan apa arti cinta sesungguhnya. Dan tentu saja Arsenio adalah cinta pertama dari kisah percintaan gadis itu. Steffi tersenyum, ternyata Meika sudah dewasa. Akhirnya sahabatnya itu bisa merasakan hebatnya rasa cinta kepada lawan jenis.

Steffi terkekeh karna Meika sedaritadi tak henti-hentinya menanyakan bagaimana cara berpacaran yang benar dan baik. Gadis itu juga bertanya kepadanya agar hubungan ia dan Arsenio berjalan dengan semestisnya. Steffi memberikan jawaban-jawaban terbaik dari setiap pengalaman ia berpacaran dengan mantan-mantannya. Hal itu membuat Meika ikut tertawa karna ia berfikir apakah ia bisa melakukannya atau tidak kepada Arsenio.

...

Meika memasuki toilet sekolah untuk mengganti baju putih abu-abu menjadi baju olahraga. Sekarang adalah mapelnya, dan Pak Bambang menyuruh mereka untuk bergegas ke lapangan.

Gadis itu membuka pita merahnya dan menaruhnya. Biasanya ia akan berganti baju bersama Steffi, tetapi gadis itu tidak ikut mapel olahraga karna masih ada jadwal latihan ekskul cheerleaders yang kini pindah ke aula.

MEIKA [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt