BAGIAN 10

819 22 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

"Arsen! Tungguin aku dong!"

Arsenio terus melangkahkan kaki jenjangnya tanpa berminat untuk menghiraukan gadis yang terus berlari dari belakangnya.

Meika mengatur nafasnya yang tersengal-senggal di sebelah Arsenio, cewek itu menahan lengan Arsenio hingga sang empu mau tak mau memberhentikan langkahnya.

"Kamu budeg ya? Aku panggil-panggil daritadi gak nyahut-nyahut," Kesal Meika sembari membenarkan pita rambutnya yang miring.

"Apa?" Tanya Arsenio dengan raut wajah setenang mungkin menghadap gadis yang baru saja sembuh ini.

Meika menarik sudut bibirnya ke atas. Tersenyum manis menatap wajah tampan Arsenio hingga sang empu menaikkan satu alisnya bingung.

"Aku lupa bilang makasih ke kamu,"

"Buat apa?" Meika mendengus pelan karna lelaki ini membuatnya kesal.

"Nih, pita dari kamu kemarin langsung ku pakai. Makasih banyak ya Arsen," Arsenio melirik pita yang kemarin ia beri kepada Meika. Ternyata cewek itu langsung memakainya.

Arsenio bergumam dan mengangguk. Kemudian cowok itu melirik pita yang terpampang jelas di rambut hitam Meika, membuatnya tersenyum setipis mungkin.

"Kalau gitu aku masuk kelas dulu ya," Arsenio yang baru saja mengingat akan sesuatu, buru-buru menahan tas bewarna pink yang di pakai Meika sampai sang empu memundurkan langkahnya kembali karna tertahan.

"Ish kalau aku tercekik gimana?!" Omel Meika pada Arsenio yang juga tak mengubah ekspresinya.

"Kemarin Bu Fira nyuruh lo buat nemuin dia," Ucap Arsenio.

Meika mengernyit bingung. "Kenapa aku harus temuin dia?" Tanyanya.

"Nilai lo dibawah KKM," Meika menghembuskan nafasnya gusar kala mendengar perkataan Arsenio.

Meika menggelengkan kepalanya. "Aku gak mau nemuin Bu Fira, biarin aja." Arsenio lantas menarik tangan Meika hingga gadis mungil itu terseret karna Arsenio membawanya ke ruang guru.

Meika memukul-mukuli tangan Arsenio yang masih juga menggenggam tangannya tanpa dosa. Tetapi hal itu sama sekali tak di hiraukan oleh Arsenio, membuatnya memilih mengalah dan mengikuti kemana cowok itu membawanya pergi.

Disinilah mereka berdua berada, Meika menundukkan kepalanya di depan Bu Fira dengan Arsenio yang setia berdiri di sampingnya.

Bu Fira menatap anak muridnya yang terus menunduk takut. Kenapa? Padahal ia tak akan menggigit Meika.

"Meika, kenapa kamu menunduk seperti itu? Kamu takut sama saya? Saya tidak pernah menggigit kamu," Ucap Bu Fira.

Meika mendongak dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mei dengarkan saya, nilai-nilai kamu masih banyak sekali yang dibawah KKM. Guru mapel masing-masing selalu bilang kepada saya kalau nilai kamu paling kecil di kelas. Sekarang saya tanya sama kamu, apa usaha yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki nilai kamu?" Tanya Bu Fira. Sedangkan yang di tanya hanya geleng-geleng kepala tanda tidak tahu.

"Kamu tidak mau kan terus-terusan seperti ini? Papah kamu juga selalu menanyakan hasil ulangan kamu kepada saya," Lanjutnya.

Meika merapihkan poninya yang menutupi mata. Cewek itu mengepal erat tali tasnya. "Mei gak tau Bu harus gimana," Meika menunduk kembali dengan raut wajah sedih.

MEIKA [COMPLETED]Where stories live. Discover now