☁Sembilan Belas☁

363 33 7
                                    

Di sebuah ruang rawat inap itu terdengar suara tangis yang begitu menyayat hati. Bagaimana tidak, Adka tidak berhenti menangis bahkan sampai dirinya sesenggukan dan merasa sesak di dada.

Namun ia tak punya niatan untuk berhenti menangis, terus meracau kan nama sang pujaan hati dalam lirihan, terdengar seperti bisikan karena suaranya sudah hampir habis.

"Karla..hiks...a..aayo bangu..bangun.."

Sudah 5 hari sejak kecelakaan itu Karla tidak pernah terbangun dari tidur nyenyak nya. Bahkan Adka tidak makan 2 hari ini hanya untuk menemani Karla di kamar inap nya.

Beruntungnya, kecelakaan itu hanya membuat Karla tidak sadarkan diri cukup lama, luka nya pun tidak terlalu parah. Hanya benturan di bagian kepala dan dahi, lalu luka di lengan kanan akibat terkena pecahan kaca.

Kedua bahu lebar namun terlihat rapuh milik Adka masih bergetar, dari pagi dia tidak bisa berhenti menangis tatkala saat bangun tidur dia masih melihat Karla-nya belum membuka matanya juga.

Adka rindu. Rindu sekali.

"Karla ayo bangun...nan..nanti Adka beli...hiks in ice cream yang banyak..."

"Kalo nda bangun...ice cream nya...nda ja, jadi...biar buat A..Adka aja.."

"Sekarang lagi viral mixue...hiks nanti...kita beli yah? Udah ada label halal kok..karla...nda perlu khawatir takut pindah agama gara-gara mixue belum di cap halal...hiks ayo banguuunn, Adka kangen..."

Pemuda itu terus saja mengoceh, tanpa mengkhawatirkan suaranya yang semakin habis.

Adka tidak mau Karla merasa kesepian, jadi Adka mengajak Karla mengobrol walaupun dia tidak mendapat balasan apapun dari gadis itu. Tak apa, Adka akan membuat Karla bangun untuknya.

"Bangun dong! Karla lama bobok nya! Ayo banguun..hiks!"

Cowok itu menidurkan kepalanya di lipatan tangan dengan putus asa. Dia tidak tahu harus melakukan apalagi selain terus berdoa dan tak berhenti mengajak Karla mengobrol.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk membuat Adka menoleh ke arah pintu kamar rawat inap milik Karla. Lantas melihat Mama Karla tengah berjalan menghampiri dengan senyuman lembutnya.

Adka segera menghapus air matanya. Lalu menatap Maya-Mama Karla dengan senyuman paksa yang terlihat sendu.

"Adka? Udah makan belum?"

Adka menggeleng pelan, dia menatap Karla yang masih betah memejamkan matanya. Hati nya tiba-tiba merasa teriris.

"Kalo sarapan?"

"Belum, tante..."

Maya mengelus bahu Adka lembut, berusaha menenangkan kekasih dari putrinya yang masih enggan membuka mata sejak kecelakaan itu.

"Kenapa belum sarapan? Ini udah mau sore loh. Makan dulu ya? Biar Karla mama yang jagain."

Gelengan pelan Adka berikan. Dia menggapai telapak tangan Karla yang menggenggamnya. "Adka mau nemenin Karla aja, tante. Nanti kalo Karla bangun, Adka mau jadi yang pertama yang Karla lihat."

Wanita paruh baya itu seketika tersenyum miris. Sedih sekaligus terharu melihat bagaimana Adka sangat menyayangi putrinya sampai-sampai berkata penuh tulus seperti itu.

"Tapi Adka harus makan dulu, nanti ikutan sakit. Kalo Adka sakit, nanti Karla nya sedih loh."

Cowok itu menunduk. Menatap tangan kecil Karla di atas telapak tangan besarnya. Dia tidak mau Karla sedih.

"Yaudah, Adka makan dulu yah."

Maya tersenyum dan mengangguk.

Sebelum pergi, Adka mendekati Karla dan mengucapkan kata-kata nya di telinga Karla dan mengecup dahi sang puan.

"Cepet bangun ya Karla, Adka mau makan dulu, nanti kesini lagi nemenin Karlaa."

.....

"Adka? Eh bener Adka kan?"

Adka menoleh saat mendengar namanya di panggil. Melihat perempuan yang cukup imut dengan pakaian serba pink nya mendekati dirinya dengan senyuman manis merekah indah.

"Lohh, beneran Adka!"

Kernyitan di dahi tercipta. Adka menatap lama perempuan di depannya, untuk mengingat siapa dia. Tetapi sampai dia berusaha keras pun, Adka tak tahu siapa perempuan ini.

"Halo, kenalin aku Lona, kamu Adka kan?"

Adka menatap uluran tangan didepannya, lantas membalasnya. "Iya." Bibirnya melukis senyum tipis.

Sementara tangan mereka masih bertaut, perempuan yang mengaku bernama Lona itu menatap Adka dengan binar yang tak Adka mengerti, dan senyuman yang cukup manis di bibir mungilnya.

Merasa tautan tangan mereka terlalu lama, Adka menariknya dan tersenyum tipis merasa tak nyaman.

Perempuan ini seperti psikopat, tersenyum aneh sekali. Adka takut.

"Kamu mau kemana?" Gadis itu bertanya lagi, masih dengan senyuman lebarnya yang menurut Adka menyeramkan.

"Sarapan."

"Hah?" Lona sedikit melotot. Matanya menatap langit di luar rumah sakit, lantas tertawa kencang sekali sok imut. "Ini udah sore, masa sarapan? Kamu emangnya belum makan dari pagi?"

"Belum." Adka menjawab singkat saja. Soalnya kata Mama, kalo sama orang yang gak di kenal itu jangan terlalu akrab dulu, takutnya itu bukan orang baik-baik. Walaupun gadis bernama Lona ini cukup imut seperti loli jepang, tapi menurut Adka Lona ini seperti penjahat.

Habisnya, senyumnya aneh, terlalu lebar padahal bibirnya kecil. Si Lona Lona ini kayak sengaja banget bikin senyum selebar mungkin di bibir kecilnya, dikira manis kali, itu malah menyeramkan.

Kayak badut.

Eh salah. Joker maksudnya.

Lona mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, lalu menatap Adka lagi yang sudah hampir berjalan pergi. "Eh Adka, mau makan bareng? Kebetulan aku juga belum makan siang."

Sebenarnya dia sudah, tapi karena ingin mendekati Adka dia jadi berpura-pura belum makan saja. Lumayan, bisa makan bersama untuk membuat tali ikatan semakin erat.

Tali apa?

Bacot banget mbak. Bilang aja mau caper.

Adka menatap lama Lona dengan wajah datarnya. Sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan ajakan gadis itu.

Kalau makan bareng doang tidak apa-apa, asal bukan tidur bareng saja.

Lona terlihat girang, karena terlalu kesenangan dia tanpa sadar menggandeng dan bergelayut manja di lengan Adka. Adka tentu saja kaget, dengan gerak refleks dia menyentak lengannya dari Lona.

"Adka, kok kamu jahat sih?" Lona sedikit mencebik kesal karena merasa di tolak.

"Jalan aja, jangan pegang-pegang, aku alergi gandengan soalnya."

Pfft.

Ada-ada saja alasannya.

Lona tampak mengangguk mengerti. Walaupun dia merasa aneh, sebab baru mendengar, tapi tak apa, yang penting makan bersama, iya kan?





WKWKKWWKWKKW

Adka Is BABY [FemDom]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora