☁Sembilan☁

960 96 1
                                    

Ini chapter teraneh menurutku (ू•ᴗ•ू❁)

HAPPY READING

"Hiks.. hiks.."

"Udah ah jangan nangis, katanya kuat gimana sih." Karla mencibir sambil terus mengelusi punggung Adka yang sedang duduk di pangkuannya.

Padahal tadi cowok itu sendiri yang bilang gak bakal nangis kalo ayunan nya di kencengin, tapi buktinya? Udah hampir dua jam Adka masih terus terisak. Kedua kaki Karla sampai kesemutan karena daritadi terus tertekuk.

"Tapi kan... ini tuh sakit pakai banget.. Karla kekencengan dorong nya, aku kan belum ada persiapan! Hiks.."

Karla memutar bola matanya malas, tapi iya juga, perkataan Adka ada benarnya.

Dirinya mendorong ayunan itu tiba-tiba tanpa menunggu Adka siap, bukan?

Otomatis ini salahnya juga.

Salah mereka berdua tepatnya.

"Iya iyaa, maaf. Gak mau turun? Kaki aku pegel." Gelengan pelan yang ia rasakan di ceruk lehernya membuat Karla menghela napas pelan.

Gadis itu kembali menepuk-nepuk punggung lebar Adka yang bergetar ringan, apa air matanya punya cadangan yang sangat banyak sampai tak habis-habis? Karla tak tahu.

Tapi mungkin iya.

"Mau mam? Perutnya pasti laper, kan?"

Gelengan kembali ia dapatkan. Namun Karla tak putus asa untuk membujuk Adka agar turun sebentar dari pahanya yang sudah sangat kebas.

"Kalo susu? Aku baru beli kemaren, rasa strob-"

"Enggaaakk... gak mauuu~"

Rengekan kesal itu membuat Karla kembali menghela napasnya lelah. Membujuk Adka yang sedang dalam keadaan seperti ini memang sangat susah.

Bahkan makanan atau minuman kesukaannya saja sampai ditolak.

"Tapi turun dulu sebentarrrr aja ya? Kaki aku bener-bener kebas."

Menunggu beberapa saat, akhirnya Adka menurut. Dia turun dari pangkuan Karla lalu pindah ke karpet bulu yang ada di sana.

"Haahh... kaki akuuu akhirnyaaa..." Karla meluruskan kedua kakinya dengan susah payah, lalu memijit nya perlahan.

Sensasi kebas dan ngilu di kakinya lalu dipijit seperti ini membuat Karla sedikit meringis. Disentuh sedikit saja ngilu nya sudah terasa, apalagi dipijit? Sangat menyiksa.

Adka yang melihat itu meluyukan alisnya. Dia beringsut mendekat kepada Karla lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh kaki Karla.

"Eh! Mau apa?!"

Tangannya yang sedikit lagi hampir menyentuh kaki Karla harus berhenti. Adka kembali menjauhkan tangannya dan saling memilin dengan tangan satunya.

"Maaf.."

"Hmm. Gak apa-apa."

"Tapi ini sakit ya?"

"Sakit."

"Maaf hiks.."

Karla berdecak saat Adka kembali menangis. Kakinya sudah membaik, Karla menarik tubuh cowok itu untuk kembali dipeluk nya.

"Sstt, gak apa-apa, udah gak sakit kok."

"Katanya sakit... hiks."

"Bercanda."

"Jadi beneran gak mau susu? Buat aku aja kalo gitu."

Adka Is BABY [FemDom]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz