☁Dua☁

2.6K 204 18
                                    

Happy Reading🐣

Keesokan harinya kedua pasangan itu sedang berada di kantin kampus. Duduk semeja hanya berdua saja. Lagian, lelaki itu tidak mau ada pengganggu saat keduanya sedang bermesraan walaupun itu adalah teman atau saudara dari keluarganya sendiri.

Karla tersenyum sembari menyesap minuman es teh miliknya, menatap Adka yang makan dengan lahap. Bahkan, lelaki itu sudah nambah siomay nya dua kali. Tadi pagi hanya makan sehelai roti selai kacang katanya.

Lagian, siapa suruh gak sarapan nasi? Karla ingin marah, tapi kelakuan lelaki itu terlalu membuatnya gemas dan tak tahan untuk mencubit ginjalnya. Hehe.

"Haahhh... Kenyang." Adka menyusut bibirnya yang terkena bumbu siomay. Kemudian meminum es teh dinginnya hingga setengah.

"Udah? Kenyang makannya? Saking lapernya ya, sampe aku dicuekin gini? Gunanya aku disini, cuma buat nontonin kamu makan ya ternyata." Nada nya dibuat kesal dan marah. Sengaja, Karla hari ini sangat ingin melihat wajah sedih pacarnya.

Ngidam? Tidak mungkin lah. Dia saja masih suci, yaaa walaupun bibir nya sudah tidak suci lagi karena terlalu sering mencium Adka.

Wajar kan mencium pacar? Wajar lah. Terserah Karla dong.

Lelaki itu menatap Karla dengan kebingungan. Ia lupa jika ada pacarnya disini. Dirinya bahkan sampai mengacuhkan perempuan itu. "Karla... "

Mari kita lancarkan rencana ini. Perempuan itu mendengus kesal dan berdiri dengan kasar hingga kursinya terjengkang ke belakang. Suara kursi yang jatuh membuat semua orang disana menoleh ke sudut kantin dan menatap keduanya bingung.

Lagi-lagi perempuan itu mendengus kesal. Sudah tidak ia perdulikan tatapan semua orang. "Dah lah!" Dia berbalik dan menghentakkan kaki kanannya sekali kemudian pergi dari sana. Membuat Adka menatapnya dengan rasa bersalah dan mata berkaca-kaca.

Sebenarnya Karla gak kesel kok apalagi bosen nungguin Adka selesai makan. Dia malah menikmatinya karena dapat melihat wajah belepotan lelaki itu. Namun, ia ingin melihat tatapan sedih dan amburadul milik Adka saat menangis. Menjahili nya sekali, tidak apa kan?

Sekali? Apa tidak salah?

"Karla! Karla, maafin aku! Karla, tunggu! Karla!"

Bahkan teriakan lelaki itu tak mampu menghentikan langkah lebar nya. Karla tebak, pasti Adka sudah mulai cemas dan siap mengeluarkan air matanya. Hihi, senangnya hati Karla dapat melihat wajah itu.

Gadis itu memang jahil sedari kecil. Namun saat beranjak dewasa dan dia masuk SMA, kelakuan jahil nya sudah sedikit memudar dan menjadi gadis dominan. Gadis itu tidak suka dimanjakan, ia suka memanjakan. Contoh korban karena kelakuan nya adalah Adka.

Lelaki yang masuk ke kehidupannya satu tahun belakangan. Membuat hidup gadis itu menjadi sedikit lebih berwarna seperti dulu. Kelakuan Adka yang menggemaskan juga sifat manjanya membuat Karla ingin selalu melihat tawa lelaki itu dan berusaha menjaganya.

Sewaktu SMA, sifat Karla berubah cuek dan sedikit tidak memperdulikan sekitar. Padahal, ternyata sewaktu dirinya SMA Adka berada di sekolah SMA di sebelah sekolahnya. Namun karena perempuan itu yang sedikit cuek, ia tidak pernah melihat bahkan tidak ingin menoleh saat setiap hari Adka selalu berdiri di depan sekolahnya menunggu di jemput untuk pulang.

Adka Is BABY [FemDom]Där berättelser lever. Upptäck nu