38. You really don't miss him?

Mulai dari awal
                                    

"Baiklah, anggap saja tragedi tadi tak pernah terjadi. Bagaimana, setuju?"

Nancy mendapatkan kembali senyumnya dan menyambut tangan Darrel. "Setuju!"

Darrel mengecup kening Nancy yang juga dibalas oleh Nancy kecupan dipipi. Darrel menjatuhkan pandangannya pada manik mata cokelat milik istrinya, memandangnya lamat seraya tersenyum. "Bagaimana jika kita jalan pagi sambil mencari sarapan?"

"Ide yang bagus," jawab Nancy menyetujui.

***

Setelah terbiasa menjadi istri dan belajar memasak, Nancy akhirnya mampu melayani suaminya dengan baik, seperti menyiapkan sarapan, baju untuk berangkat kerja, dan memastikan tak ada barang yang tertinggal.

Hari itu tidak ada yang aneh, semua berjalan normal seperti biasa. Sarapan, Darrel mengecup keningnya, dan berpamitan. Darrel hanya bilang dia akan pulang terlambat untuk kali ini. Darrel sebelumnya sudah berjanji untuk tidak mengambil lembur dan berencana merayakan satu tahun pernikahannya bersama Nancy yang bahkan sudah lewat dari tanggal seharusnya. Hal itulah yang awalnya membuat Nancy marah namun Darrel memastikan jika kali ini janjinya akan ia tepati. Membelikan Nancy pizza dan memakannya bersama seraya menonton film Netflix.

Nancy sangat tidak sabar dan bersemangat, ia melakukan pekerjaan rumah tangganya dengan lebih ceria sebelum berangkat bekerja. Mencuci pakaian, piring dan membersihkan rumah.

Nancy membawa mesin penyedot debunya dari satu ruangan ke ruangan lain dan terakhir adalah ruang kerja Darrel. Ruangan yang mana jarang Nancy masuki, bukan karena dilarang atau alasan lainnya hanya saja Nancy terlalu malas dan lagipula ruangan itu minim debu.

Nancy merapikan terlebih dahulu meja kerja Darrel yang cukup berantakan. Menata beberapa buku, menyempurnakan tata letak laptop yang kali ini tidak dibawa suaminya dan beberapa map.

Satu kertas ukuran 2R tiba-tiba meluncur dibalik map yang dirapikannya. Nancy dengan cepat mengambilnya untuk kembali memasukkannya ke tempat semula. Tidak sengaja melihat gambar yang tercetak, Nancy mengamatinya lamat-lamat.

Sam?

Di sana tercetak jelas wajah Samuel yang difoto secara candid disebuah acara yang sialnya Nancy merasa tidak asing dengan pemandangan acara itu. Itu adalah acara pernikahannya bersama Darrel. Layaknya sebongkah batu menindih dada hatinya begitu sesak, pasalnya ia tidak tahu-menahu jika Sam hadir di sana. Tapi untuk apa?

Dibukanya map di mana foto tersebut terselip. Nancy membuka dan melihatnya dengan hati-hati namun tak menemukan apapun lagi. Nancy menghela napas, ia duduk di kursi kerja Darrel sembari memijat keningnya pelan. Tidak lama ia menuju rak buku dan arsip, mencari buku daftar tamu yang hadir dipernikahannya. Dibacanya satu-persatu tamu yang hadir untuk mencari satu nama di sana. Namun Nancy tak juga menemukan apapun.

Tanpa ingin lebih penasaran lagi, Nancy tanpa pikir panjang memberanikan diri untuk menghubungi Darrel. Beruntungnya tidak perlu waktu lama pria itu menjawab panggilannya.

"Hai sayang, ada apa?"

"Sepertinya kau melupakan laptopmu."

"Kau masuk ke ruang kerjaku?"

Meski Nancy tidak dapat melihat ekspresi wajah suaminya, namun ia yakin jika pria itu tengah berusaha tetap tenang, hal itu jelas terdengar dari suaranya.

"Ya, dan... menemukan foto Dia." Nancy hampir saja tercekat. Cukup lama Darrel ridak menjawab namun juga tidak mematikan sambungan.

"Kau masih di sana?"

"Kupikir kau tidak mau membahasnya lagi."

"Aku hanya... entahlah."

"Aku mengundangnya."

Sweet Psycho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang