Api unggun

518 39 3
                                    

Halo Reaper, jangan lupa divomen

                             ****

"Cita - cita lo semua apa?" tanya Adit memulai pembicaraan, yang sedari tadi diam melihat api unggun. Bara dan Abimanyu sedang membahas persiapan bazar untuk besok, Evan sibuk dengan buku novelnya, dan jika bertanya Mario sedang apa. Ia sedang video call bersama pacarnya yang ke - 50, sungguh angka yang sangat banyak.

"Kalau gue mau jadi ultramen, soalnya diliat - liat seru bisa terbang," sambungnya membalas pertanyaan sendiri.

Mario yang tadi asik sendiri dengan pacarnya, tiba - tiba mematikan handphone dan menghampiri sahabatnya itu."Cita - cita lo kayak bocil TK, Dit!" Ia dengan segera duduk bersila di samping Adit.

"Emang lo nanti mau jadi paan?"

"Cita - cita gue, mau nikah sama satu cewek," balas Mario tersenyum lebar seperti membayangkan sesuatu yang sangat indah.

"HAHAHAHA," Adit langsung tertawa sampai guling - guling ke tanah. Perbincangan mereka berdua menarik perhatian Bara dan Abimanyu. Mereka berdua bangkit dari tempatnya, dan beralih duduk di dekat api unggun.

"Cita - cita lo apa Bar?" Adit kembali bertanya

"Kamu nanyeak?"

"Diem, gue nanya Bara bukan lo, buaya!"

"Gue cuma mau hidup bahagia sama Araya," ucap Bara

"Aduh kang bucin, Mar jadi pacar gue yok?" Adit merangkul Mario yang berada di samping kanannya.

Mario dengan cepat menepis rangkulan tersebut, "Gue straight ya bangke!" Matanya sedikit melotot membuat pria itu merinding ngeri.

"Gue mau punya budidaya KELINCI," celetuk Abimanyu penuh penekanan pada kata terakhir.

"Sampe segitunya lo suka sama kelinci bro," timpal Evan menaruh novelnya serta ikut bergabung.

"Nah, si kulkas gabung. Cita - cita lo naon?" tanya Mario kepo

"Gak ada," jawab Evan dengan sangat mudah.

"Kagak percaya gua, lo-," tiba - tiba saja salah satu anggota Blasters menghampiri mereka berlima di taman belakang markas.

"Bar, ada cewek yang nyari di luar," ujar Anton

Ketua Blasters tersebut langsung bangkit dari duduknya dan tanpa pamit pada yang lain, ia melenggang pergi begitu saja. Di depan sudah terpampang sosok gadis cantik membawa tas kecil, gadis tersebut adalah Araya. Karena kecantikannya, Bara membayangkan gadis tersebut memakai dress dan ia memakai jas hitam, seperti pangeran yang akan menikahi putri raja.

Araya yang melihat pasangannya tersenyum - senyum sendiri langsung berteriak, membuat penghuni markas keluar tidak terkecuali juga keempat inti Blasters.

"CEPET, SEMUA BARIS MEMBENTUK FORMASI!" teriak Abi terhadap seluruh anggota Blasters yang ada disana, dalam sekejap mata sudah terbentuk formasi pertahanan.

Bara terbangun dari lamunannya, ia terkejut melihat seluruh anggota mengelilingi dirinya dan Araya.

"Kalian semua ngapain?" Pria yang bermarga Sebastian itu, merasa bingung apa yang dilakukan oleh semua anggota kepadanya.

"Tadi kami semua, mendengar cewek ini teriak. Jadi dengan cepat kami semua membentuk formasi pertahanan," balas salah satu anggota dengan sorot mata mengarah ke Araya

"Gue kira lo tadi lagi kesambet setan. Soalnya senyum - senyum sendiri," Araya tersenyum memperlihatkan gigi sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.

Seluruh anggota disana tertawa ngakak karena ulah Araya tersebut, lalu kembali masuk ke dalam markas. Jikalau kalian tau, markas Blasters adalah markas paling besar yang berada di daerah tersebut. Memiliki luas 16.000 hektare, di dalamnya terdiri atas 300 kamar, 20 toilet, lapangan, tempat parkir, area fitness. Ada satu pusat ruangan yang berada paling tengah dengan lambang serigala di atasnya, di ruangan tersebut bisa menampung sampai 200-300 orang.

"Cakep - cakep bloon," sindir Adit sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok

"Sebelas dua belas sama lo," balas Mario

"Kok gua disamain sama si Mak Lampir, anjing!" sahut Adit mengarahkan telunjuknya ke arah gadis itu

"Lo bilang apa? Mak Lampir?" timpal Araya memastikan bahwa apa yang ia dengarkan tidak salah

"Ehh, maksud gua princess Araya."

Wajah Araya yang tadi terlihat marah, mulai padam."Gua gaplok pakai panci pink, mampus lo!"

"Gua request panci gosong, biar sekalian itu mukak nambah burik." Evan melemparkan sesuatu kepada Araya, dan ternyata ohh ternyata benda tersebut adalah panci gosong. Senyum smirk muncul dari wajah gadis tersebut.

"JANGAN LARI LO, SAMSUDIN," teriaknya dengan kencang sambil mengejar Adit ke dalam markas. Lalu keempat inti Blasters yang melihatnya tertawa geli akan tingkah laku muda - mudi tersebut.

Drtttttttt

0857 45** ****
Cewek lo cantik juga, kalo lagi marah. Gue rebut boleh?
19.30































Next 👇

Bara Sebastian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang