Malmingan

723 50 2
                                    

Halo Reaper kesayangan

Jangan lupa follow my akun Instagram ya❤️

                             ****

Malam minggu adalah malam dimana pasangan muda - mudi akan pergi ke luar bersama. Hal itu juga terjadi kepada Araya dan Bara, tadi siang setelah acara peluk - pelukan selesai. Mareka dapat kembali baikan, dan Araya juga memberitahukan apa yang menyebabkan dirinya tiba - tiba marah tidak jelas. Seketika Bara yang mendengar pernyataan ceweknya itu, tertawa geli. Sebab, baru pertama kali ada cewek yang tidak mau mengakui hubungannya dengan seseorang, apalagi dia adalah seorang wakil ketua osis. Siapa yang enggak mau punya pasangan yang terkenal di sekolah?

Jarum jam sudah berada tepat di angka 7, ini menjadi pertanda Araya sudah siap untuk pergi keluar bersama Bara. Namun, ia baru ingat untuk memberitahukan pada kakaknya.

"Duh, gue lupa lagi minta izin sama bang Alex. Dia bakal ngasi atau gak ya?" batinnya. Dengan segera Araya beranjak dari tempat duduk, yang dari tadi sibuk merias rambutnya. Ia hanya sibuk merias rambut, bukan wajahnya. Di mata gadis tersebut, rambut adalah mahkota baginya. Jika wajah yang cantik, namun rambut yang ambur - adur, itu sama saja jelek.

Setelah Araya merasa bahwa penampilan rambutnya sudah bagus, ia segera bergegas menuju kamar milik Alex. Dan mendapati kakak kesayangannya sedang berada di depan layar leptop, dengan tangan yang sibuk mengetik di keyboard. Penuh keberanian serta percaya diri, Araya memajukan kakinya menuju tempat dimana kakaknya duduk.

"Bang?" ucapnya pelan, dibalas tolehan Alex namun mata serta tangannya tidak dapat terlepas dari leptop.

"Anu, itu." ucap Araya kembali dan sedikit gugup. Mata Alex yang tadi mengarah ke arah leptop, langsung berubah mengarah ke adiknya.

"Mau ngapain?" tanya Alex sembari menutup leptop miliknya, kemudian kembali fokus terhadap perbicangan saat ini.

"Araya izin buat keluar sama Bara, boleh?" pintanya dengan raut memelas

"Mau kemana, buat apa, sama siapa aja?" lontaran pertanyaan yang berjumlah tiga itu terkesan panjang untuk Araya, sikap kakaknya memang tidak pernah berubah dari dulu. Kemanapun Araya pergi pasti dia selalu cerewet, namanya saja sayang. Apalagi ia hanya adik satu - satunya, Alex tidak ingin kalau Araya terkena masalah di luar sana. Ia takut kejadian orang tua mereka, terjadi kepada bocil kesayangannya.

Araya menarik nafas pelan lalu tersenyum kecil, "Araya mau ke kafe, buat makan bareng sama Bara aja."

"Berdua aja? Gak sama temen - temen yang lain?" tanya Alex dengan nada sedikit mengintrogasi.

"Namanya aja malmingan berdua, makanya nyari cewek biar gak kudet amat hidup lo bang!"

"Cewek mah banyak yang deketin gua, tapi gua nya mau fokus ngurus sekolah ama pembelajaran." ucap Alex sedikit sombong

"Kalau banyak yang deketin, buktinya mana?" Alex langsung to the point, ia memberikan beranda chatnya pada Araya. Disana sudah berjejer nama - nama gadis yang bisa dibilang sangat keren, dan terlihat dari segi foto profil mereka super duper cakep mengalahkan dirinya sendiri.

"Insecure gue." gumam Araya sambil menscrol sampai bawah, dihitung - hitung jumlahnya ada 100 buah chat.

"Banyak amat, kagak ngeleg tu WhatsApp bang?"

"Hp gua kan mahal kagak kayak lo, kentang." sindir Alex

"Matamu kentang, noh makan aja tuh kentang rebus!" tunjuk Araya ke piring yang berisi 10 kentang rebus, di atas meja belajar kakaknya. Kalau mau tau, kentang rebus adalah makanan favorit Alex. Sehari tidak memakannya, hidup terasa ada yang kurang.

Tanpa basa - basi, Araya melangkahkan kaki keluar dari kamar lelaki yang menyebalkan itu. Ia tidak peduli apakah kakaknya memberikan izin atau tidak, Araya sudah nampak sangat kesal. Karena si Yoyo kesayangannya sudah dihina, [Yoyo : nama hp milik Araya]. Di benak kalian, mengapa ada orang yang menamai handphone dengan nama yang terkesan aneh? Sesungguhnya itu bukan nama aneh, karena Araya yang sedari dulu sangat suka dengan lagu milik Via Vallen yang berjudul "Meraih Bintang" dalam lirik nya terdapat kalimat "Yo yo ayo" dari sanalah timbul ide untuk menamai handphone dengan nama yoyo.

Rasa kesal telah membuat ia lupa bahwa Bara menanti dirinya di depan perkarangan rumah, bak pangeran yang menunggu kedatangan putrinya. Bara sudah 30 menit lalu berada di sana, sampai - sampai rasa bosan serta kantuk melanda tubuh pria tersebut.

"Ini bocah satu, dandannye lama amat dah." ucapnya sambil mencabut dedaunan yang ada disampingnya, karena sedari tadi Araya belum juga keluar dari goanya.

"WOY, lo ngapain nyabut daun tanaman kesayangan gue sih!" Araya yang dari tadi mengomel tidak jelas, langsung merasakan darahnya full naik ke otak, dalam sekejap wajahnya berwarna merah padam seperti tomat. Ia langsung melepaskan sandal yang bermerek swalo itu, dan langsung melemparkannya ke arah Bara.

Sepertinya hari ini adalah hari yang naas bagi Bara, bukannya dikasi pelukan atau gak ya ciuman, biar romantis kayak pasangan lain ini malah dikasi sendal. Mana lagi sendalnya tepat mendarat di bagian masa depan, ini namanya sudah jatuh tertimpa sendal pula.

"Tahan Bar, tahan. Lo jangan teriak disini!" gumamnya dalam hati, ia sekuat tenaga menahan rasa sakit di bagian bawah, ia tetap cool walaupun sakitnya bener - bener nampol. Dan yang paling bikin sakit lagi, Araya bukannya nolongin tapi gadis itu justru lebih peduli sama tanaman kebanding pacar sendiri.

"Taneman boleh dibeli, ini masa depan gue beli dimana lagi anjer?"

"Di rumah sakit, terus operasi." ucap Araya santai

"Gampang bener mulut lo, operasi. Kalau gue mati gimana?"

"Ya, lo juga sih. Taneman diem - diem lo rusak, mana ini tanaman kesayangan gue tao!"

"Lo yang dandannya lama, gue kan jadi gabut." balas Bara membela diri

"Sapa juga yang dandan lama, gue tadi lagi minta ijin sama Bang Alex. Lo kalau gabut gila juga, masa tanaman dirusak."

"Gila karena cinta sama lo!"

"Idih, siapa suruh demen sama gue?" Araya melihat Bara yang sedang menahan sakit yang begitu luar biasa, langsung mengucapkan kata maaf.

"Maaf gara - gara gue, lo jadi kesakitan gini."

"Sakit dikit, ini belum sebanding sama pukulan keras dari musuh."

Bugh

"Anjing!"

"Lo kenapa mukul gue, markonah?"

"Katanya belum sebanding sama pukulan musuh, jadi gue tambahin lagi biar sebanding." ucap Araya sambil tersenyum manis penuh kelicikan.

"Ya tuhan, kuatkan hamba bersanding dengan hambamu yang gila ini." batin yang sedikit meringis































Definisi tertekan sesungguhnya wkwk

Jangan lupa vomennya

See you sayang ❤️

Bara Sebastian [END]Where stories live. Discover now